Desain Kelembagaan Analytic Hierarchy Process AHP

Struktur hirarki yang akan menjadi fokus penelitian adalah strategi kebijakan pengembangan klaster pengolahan ikan Teri di Pulau Pasaran dalam rangka percepatan pembangunan kawasan minapolitan di Provinsi Lampung. Faktor yang menentukan strategi kebijakan adalah dukungan kelembagaan, dukungan pemerintah, ketersediaan dana, dan pengembangan teknologi. Alternatif strategi kebijakan adalah pendampingan dan penguatan kelompok masyarakat pengolah ikan teri, pengembangan infrastruktur, membuka akses pemasaran, pemberian kredit usaha, dan pelatihan serta transfer teknologi dalam pengolahan ikan Teri. Gambar 9. Struktur Hirarki Strategi Kebijakan Pengembangan Klaster Kelompok masyarakat Tim Teknis Lembaga Keuangan Mikro Akademisi Pendampingan dan penguatan kelompok masyarakat pengolah ikan teri Pengembang- an infrastruk- tur Membuka akses pe- masaran hasil olahan ikan teri Pemberian kredit usaha mandiri Pelatihan dan transfer teknologi pengolahan ikan teri Dukungan kelembagaan Dukungan Pemerintah Ketersediaan dana Pengambangan teknologi Strategi kebijakan pengembangan klaster pengolahan ikan teri di Pulau Pasaran dalam rangka mendukung percepatan pembangunan klaster industri perikanan 5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Kondisi Geografis

Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang memiliki luas wilayah daratan ± 192,21 Km dengan panjang garis pantai ± 27,01 km yang membentang dari kecamatan Panjang sampai Kecamatan Teluk Betung Timur. Wilayah Teluk Betung Timur merupakan hasil pemekaran Kecamatan Teluk Betung Barat yang diresmikan pada tanggal 17 September 2012. Topografi Kecamatan Teluk Betung Timur terdiri dari wilayah perbukitan, dataran rendah, dan pantai. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 1.483 Ha yang wilayahnya berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara : Kecamatan Teluk Betung Utara 2. Sebelah Selatan : Kecamatan Teluk Betung Barat 3. Sebelah Timur : Kecamatan Teluk Betung Selatan 4. Sebelah Barat : Kecamatan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Timur TBT merupakan salah satu dari 26 kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung. Kecamatan TBT terbagi menjadi 6 kelurahan, yaitu : Kelurahan Kota Karang, Kelurahan Kota Karang Raya, Kelurahan Perwata, Kelurahan Keteguhan, Kelurahan Sukamaju, dan Kelurahan Way Tataan, dengan ibukota Kecamatan adalah Sukamaju. Luas wilayah Kecamatan Teluk Betung Timur per kelurahan tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Luas Wilayah Kecamatan Teluk Betung Timur Berdasarkan Kelurahan Kelurahan Luas wilayah Ha Persentase terhadap luas kecamatan Kota Karang 30 2,02 Kota Karang Raya 26 1,75 Perwata 23 1,55 Keteguhan 364 24,54 Suka Maju 545 36,75 Way Tataan 495 33,37 Sumber : Monografi Kecamatan 2013 Kecamatan TBT juga memiliki pulau yang berpenduduk cukup padat, yaitu Pulau Pasaran yang secara administrasi masuk dalam Kelurahan Kota Karang. Pulau Pasaran terletak pada titik koordinat 05° 271’ 50’’ Lintang Selatan dan 105° 15’ 55’’ Bujur Timur. Peta lokasi Penelitian secara lengkap tersaji pada Lampiran 1. Luas wilayah Pulau Pasaran awalnya ± 8 Ha dengan topografi yang bervariasi, yaitu pantai berpasir dan berbatu landai dengan vegetasi daratan didominasi oleh pohon kelapa. Seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat, upaya reklamasi di sepanjang garis pantai Pulau Pasaran semakin marak dilakukan, sehingga luasnya mencapai ± 12 Ha. Berdasarkan Tabel 8, luas Pulau pasaran yang menjadi fokus penelitian sebesar 40 dari total luas kelurahan Kota Karang dan 2,02 dari luas total kecamatan. Pulau Pasaran merupakan pulau kecil dengan kondisi infrastruktur yang relatif baik. Jarak pulau dengan daratan sekitar 200 meter yang dapat ditempuh menggunakan perahu dari Dermaga Cungkeng. Waktu tempuh menuju ke pulau sekitar 5 menit dengan membayar ongkos perahu sebesar Rp3000 per orang. Aktivitas penyebrangan menuju Pulau Pasaran beroperasi setiap hari dengan mobilitas yang cukup tinggi dari masyarakat pulau sendiri maupun pendatang yang membeli hasil olahan ikan teri.

