Faktor Eksternal Dampak Perubahan Faktor Internal dan Eksternal terhadap Penawaran dan Permintaan Jagung

Penghapusan tarif impor akan menyebabkan penurunan penerimaan pemerintah yang didapatkan dari tarif impor yaitu Rp 49.40 Milyar. S1 akan meningkatkan kesejahteraan net surplus karena penurunan surplus produsen dan penerimaan pemerintah masih dapat tertutupi oleh peningkatan surplus konsumen. Tabel 36. Dampak Perubahan Tarif Impor Jagung terhadap Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Jagung di Indonesia Tahun 2003-2010 Rp Milyar No. Perubahan Komponen Kesejahteraan Simulasi S1 S2 S3 S4 1. Surplus Produsen -19.76 -2.64 -13.17 -2.64 2. Surplus Konsumen 214.50 57.15 100.04 23.15 a. Konsumen Rumahtangga 206.44 56.21 94.98 22.29 b. Konsumen Industri Pakan 8.06 0.94 5.06 0.86 3. Penerimaan Pemerintah dari tarif impor: -49.40 -0.02 -230.98 -1.13 a. Thailand -43.66 -0.01 -0.14 -0.05 b. Myanmar -4.96 0.08 -0.01 0.00 c. Sisa ASEAN -0.81 -0.08 0.00 0.00 d. China 0.00 0.00 -146.50 -3.00 e. Amerika Serikat 0.03 0.00 -35.21 -0.75 f. Sisa Non ASEAN 0.00 -0.01 -49.12 2.67

4. Kesejahteraan Pelaku Pasar Net Surplus

145.35 54.50 -144.11 19.38 Keterangan: S1 = Penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA S2 = Tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA sebesar 5 persen S3 = Penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara non AFTA S4 = Tarif impor jagung Indonesia dari negara non AFTA sebesar 5 persen Tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA sebesar 5 persen S2 akan menyebabkan penurunan kesejahteraan produsen dan peningkatan kesejahteraan konsumen. Penurunan surplus produsen yaitu Rp 2.64 Milyar, sedangkan peningkatan surplus konsumen pada konsumen rumahtangga yaitu Rp 56.21 Milyar dan Rp 0.94 Milyar pada konsumen industri pakan. Peningkatan surplus konsumen rumahtangga disebabkan oleh penurunan harga jagung eceran sebesar 0.20 persen sehingga permintaan jagung konsumsi langsung meningkat, sedangkan peningkatan surplus konsumen industri pakan disebabkan oleh penurunan harga jagung pedagang besar sebesar 0.08 persen sehingga permintaan jagung industri pakan akan meningkat sebesar 0.03 persen. S2 akan menurunkan penerimaan pemerintah dari tarif impor sebesar Rp 0.02 Milyar. S2 akan meningkatkan kesejahteraan net surplus karena penurunan surplus produsen dan penerimaan pemerintah masih dapat tertutupi oleh peningkatan surplus konsumen. Penghapusan tarif impor jagung dari negara non AFTA S3 akan berdampak pada penurunan kesejahteraan produsen dan peningkatan kesejahteraan konsumen. Penurunan surplus produsen yaitu Rp 13.17 Milyar disebabkan oleh penurunan harga riil jagung di tingkat petani sehingga produksi jagung Indonesia mengalami penurunan sebesar 0.08 persen. Peningkatan surplus konsumen sebesar Rp 100.04 Milyar yang merupakan total dari peningkatan surplus konsumen rumahtangga Rp 94.98 Milyar dan surplus konsumen industri pakan Rp 5.06 Milyar. Sama halnya dengan S1, S3 juga akan menurunkan penerimaan pemerintah yaitu Rp 230.98 Miyar. S3 akan menurunkan kesejahteraan yaitu Rp 144.11 Milyar, karena impor jagung Indonesia dari non ASEAN lebih besar dari impor jagung Indonesia dari ASEAN, sehingga penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari non AFTA memiliki dampak yang lebih besar terhadap penurunan penerimaan pemerintah dibandingkan penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari AFTA. Tarif impor jagung Indonesia dari negara non AFTA sebesar 5 persen S4 akan berdampak pada penurunan kesejahteraan produsen dan peningkatan kesejahteraan konsumen baik konsumen rumahtangga maupun konsumen industri pakan. Penurunan surplus produsen yaitu Rp 2.64 Milyar yang disebabkan oleh penurunan harga riil jagung di tingkat petani sebesar 0.01 persen. Peningkatan surplus konsumen rumahtangga yaitu Rp 22.29 Milyar disebabkan oleh penurunan harga riil jagung eceran sebesar 0.08 persen sedangkan peningkatan surplus konsumen industri pakan yaitu Rp 0.86 Milyar disebabkan oleh penurunan harga riil jagung pedagang besar sebesar 0.07 persen. S4 akan menurunkan penerimaan pemerintah akibat penurunan harga riil jagung impor Indonesia dari non ASEAN. S4 meningkatkan kesejahteraan net surplus yaitu Rp 19.38 Milyar karena penurunan penerimaan pemerintah lebih kecil dibandingkan dengan penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara non AFTA, sehingga penurunan surplus produsen dan penerimaan pemerintah masih dapat tertutupi oleh peningkatan surplus konsumen. Dampak penghapusan pajak terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen jagung di Indonesia dari negara AFTA lebih besar dari negara non