Perkembangan Luas Areal, Produktivitas, dan Produksi Jagung Indonesia

6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran dan Permintaan Jagung

6.2.1. Luas Areal Jagung Indonesia

Persamaan luas areal jagung Indonesia mempunyai nilai R 2 yang tinggi yaitu 0.59 Tabel 13. Hal ini menunjukan bahwa variabel-variabel penjelas dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik variabel endogennya. Sebesar 60.00 persen luas areal jagung Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel-variabel harga riil jagung di tingkat petani, harga riil kacang tanah di tingkat petani, harga riil gabah di tingkat petani, suku bunga kredit riil Indonesia, harga riil pupuk urea eceran, dan luas areal jagung Indonesia t-1. Tabel 13. Hasil Estimasi Parameter Luas Areal Jagung Indonesia Variabel Parameter Estimasi Elastisitas Prob | �| Label Variabel SR LR Intersep 4 027 980.00000 0.00140 Intersep HRJPI t 507.48080 0.22179 0.24400 0.17085 Harga riil jagung di tingkat petani HRKTPI t -153.03000 -0.34752 -0.38231 0.00765 Harga riil kacang tanah di tingkat petani HRGI t -72.60970 -0.04846 -0.05331 0.01505 Harga riil gabah di tingkat petani SBKRI t -2 241.12000 -0.00599 -0.00659 0.39705 Suku bunga kredit riil Indonesia HRPUI t -203.59700 -0.08436 -0.09281 0.17190 Harga eceran riil pupuk urea AJI t-1 0.09101 0.34525 Luas areal jagung Indonesia t-1 Prob F: 0.00940 R 2 : 0.59493 Dw: 2.07189 Dh: - Keterangan: T araf α = 0.15 Luas areal jagung Indonesia dipengaruhi oleh harga riil kacang tanah dan harga riil gabah di tingkat petani dengan arah negatif. Fenomena tersebut menunjukan bahwa kacang tanah dan gabah menjadi pesaing yang serius terhadap pengembangan tanaman jagung, namun respon luas areal jagung terhadap harga riil kacang tanah dan harga riil gabah di tingkat petani adalah inelastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga meskipun harga riil kacang tanah dan harga riil gabah meningkat, tingkat penurunan luas areal jagung Indonesia tidak sebesar kenaikan harga pesaingnya. Peningkatan satu persen harga riil kacang tanah di tingkat petani akan menurunkan luas areal jagung Indonesia sebesar 0.35 persen dalam jangka pendek dan 0.38 persen dalam jangka panjang, ceteris paribus . Begitupula harga riil gabah, peningkatan satu persen harga riil gabah di tingkat petani akan menurunkan luas areal jagung Indonesia sebesar 0.05 persen dalam jangka pendek dan jangka panjang, ceteris paribus. Harga riil jagung di tingkat petani tidak berpengaruh terhadap luas areal jagung Indonesia dengan arah positif. Hal ini menunjukan bahwa fluktuasi harga jagung tidak mempengaruhi keputusan petani jagung mengenai luas areal tanamnya. Kondisi ini dikaitkan dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah, dimana pengembangan sektor pertanian bukan berdasarkan komoditas, melainkan kemampuannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah Kariyasa, 2003. Suku bunga kredit riil Indonesia juga tidak berpengaruh terhadap luas areal jagung Indonesia dengan arah negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan tingkat suku bunga kredit tidak mempengaruhi keputusan petani jagung mengenai luas arealnya. Kajian ini sejalan dengan Kariyasa 2003 yang menunjukan bahwa kebanyakan petani belum menggunakan kredit dalam berusahatani jagung. Penyebab masih rendahnya penggunaan kredit usahatani jagung diestimasi karena petani pada umumnya belum akses ke sumber kredit dan disamping prosedurnya berbelit-belit serta perlu agunan. Luas areal jagung Indonesia tidak dipengaruhi oleh harga riil eceran pupuk urea dengan arah negatif. Hal tersebut menunjukan bahwa penurunan harga eceran pupuk urea tidak dapat menjadi tolak ukur dalam meningkatkan luas areal jagung Indonesia. Luas areal jagung Indonesia t-1 juga tidak berpengaruh terhadap luas areal jagung dengan arah positif. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada tenggang waktu yang cukup bagi luas areal jagung untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi.

6.2.2. Produktivitas Jagung Indonesia

Hasil estimasi persamaan produktivitas jagung Indonesia mempunyai nilai R 2 yang tinggi yaitu 0.62 Tabel 14. Hal ini menunjukan bahwa variabel-variabel penjelas dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik variabel endogennya. Sebesar 62.00 persen produktivitas jagung Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel-variabel harga riil jagung di tingkat petani dan luas areal jagung Indonesia. P-value untuk uji F-statistik yang diperoleh dari persamaan produktivitas jagung Indonesia nyata pada taraf α sebesar 15 persen. Hal ini menunjukan bahwa secara bersama-sama produktivitas jagung Indonesia dapat