5.2 Kondisi Demografi

Data Statistik Kependudukan Tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kecamatan TBT adalah 38.478 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 19.584 jiwa dan perempuan 18.894 jiwa dengan sex ratio sebesar 103,6. Jumlah penduduk berdasarkan kelurahan tersaji pada Tabel 10. Berdasarkan hasil analisis, jumlah penduduk terbanyak berada di Kelurahan Keteguhan dengan persentase 27,30. Hal ini dikarenakan Kelurahan Keteguhan memiliki luas wilayah yang paling besar dengan lokasi yang strategis dekat dengan ibukota kecamatan, serta kemudahan untuk mengakses pasar tradisional terdekat. Kelurahan Kota Karang merupakan kelurahan kedua yang memiliki penduduk terbanyak dengan persentase 24,84, namun dengan wilayah yang tidak terlalu luas. Jarak tempuh yang dekat dengan Ibukota Bandar Lampung menjadi alasan padatnya penduduk di wilayah ini. Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelurahan Kelurahan Jumlah penduduk jiwa Persentase terhadap total penduduk Kota Karang 9.560 24,84 Kota Karang Raya 5.585 14,51 Perwata 5.342 13,88 Keteguhan 10.504 27,30 Suka Maju 4.970 12,91 Way Tataan 2.517 6,54 Total 38.478 Sumber : Monografi Kecamatan 2013 Data Statistik Kependudukan yang terfokus pada lokasi Pulau Pasaran, Kelurahan Kota Karang pada Tahun 2012 menunjukkan jumlah penduduk sebanyak 1167 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 605 jiwa dan perempuan 563 jiwa. Data jumlah penduduk tersebut dibagi berdasarkan golongan umur yang tersaji pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Penduduk Pulau Pasaran Berdasarkan Golongan Umur Kelompok Umur Jumlah Penduduk – 4 99 4 – 6 63 7 – 13 173 14 – 16 76 17 – 24 172 25 – 55 502 55 82 Sumber : Monografi Pulau Pasaran 2013

5.3 Kondisi Sosial Ekonomi

5.3.1 Pekerjaan

Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan TBT relatif berada pada taraf ekonomi menengah ke bawah. Hal ini tercermin dari kondisi perekonomian masyarakat rata-rata berprofesi sebagai buruh tani sebesar 30,69. Kontras yang terjadi masyarakat yang berprofesi sebagai petani hanya sebesar 10,24. Kawasan pertanian memang tidak mendominasi di Kecamatan TBT, alasan yang 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 19,65 17,57 10,24 30,69 11,35 2,37 8,14 diduga mendasarinya adalah masyarakat mencari pekerjaan di luar Kecamatan TBT. Sebesar 19,65 masyarakat berprofesi sebagai karyawan, yang terdiri dari PNS, karyawan swasta, dan ABRI. Sebaran pekerjaan secara lengkap tersaji pada Gambar 10. Gambar 10. Persentase Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Sumber : Monografi Kecamatan 2013 Kondisi topografi yang sebagian besar adalah pesisir ternyata tidak menjadikan nelayan sebagai profesi utama. Hanya sebesar 11,35 masyarakat yang menggantungkan mata pencaharian sebagai nelayan. Alasan ketidakpastian pendapatan yang bergantung dengan alam dan membutuhkan permodalan yang relatif besar seringkali menjadi alasan masyarakat kurang memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada. Rata-rata masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang adalah sebesar 17,57. Persentase yang cukup tinggi ini dikarenakan akses yang mudah untuk menjangkau pasar di ibukota. Jarak tempuh pendistribusian barang yang tidak terlalu jauh menjadikan alasan masyarakat memilih menjadi wiraswasta. Sebesar 2,37 masyarakat berprofesi di bidang jasa dan sebesar 8,14 berprofesi di bidang lainnya. 20 40 27 1 4 2 2 Ju m la h

