4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian berupa pengumpulan informasi awal dilakukan pada Bulan Februari hingga Maret 2013,
sedangkan pengambilan data dilakukan pada Bulan Maret hingga Mei 2013. Lokasi objek yang diteliti adalah Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung.
4.2 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah survei. Pelaksanaan metode survei membutuhkan perencanaan yang matang dan terfokus pada permasalahan.
Aspek penting yang harus diperhatikan dalam metode survei adalah organisasi dan manajemen. Pengamatan langsung digunakan untuk mengumpulkan informasi
yang lebih menggambarkan suatu gejala yang ada di lapangan dengan ikut serta dalam kehidupan sehari-hari objek yang dipelajari. Pengamatan langsung juga
berguna dalam membantu menjelaskan data kuantitatif terkait penelitian. Teknik wawancara dengan memberikan kuisioner kepada responden ataupun kepada
suatu kelompok untuk memperoleh jawaban yang merupakan konsensus dari pendapat responden atau anggota kelompok tersebut.
4.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengisian kuisioner langsung oleh narasumber
yang terdiri dari nelayan, pengolah ikan teri, koperasi, LSM, serta dinas-dinas terkait yang berhubungan dengan kebijakan klaster pengolahan ikan teri di Pulau
Pasaran. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang berkaitan dan literatur-literatur penunjang topik penelitian.
Tabel 2. Matriks Jenis dan Sumber Data No
Aspek penelitian Jenis data
keterangan Sumber data
1. Tata kelembagaan
Klaster Primer
dan sekunder
Tata kelola dan Aransemen
kelembagaan klasterisasi
Pulau Pasaran Pengamatan
langsung, wawancara,
dan data sekunder dari
instansi terkait
2. Kepentingan dan
pengaruh stakeholders Primer
Pemetaan posisi
stakeholders dalam sistem
kelembagaan Wawancara
dan identifikasi stakeholders
3. Efisiensi biaya
transaksi pengolah ikan teri dan desain
kelembagaan Primer
Biaya informasi,
biaya operasional
bersama, biaya pengawasan
Wawancara aktor
4. Analisis kebijakan
primer Analytic
Hierarchy Process
Wawancara pakar
4.4 Metode Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan dalam menentukan data adalah purposive sampling. Cara ini dilakukan karena data yang terpilih tanpa peluang mungkin kurang
mewakili populasi dan ketelitian sifat atau statistik yang dihasilkan dari data contoh kemungkinan rendah. Jumlah aktor yang dijadikan responden
dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu nelayan, 6 orang perwakilan setiap kelompok pengolah , Tim Teknis Pengembangan Klaster Ikan Kering, Perbankan, LSM,
Akademisi, dan aparat desa. Analisis kebijakan dilakukan dengan mewawancarai key person untuk mendapatkan persepsi mengenai strategi kebijakan yang sesuai.
Responden berasal dari para pakar dan pengambil kebijakan dalam pengembangan sentra pengolahan ikan teri di Pulau Pasaran. Secara lengkap aktor dan key person
yang terlibat dalam pengambilan sampel tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Aktor dan key person yang Terlibat dalam Pengambilan Sampel
4.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan perangkat lunak Graph untuk memetakan aktor grid, Microsoft
No Aspek yang diteliti
Stakeholders yang terlibat Jumlah
orang 1.
Analisis Tata Kelembagaan
Pengolah Ikan Teri Tim Teknis Pengembangan
Klaster 30
15
2. Analisis Pengaruh dan
Kepentingan Nelayan Bagan
Pengolah Ikan Teri Tim Teknis Pengembangan
Klaster 30
10 15
3. Analisis Biaya
Transaksi Kapala Bidang Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Lampung Kepala Bidang Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Bandar Lampung Pengolah Ikan Teri
1 1
30
4. Analisis Kebijakan
Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung Bidang
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bandar
Lampung dan Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikan Kepala Dinas Koperasi dan
Perindustrian Kota Bandar Lampung
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kepala BAPPEDA Kota Bandar
Lampung Ketua Prodi Agribisnis UNILA
Ketua DPD APINDO Ketua Koperasi
Tokoh Masyarakat Setempat 2
2 1
1 1
1 1
1 1
Excell untuk menghitung biaya transaksi, dan Expert Choice 2000 untuk menganalisis strategi kebijakan.
4.5.1 Analisis Tata Kelola
Analisis tata kelola merupakan analisis kelembagaan dan pembangunan The Institutional Analysis and Development yang dikembangkan oleh Ostrom
1997. Tata kelola sumberdaya perikanan menurut Pido et al 1997 dalam Suhana 2008 terdiri dari enam atribut yang berpengaruh, diantaranya atribut
biofisik dan teknologi, atribut pasar, atribut pemegang kepentingan, atribut kelembagaan dan organisasi pengolah ikan teri, atribut pengambil keputusan, dan
atribut eksogen yang tersaji pada Gambar 7.
