Kondisi Perikanan dan Kelautan

10 20 30 40 50 43,33 20 16,67 20 berasal dari Lampung dapat menjelaskan bahwa masyarakat asli lampung lebih memilih profesi lainnya daripada sebagai pengolah ikan teri. Sebaran asal daerah responden tersaji pada Gambar 16. Gambar 16. Sebaran Daerah Asal Responden Sumber : Hasil Analisis Data 2013 5.5.2 Pendidikan Berdasarkan hasil analisis dari 30 responden pengolah ikan teri di Pulau Pasaran, sebesar 73,3 rata-rata tingkat pendidikan pengolah adalah tamatan Sekolah Dasar SD. Sebesar 16,67 pengolah adalah tamatan Sekolah Menengah Atas SMA, dan sebesar 10 adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama SMP. Tingkat pendidikan ini cukup berpengaruh pada saat penerapan teknologi baru pengolahan ikan kering. Masyarakat dengan tingkat pendidikan selain SD relatif lebih mudah dalam menyerap informasi pada setiap pelatihan. Pengolah yang rata-rata berpendidikan Sekolah Dasar biasanya mengandalkan pengalaman dalam mengelola usaha ikan kering. Sebaran tingkat pendidikan responden tersaji pada Gambar 17. SMA 17 SMP 10 SD 73 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 Kapal Menyewa Tidak ada 83,3 6,7 10,0 Gambar 17. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden Sumber : Hasil Analisis Data 2013

5.5.3 Ketersediaan Armada Kapal

Sebesar 83,3 pengolah memiliki kapal untuk membeli ikan di nelayan bagan. Kapal ini biasanya berukuran 8 – 10 GT. Sebesar 6,7 pengolah yang tidak memiliki kapal tetapi memiliki modal cukup biasanya menyewa kapal untuk tetap mendapatkan ikan segar. Harga sewa kapal berkisar antara Rp300.000 – Rp450.000 yang dibayarkan setiap kali pergi ke laut. Sebesar 10 pengolah yang tidak memiliki modal untuk menyewa kapal, biasanya membeli bahan baku ikan di dermaga dari pengolah ikan teri lainnya yang memiliki kapal. Data responden secara lengkap tersaji pada Lampiran 2. Gambar 18. Sebaran Armada Kapal Pengolah Ikan Sumber: Hasil Analisis Data 2013

5.6 Karakteristik Pasar

Karakteristik pasar olahan ikan teri Pulau Pasaran adalah pasar lokal dan nasional. Pasar lokal adalah saluran penjualan dalam skala kecil untuk kebutuhan terbatas. Pasar lokal yang menjadi target adalah pasar induk di pusat kota maupun pasar tradisional di seluruh wilayah Kecamatan Teluk Betung. Komoditas yang dijual terbatas pada ikan yang berkualitas baik, sedangkan kualitas premium dijual ke pasar nasional. Hal ini dikarenakan pasar dan konsumen lokal belum bisa menjangkau harga ikan teri kering tersebut. Pasar nasional adalah saluran penjualan skala besar dengan struktur pasar yang mendekati persaingan sempurna. Mekanisme harga produk yang ditentukan oleh pasar menjadi permasalahan tersendiri bagi pengolah ikan teri di Pulau Pasaran. 5.6.1 Komponen Harga Pasar Komponen harga setiap jenis ikan teri adalah berbeda. Harga bahan baku ikan teri basah ditentukan oleh nelayan bagan. Posisi tawar pengolah sangat rendah karena tingkat ketergantungan pengolah terhadap bahan baku ikan teri sangat tinggi. Bahan baku ikan dibeli dengan ukuran keranjang cekeng berukuran 20 kg. Rata-rata dalam sekali siklus produksi pengolah bisa membeli hingga 72 cekeng yang setara dengan 1,4 ton ikan teri basah. Setelah bahan baku ikan diolah, satu cekeng ukuran 20 kg akan menjadi sekitar 7 kg olahan ikan teri kering. Tabel 16 menyajikan kisaran harga bahan baku ikan teri pada saat kondisi normal. Tabel 16. Kisaran Harga Bahan Baku Ikan Teri Jenis Ikan Teri Harga Rp20 kg Teri Nasi 400.000 Teri Nilon Buntio 300.000 Teri Jengki 200.000 Sumber : Hasil Analisis Data 2013 Harga jual ikan teri kering ditentukan oleh pedagang intermediasi pengumpul. Posisi tawar pengolah juga rendah saat menentukan harga jual ikan kering. Rata-rata pedagang intermediasi adalah pemilik modal yang membiayai pengolah ikan kering dengan sistem transaksi tunai dan semi konsiyasi. Transaski tunai dilakukan pada sistem penjualan di pasar lokal maupun pengumpul di Jakarta. Sistem semi konsinyasi adalah permodalan dengan membayar produk di muka dengan kisaran 50-70, pelunasan pembayaran dilakukan setelah produk terjual dan pembayaran diberikan pada penjualan berikutnya Bank Indonesia Provinsi Lampung 2010. Sistem inilah yang membentuk struktur harga pasar ikan teri kering oleh pedagang pengumpul yang memiliki kewenangan. Harga jual maksimum ikan teri kering tersaji pada Tabel 17. Tabel 17. Harga Jual Ikan Teri Kering Jenis Ikan Teri Harga Rpkg Teri Nasi 65.000 Teri Nilon Buntio 50.000 Teri Jengki 30.000 Sumber : Hasil Analisis Data 2013 Berdasarkan hasil identifikasi harga diatas, ikan teri nasi memiliki harga yang paling tinggi. Ikan teri jenis ini menghadapi pangsa pasar kelas menengah ke atas. Ikan teri jengki yang ukurannya lebih besar adalah jenis ikan yang memiliki harga jual terendah. Ikan teri ini menghadapi pangsa pasar kelas menengah ke bawah karena harganya yang terjangkau dengan kualitas yang cukup baik.

5.6.2 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran ikan teri kering Pulau Pasaran terbagi menjadi dua macam, yaitu Jakarta dan Lokal. Data menunjukkan bahwa proporsi produk ikan kering yang dipasarkan ke Jakarta sebesar 76,47 atau 15.084 kgsiklus produksi, sedangkan proporsi produk yang dijual di Pasar lokal sebanyak 23,53 atau 4.641 kgsiklus produksi Bank Indonesia Provinsi Lampung 2010. Pemasaran hasil olahan ikan teri kering terbagi menjadi 4 tipe, yaitu : a. Tipe I, yaitu hasil olahan langsung dikirimkan ke Jakarta dengan melampirkan nota yang berisikan modal awal dan bobot yang dikirimkan melalui paket pengiriman untuk dikumpulkan di gudang. b. Tipe II, yaitu pengolah ikan teri kering menitipkan produk kepada pengolah lain yang menjalankan skema pemasaran tipe I. Pihak yang menitipkan akan mendapatkan marjin dari hasil penjualan ikan yang dibayarkan langsung oleh pihak pertama. Biasanya skema ini berlaku pada pengolah yang masih memiliki hubungan kerabat.