13 c. Pada buku pegangan guru terdapat keterkaitan setiap sifat-sifat cahaya
dengan peristiwa sehari-hari, sedangkan pada buku pegangan siswa tidak dicantumkan.
d. Pada buku pegangan guru terdapat bagian “mendampingi siswa berkarya” pada setiap contoh alat yang menggunakan sifat-sifat cahaya, sedangkan pada
buku pegangan siswa tidak dicantumkan. Bagian tersebut dapat digunakan sebagai referensi guru saat memandu siswa membuat alat yang
memanfaatkan sifat-sifat cahaya atau dapat pula digunakan untuk mengembangkan LKS Lembar Kerja Siswa.
H. Keunggulan Produk yang Dikembangkan
KIT IPA Cahaya yang dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan dapat melengkapi KIT yang telah didistribusikan pemerintah di sekolah. Untuk dapat
melengkapi KIT yang ada, tentu KIT IPA Cahaya yang dikembangkan peneliti harus berbeda dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan KIT yang
diproduksi sebelumnya. Berikut akan dijelaskan keunggulan KIT IPA Cahaya dibandingkan dengan KIT cahaya yang telah ada.
1. Media KIT IPA Cahaya ini dikembangkan sesuai kebutuhan dan materi di
kelas 5 SDN Rejowinangun 1 sehingga dapat menghindari ketidaktepatan mismatch dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Alat yang tersedia lengkap, multifungsi dan penggunaannya lebih praktis.
KIT IPA Cahaya dapat digunakan untuk mengajarkan pokok bahasan cahaya secara utuh karena alat di dalamnya lengkap. KIT IPA Cahaya ini dikatakan
14 multifungsi karena tidak hanya dapat digunakan untuk melakukan percobaan
tetapi juga dilengkapi contoh benda yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Guru dapat menggunakan benda tersebut untuk demonstrasi di depan kelas.
Selain itu, KIT IPA Cahaya dapat dikatakan lebih praktis karena terdapat kotak percobaan yang dapat dijadikan tempat melangsungkan empat
percobaan sekaligus. Pada kotak percobaan tersebut terdapat lampu dengan tombol onoff sehingga gurusiswa tidak perlu merangkai lampu dengan
saklar dan kabel secara manual. Selain itu, konsep percobaan cahaya merambat lurus, menembus benda bening, dan pemantulan cahaya didesain
dengan menggunakan sekat-sekat sehingga dalam melakukan tiga percobaan tersebut gurusiswa hanya perlu mengganti sekat yang ditancapkan dalam
kotak percobaan saja. Percobaan cahaya terdiri dari beberapa warna juga dapat dilakukan dengan kotak percobaan tersebut yaitu dengan memutar
papan cakram pada dinamo di bagian alas kotak percobaan. 3.
Desain yang sederhana dan kokoh. KIT IPA Cahaya didesain secara sederhana sehingga tidak mempersulit siswa maupun guru untuk
menggunakannya. Bahan untuk membuat KIT IPA juga tahan lama kokoh sehingga dapat digunakan berkali-kali.
4. Mudah dibawa dan dipindahkan. Hal tersebut dikarenakan alat-alat dalam
KIT IPA Cahaya ini disusun sedemikan rupa dalam satu kotak yang tidak terlalu besar dan cukup ringan untuk dipindahkan.
5. Mudah diduplikasi. Jika suatu alat dalam KIT IPA Cahaya rusak atau hilang,
maka guru dapat menduplikasi alat tersebut karena bahan yang digunakan
15 dalam pembuatan KIT tidak sulit untuk ditemukan di lingkungan sekitar.
Bahan yang diguanakan dalam pembuatan KIT diantaranya adalah impraboard, peralon, cermin, kaca, dan lain sebagainya. Bahan tersebut juga
cukup terjangkau untuk dibeli.
16
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian tentang Media Pembelajaran 1.
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Sadiman dkk., 2009:
6. Ada beberapa definisi tentang media pendidikan atau media pembelajaran. Rossi dan Breidly Sanjaya, 2012: 163 mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Gerlach dan Ely Arsyad, 2011: 3 media secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Berdasarkan pendapat Gerlach dan Ely tersebut, guru, buku teks, dan lingkungan merupakan media.
Ahli lain yang juga mengemukakan definisi tentang media adalah Gagne Sadiman dkk., 2009: 6 yang menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Gagne dan Brigs Arsyad, 2011: 4 secara implisit menyatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Association of Education and Communication Technology AECT memberi batasan tentang media sebagai