5.3.2 Ketersediaan Fasilitas Umum

Ketersediaan fasilitas umum di Kecamatan TBT relatif memadai. Fasilitas kesehatan tersebar cukup merata di setiap kelurahan, khususnya Kelurahan Kota Karang. Sebanyak 13 posyandu terdapat di Kelurahan Kota Karang yang penduduknya terbilang cukup padat. Salah satu fasilitas Poskeskel Kota Karang terdapat di Pulau Pasaran, sehingga masyarakat Pulau Pasaran dengan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap pasar tradisional terbatas, karena pasar tradisional hanya berada di dua kelurahan saja, yaitu Kota Karang dan Sukamaju. Keterbatasan ini membuat masyarakat lebih memilih ke pasar di pusat kota karena selisih harga yang cukup tinggi. Sebaran fasilitas umum di Kecamatan TBT tersaji pada Gambar 11. Gambar 11. Sebaran Fasilitas Umum Sumber : Monografi Kecamatan 2013 Fasilitas gedung sekolah di kecamatan TBT tersaji pada Gambar 12. Fasilitas sekolah tingkat dasar hingga menengah atas tersebar di setiap kelurahan. Sebanyak 10 gedung sekolah dasar tersebar di seluruh Kecamatan TBT. Fasilitas gedung sekolah di Pulau Pasaran tersedia 1 sekolah dasar yang memudahkan anak-anak untuk bersekolah tanpa harus keluar pulau. Sebanyak 2 sekolah menengah pertama dan 3 sekolah menengah atas yang berada di kelurahan Sukamaju dan Kelurahan Kota Karang. 2 4 6 8 10 SDMI SMPMTS SMASMKMA 10 2 3 Ju m la h Gambar 12. Fasilitas Gedung Sekolah Sumber : Monografi Kecamatan 2013 Berdasarkan statistik data Jumlah Penduduk Kecamatan TBT menurut tingkat pendidikan Tahun 2013, bahwa rata-rata usia anak wajib sekolah masih berada di tingkat Sekolah Dasar. Sebesar 8.418 orang sedang menempuh pendidikan dasar, 5.849 orang sedang menempuh pendidikan menengah pertama, 5.196 orang sedang menempuh pendidikan menengah atas, dan 459 orang di tingkat perguruan tinggi. Jumlah penduduk ini mengindikasikan bahwa minat untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi masih kurang. Budaya masyarakat yang lebih memilih bekerja setelah tamat sekolah dibandingkan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi menyebabkan kurangnya tenaga kerja terdidik. Jumlah fasilitas gedung sekolah yang relatif kurang juga menyebabkan sebagian masyarakat harus mencari sekolah di luar kecamatan. Biaya hidup dan biaya pendidikan yang tinggi menjadi salah satu alasan kurangnya minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan. Potensi penduduk yang besar seharusnya dapat menjadi insentif untuk memberikan fasilitas pendidikan yang lebih memadai khususnya dalam pengembangan sumberdaya perikanan. Sebaran tingkat pendidikan penduduk tersaji pada Tabel 12.