Gambar 7. Kerangka Analisis Tata Kelola
Sumber : Pido et al 1997 dalam Suhana 2008
Atribut pertama adalah biofisik dan teknologi, yaitu pembatas bagi pembangunan perikanan yang juga menentukan skala pembangunan berdasarkan
potensi sumberdaya yang ada. Atribut biofisik menentukan cara penggunaan sumberdaya bagi pengolah yang saling berinteraksi dalam melakukan aksi
Atribut makro, ekonomi, politik,
dan sosial Atribut Biofisik
dan Teknologi Atribut Pasar
Harga, Pasar
Atribut Pemegang Keputusan
Atribut Kelembagaan dan
Aturan Organisasi Atribut Kelembagaan
eksternal Insentif untuk
koordinasi, kerjasama, dan
kontribusi Pola Interaksi antar
sumberdaya dengan pengguna
D a
m p
a k
individu maupun kolektif. Atribut teknologi digunakan untuk mengatur teknologi apa saja yang diperbolehkan ataupun tidak dalam mengakses sumberdaya.
Atribut yang kedua adalah pasar. Atribut pasar memiliki elemen utama yang meliputi aspek permintaan dan penawaran komoditas yang dihasikan dari suatu
sumberdaya. Atribut pasar seperti harga dan struktur pasar merupakan insentif sekaligus disinsentif yang terbentuk dalam suatu tata kelembagaan pengelolaan
sumberdaya. Atribut ketiga adalah pemegang kepentingan yang melekat pada masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Komponen atribut
pemegang keputusan adalah kepercayaan, agama, tradisi, budaya, mata pencaharian, derajat sosial, ekonomi, homogenitas atau heterogenitas dalam
masyarakat, kepemilikan aset, norma masyarakat, serta tingkat integritas dalam ekonomi dan politik.
Atribut keempat adalah tatanan dan indikator pengambilan keputusan. Atribut ini sangat bergantung pada tata kelembagaan, hak-hak masyarakat, dan
aturan-aturan yang dirumuskan. Atribut kelima adalah kelembagaan dan organisasi eksternal, yaitu lembaga atau organisasi yang berada diluar masyarakat
pengolah, tetapi masih berpengaruh pada kehidupan pengolah. Atribut yang keenam adalah eksogen. Berbagai faktor eksogen dapat berdampak bagi
pembangunan serta pengelolaan sumberdaya perikanan. Faktor eksogen adalah hal-hal yang terjadi diluar kontrol pengolah dan masyarakat dalam bentuk
kebijakan atau lainnya dalam suatu organisasi yang lebih tinggi tingkatannya. Hal yang tidak terduga tersebut dapat terjadi pada skala nasional maupun
internasional. Contoh variabel eksogen adalah bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, kebijakan makro, kebijakan ekonomi, resesi, isu perdagangan
internasional, kesepakatan internasional, serta penemuan teknologi.
4.5.2 Analisis Stakeholders
Analisis stakeholders merupakan analisis tingkatan peran masyarakat sebagai pengguna suatu sumberdaya berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya
dalam pengambilan keputusan. Aktor adalah bagian yang secara langsung terkait dengan hasil kajian Suhana, 2008. Analisis ini mengidentifikasi siapa saja yang
dipengaruhi dan mempengaruhi pengelolaan klaster sentra pengolahan ikan teri di Pulau Pasaran.
Suhana 2008 mejelaskan bahwa analisis aktor adalah suatu sistem untuk mengumpulkan informasi mengenai kelompok atau individu yang terkait,
mengkategorikan informasi, dan menjelaskan kemungkinan konflik antar kelompok, dan kondisi yang memungkinkan terjadinya trade-off. Langkah-
langkah dalam melakukan analisis aktor adalah : a.
Identifikasi aktor b.
Membuat tabel aktor c.
Menganalisis pengaruh dan kepentingan aktor d.
Membuat aktor grid e.
Menyepakati hasil analisis dengan aktor utama Proses penentuan aktor dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Mengidentifikasi berdasarkan pengalaman di bidang pembangunan
wilayah berkaitan dengan perencanaan kebijakan. b.
Mengidentifikasi catatan statistik dan laporan penelitian berupa daftar panjang individu dan keompok yang terkait dengan pembangunan
wilayah pesisir. c.
Identifikasi aktor menggunakan pendekatan partisipatif dengan teknik snowball sampling dari aktor ke aktor lainnya. Aktor yang pertama
diidentifikasi mengemukakan pendangan tentang keberadaan aktor lainnya yang saling berkaitan dengan bidangnya.
4.5.3 Analisis Pengaruh dan Kepentingan Stakeholders
Aktor-aktor yang telah teridentifikasi selanjutnya dikaji kepentingan dan pengaruhnya dalam klaster sentra pengolahan ikan teri di Pulau Pasaran. Analisis
ini diawali dengan melakukan wawancara dan pengisian kuisioner terhadap hasil analisis aktor. Pengolahan data kualitatif hasil wawancara dikuantitatifkan dengan
mengacu pada pengukuran data berjenjang lima :