Aturan Representasi Desain Kelembagaan

1. Pendampingan masyarakat PM 2. Pengembangan infrastruktur PI 3. Membuka akses pemasaran PH 4. Pemberian kredit usaha PK 5. Pelatihan dan transfer teknologi PT

8.2 Hasil Pengolahan Data Horizontal

Pengolahan data horizontal adalah menyusun prioritas elemen keputusan setiap tingkat hirarki keputusan yang menunjukkan hubungan antar elemen di tingkat hirarki yang berbeda. Hasil pengolahan data pada masing-masing tingkat hirarki dengan tingkat konsistensi rasio 0,01 yang memenuhi syarat validasi hasil analisis persepsi responden adalah sebagai berikut : a. Aktor Aktor yang paling dominan pengaruhnya dalam dukungan kelembagaan adalah kelompok masyarakat pengolah ikan teri 0,383 dan tim teknis 0,358. Kelompok pengolah sebagai subjek yang memiliki kepentingan tinggi terhadap hasil olahan ikan teri memiliki kemampuan untuk melakukan pengorganisasian setiap individu pengolah ikan teri. Peran ini dilakukan oleh tokoh masyarakat yang dapat menggerakkan masyarakat Pulau Pasaran dan memiliki jejaring yang luas. Tokoh masyarakat dapat membentuk kepercayaan antar kelompok masyarakat pengolah ikan teri agar tercipta solidaritas yang kokoh. Peran tersebut juga didukung oleh Tim Teknis pengembangan klaster ikan teri. Tim teknis memberikan pendampingan dan pelatihan manajemen dan kelembagaan kepada pengolah ikan teri. Koordinasi antar kedua pihak dapat meningkatkan trust dan kredibilitas yang berkelanjutan dalam pengelolaan potensi ikan teri Pulau Pasaran. Aktor yang dominan pengaruhnya dalam dukungan pemerintah adalah Tim Teknis pengembangan klaster 0,399. Tim teknis yang dibentuk berdasarkan surat keputusan walikota merupakan kelompok stakeholders yang multidisiplin. Tim teknis sebagai fasilitator sangat penting keberadaannya dalam mewujudkan iklim usaha yang kondusif dengan kebijakan yang mendukung sistem rantai pasok produk olahan ikan teri yang berdaya saing. Pendampingan, pembinaan, hingga penyediaan infrastruktur merupakan tugas pokok dan fungsi anggota tim teknis yang berkaitan dengan dukungan pemerintah. Aktor yang dominan pengaruhnya dalam hal ketersediaan dana adalah Lembaga Keuangan Mikro LKM 0,473 dan Tim Teknis 0,266. Keberadaan koperasi yang dekat dengan pengolah mempermudah kegiatan operasional. Waserda Warung Serba Ada meyediakan peralatan untuk nelayan maupun pengolah. Sistem penangguhan pembayaran dan simpan pinjam cukup membantu pengolah yang belum memiliki modal untuk membayar ongkos produksi. Ketersediaan dana LKM juga merupakan bantuan dana pengembangan lunak dari Tim Teknis, seperti BI, DKP, dan Diskoperindag. Dana ini hanya sebagai bantuan dana pengembangan yang tidak mengurangi peran LKM sebagai lembaga yang menggerakan perekonomian mikro. Aktor yang dominan pengaruhnya dalam hal pengembangan teknologi adalah perguruan tinggi 0,390 dan Tim Teknis 0,365. Tim teknis dan perguruan tinggi diharapkan dapat berkoordinasi untuk perbaikan teknologi pengolahan agar sesuai dengan standar food safety dan GMP Good Manufacturing Practices. Hubungan antar elemen di tingkat hirarki ke 3 tersaji pada Tabel 36. Tabel 36. Bobot dan Prioritas Pengolahan Horizontal Elemen Tingkat 3 Aktor DK DP DA PT KM 0,383 0,282 0,174 0,144 TK 0,358 0,399 0,266 0,365 LKM 0,177 0,228 0,473 0,101 AK 0,082 0,091 0,086 0,390 Sumber : Hasil Analisis Data 2013 b. Alternatif Strategi kebijakan yang pertama adalah pendampingan dan penguatan kelembagaan masyarakat dengan aktor yang paling berperan adalah kelompok masyarakat pengolah ikan teri 0,451. Model pengelolaan co-management manajemen kolaborasi antara masyarakat dengan stakeholders dapat diterapkan dalam pengembangan klaster ikan teri Pulau Pasaran. Pengolah dilatih untuk peka terhadap permasalahan dan memiliki motivasi tinggi untuk memecahkan masalah melalui pertemuan kelompok secara informal. Strategi ini dapat dijalankan jika