Desain Stakeholders Analisis Kebijakan Ekonomi Kelembagaan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Ikan Teri di Pulau Pasaran Kota Bandar Lampung
Komponen biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengolah ikan teri adalah biaya pembelian bahan baku, garam, solar, upah tenaga kerja, konsumsi, dan
pembelian peralatan pengemasan. Penjelasan masing-masing komponen biaya dalam sekali siklus produksi adalah sebagai berikut :
a. Bahan Baku Ikan
Bahan baku ikan yang dibeli oleh pengolah adalah jenis ikan teri nasi, teri jengki, dan teri nilon. Rata-rata pembelian ikan pada kondisi normal
adalah 64 keranjang ukuran 20 kg. Jenis yang paling sering dibeli pengolah adalah teri jengki dan teri nilon yang relatif terjangkau dan
mudah didapat. Rata-rata biaya pembelian ikan yang dikeluarkan oleh pengolah adalah Rp14.250.228.
b. Garam
Garam yang digunakan oleh pengolah adalah jenis solar salt, yaitu garam yang berasal dari air laut yang dikeringkan. Garam ini didapatkan dari
Pulau Jawa melalui pedagang perantara. Pengolah biasa membeli garam rata-rata 230 kg atau setara dengan 4,5 karung garam ukuran 50 kg. Rata-
rata biaya yang dikeluarkan untuk pembelian garam adalah Rp279.000. c.
Bahan Bakar Minyak Solar Bahan bakar solar digunakan oleh pengolah sebagai bahan bakar minyak
dan perebusan ikan. Rata-rata solar yang digunakan pengolah dalam sekali produksi adalah 80 liter. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian solar adalah Rp458.500. d.
Upah Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan terbagi menjadi 2 macam, yaitu tenaga kerja
laut dan darat. Tenaga kerja laut terdiri dari 4 orang, yaitu nahkoda, panglima-lima pengatur tali kapal, tukang rebus ikan, dan ABK. Rata-
rata upah yang diterima berkisar antara Rp100.000 – Rp250.000. Tenaga
kerja darat terbagi menjadi 3, yaitu tukang rebus ikan, tukang jemur ikan, dan penyortir. Kisaran upah yang diberikan sama dengan tenaga kerja laut,
tetapi penyortir menerima upah berdasarkan jam kerja dengan kisaran upah Rp15.000
– Rp35.000. Jumlah penyortir dapat berubah-ubah sesuai dengan bahan baku ikan yang didapat. Jumlah tenaga kerja penyortir yang
diserap mencapai 15 orang dalam satu unit usaha pengolahan dengan kisaran upah Rp10.000
– 35.000. Perbedaan upah tenaga kerja tersebut berdasarkan rata-rata jam kerja penyortir. Rata-rata upah tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh pengolah Rp1.036.500. e.
Konsumsi Biaya konsumsi dikeluarkan pada saat di laut dan di darat. Pengolah yang
pergi membeli ikan di laut membawa perbekalan untuk tenaga kerja selama proses pengolahan hingga pendaratan di Pulau Pasaran. Tenaga
kerja di darat juga mendapatkan konsumsi berupa makan siang dan makanan ringan. Rata-rata biaya konsumsi yang dikeluarkan pengolah
adalah Rp171.000. f.
Peralatan Komponen biaya perakatan adalah pembelian kardus, lakban, plastik
ukuran 20 kg, dan tali rafia. Kardus yang digunakan adalah kardus khusus ikan teri Pulau Pasaran dengan harga per dus Rp 6.500. Rata-rata biaya
peralatan yang dikeluarkan oleh pengolah adalah Rp151.279. Berdasarkan hasil kalkulasi rata-rata pengeluaran pengolah, total biaya
variabel yang dikeluarkan dalam sebulan dengan asumsi semua pengolah melakukan produksi selama 22 hari dan ketersediaan bahan baku ikan dalam
kondisi normal adalah Rp359.623.150 per bulan atau Rp4.315.477.804 per tahun. Total penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel pengolah ikan teri selama satu
tahun adalah sebesar Rp 4.337.227.804. Tabel komponen biaya produksi pengolah tersaji pada Tabel 20.