Hubungan Antar Aktor Analisis Kebijakan Ekonomi Kelembagaan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Ikan Teri di Pulau Pasaran Kota Bandar Lampung

diserap mencapai 15 orang dalam satu unit usaha pengolahan dengan kisaran upah Rp10.000 – 35.000. Perbedaan upah tenaga kerja tersebut berdasarkan rata-rata jam kerja penyortir. Rata-rata upah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh pengolah Rp1.036.500. e. Konsumsi Biaya konsumsi dikeluarkan pada saat di laut dan di darat. Pengolah yang pergi membeli ikan di laut membawa perbekalan untuk tenaga kerja selama proses pengolahan hingga pendaratan di Pulau Pasaran. Tenaga kerja di darat juga mendapatkan konsumsi berupa makan siang dan makanan ringan. Rata-rata biaya konsumsi yang dikeluarkan pengolah adalah Rp171.000. f. Peralatan Komponen biaya perakatan adalah pembelian kardus, lakban, plastik ukuran 20 kg, dan tali rafia. Kardus yang digunakan adalah kardus khusus ikan teri Pulau Pasaran dengan harga per dus Rp 6.500. Rata-rata biaya peralatan yang dikeluarkan oleh pengolah adalah Rp151.279. Berdasarkan hasil kalkulasi rata-rata pengeluaran pengolah, total biaya variabel yang dikeluarkan dalam sebulan dengan asumsi semua pengolah melakukan produksi selama 22 hari dan ketersediaan bahan baku ikan dalam kondisi normal adalah Rp359.623.150 per bulan atau Rp4.315.477.804 per tahun. Total penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel pengolah ikan teri selama satu tahun adalah sebesar Rp 4.337.227.804. Tabel komponen biaya produksi pengolah tersaji pada Tabel 20. Tabel 20. Biaya Produksi Pengolah Ikan Teri Per Tahun No Jenis Biaya Nominal Rp A Biaya Tetap 1. Biaya Doc Kapal 15.000.000 2. Biaya Pemeliharaan 3.600.000 3. Biaya Peralatan 3.150.000 Total Biaya 21.750.000 B Biaya Variabel 1. Bahan Baku Ikan 3.762.060.104 2. Garam 73.656.000 3. Solar 121.044.000 4. Upah Tenaga Kerja 273.636.000 5. Konsumsi 45.144.000 6. Peralatan 39.937.700 Total Biaya 4.315.477.804 Biaya Tetap + Biaya Variabel 4.337.227.804 Sumber : Hasil Analisis Data 2013 Berdasarkan tabel diatas, rata-rata biaya variabel yang paling besar adalah biaya pembelian bahan baku ikan. Biaya ini merupakan biaya yang utama dikeluarkan oleh pengolah. Besarnya biaya pembelian bahan baku ikan akan mempengaruhi komponen biaya produksi lainnya, seperti pembelian solar, garam, peralatan, dan upah tenaga kerja. Data biaya produksi responden secara lengkap tersaji pada Lampiran 4. 7.2.2 Struktur Penerimaan Pengolah Pengolah ikan teri tidak memiliki usaha sampingan selain menjadi pengolah ikan teri. Penerimaan yang didapat berasal dari penjualan ikan kering. Tabel 21 memperlihatkan rata-rata penerimaan pengolah Pulau Pasaran, dengan asumsi jumlah hari produksi per bulan adalah 22 hari. Tabel 21. Rata-rata Penerimaan Pengolah Ikan Teri Uraian Produksi kg Harga Rp Nominal Rp Rata-rata Penerimaan Per Bulan 409 40.839 367.367.842 Rata-rata Penerimaan Per Tahun 4.408.414.102 Sumber : Hasil Analisis Data 2013 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, terlihat bahwa rata-rata penerimaan per tahun pengolah adalah Rp4.408.414.102. Penerimaan ini berasal dari penjualan ikan teri kering, karena pengolah tidak memiliki pekerjaan sampingan selain mengolah ikan kering. Pendapatan pengolah ini dipengaruhi oleh 2 faktor penentu, yaitu bahan baku ikan dan ketersediaan modal. Pertama, bahan baku ikan yang tidak menentu kuantitasnya mempengaruhi hasil akhir olahan ikan teri. Musim paceklik ikan akan mempengaruhi biaya produksi dan penerimaan pengolah. Hal ini dikarenakan pengolah tetap mengeluarkan biaya pembelian solar untuk mencari ikan ke nelayan bagan. Faktor ketidakpastian ini juga akan mempengaruhi penerimaan pengolah, karena bahan baku ikan yang belum tentu tersedia telah mengurasi modal yang seharusnya dapat digunakan untuk biaya produksi ikan teri. Kedua, faktor ketersediaan modal. Pedagang pengumpul yang meminjamkan modal turut mempengaruhi struktur penerimaan pengolah. pedagang pengumpul memberikan pinjaman modal tanpa bunga. Pengolah harus membayarnya dengan kuantitas ikan teri yang telah ditentukan. Musim paceklik ikan akan mengurangi hasil olahan ikan teri, sehingga pengolah berhutang untuk membayar target olahan ikan teri tersebut di hari berikutnya. Dampaknya adalah penerimaan pengolah yang berkurang.

7.2.3 Komponen Biaya Transaksi

North 1991 mendefinisikan biaya transaksi adalah ongkos untuk menspesifikasi dan memaksakan kontrak yang mendasari pertukaran, termasuk biaya organisasi politik dan ekonomi yang memungkinkan untuk melakukan rent seeking dari perdagangan. Biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pengolah ikan teri terbagi menjadi 4 macam, yaitu biaya operasional bersama, biaya informasi, biaya distribusi, dan biaya perizinan. Biaya operasional bersama terdiri dari biaya iuran koperasi, dana ekspedisi yang terdiri dari dana jumatan, dana pengobatan masyarakat, dana operasional Poskeskel Pos Kesehatan Keluarga, rapat, dana cadangan, dan upah tenaga kerja. Iuran koperasi dikumpulkan setiap bulan oleh pengurus koperasi. Uang yang terkumpul akan menjadi modal untuk pengelolaan koperasi dan pengadaan barang di Waserda Warung Serba Ada selanjutnya. Saat