areal dan produktivitas jagung disebabkan oleh penurunan harga jagung di tingkat petani sebesar 0.04 persen.
S7 akan berdampak pada peningkatan permintaan jagung Indonesia, baik permintaan jagung untuk konsumsi langsung maupun industri pakan. Peningkatan
permintaan jagung untuk konsumsi langsung disebabkan oleh penurunan harga jagung eceran sebesar 0.24 persen dan peningkatan permintan jagung untuk
industri pakan disebabkan oleh penurunan harga jagung pedagang besar sebesar 0.25 persen.
Peningkatan produksi jagung Amerika Serikat sebesar 24 persen S7 akan meningkatkan ekspor jagung dunia sebesar 3.66 persen sehingga harga jagung
dunia menjadi menurun. Penurunan harga jagung dunia akan menyebabkan harga jagung impor Indonesia dari ASEAN dan non ASEAN menurun sehingga harga
jagung eceran dan pedagang besar juga mengalami penurunan. Penurunan harga jagung pedagang besar akan menurunkan harga jagung di tingkat petani.
S8 akan berdampak pada penurunan penawaran jagung Indonesia. Penurunan penawaran jagung Indonesia disebabkan oleh penurunan impor jagung
Indonesia lebih besar dari peningkatan produksi jagung. Peningkatan konsumsi jagung Jepang sebesar 20 persen S8 akan berdampak pada penurunan
permintaan jagung Indonesia baik permintaan jagung untuk konsumsi langsung akibat peningkatan harga jagung eceran sebesar 0.01 persen, maupun industri
pakan akibat peningkatan harga jagung pedagang besar sebesar 0.01 persen. Peningkatan konsumsi jagung Jepang akan meningkatkan impor jagung
dunia sebesar 0.13 persen sehingga harga jagung dunia juga akan meningkat sebesar 0.08 persen. Peningkatan harga jagung dunia akan meningkatkan harga
jagung impor Indonesia dari ASEAN dan non ASEAN sehingga harga jagung eceran dan pedagang besar meningkatn dan meningkatkan harga jagung di tingkat
petani.
7.2.3. Kombinasi Perubahan Faktor Internal dan Eksternal
Tabel 34 menyajikan kombinasi perubahan faktor internal dan eksternal yang terdiri dari dua simulasi, yaitu: 1 kombinasi penghapusan tarif impor
jagung Indonesia dari negara AFTA dan non AFTA, penurunan harga eceran pupuk urea sebesar 10 persen, dan peningkatan harga jagung di tingkat petani
sebesar 10 persen dan 2 kombinasi peningkatan konsumsi jagung Jepang sebesar 20 persen, penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA dan non
AFTA, penurunan harga eceran pupuk urea sebesar 10 persen, dan peningkatan harga jagung di tingkat petani sebesar 10 persen.
Tabel 34. Dampak Kombinasi Perubahan Faktor Internal dan Eksternal terhadap Penawaran dan Permintaan Jagung di Indonesia Tahun
2003-2010
No. Variabel
Endogen
Satuan Nilai Dasar
Perubahan S9
S10 1. AJI
Ha 3766270.00000
2.87231 2.87231
2. YJI TonHa
3.48250 9.84637
9.84637 3. QJI
Ton 13179233.00000
12.85786 12.85786
4. SJI Ton
14705471.00000 11.63207
11.62944 5. DJK
Ton 9691554.00000
0.17068 0.17062
6. DJP Ton
856934.00000 0.25615
0.25463 7. DJI
Ton 14931988.00000
0.12549 0.12536
8. HRJPI RpKg
1684.50000 10.00000
10.00000 9. HRJPBI
RpKg 1466.30000
-1.04344 -1.04344
10. HRJEI RpKg
2939.10000 -18.23007
-18.21986 11. HRJMIA
USTon 925.00000
-117.17838 -116.81081
12. HRJMINA USTon
579.10000 -32.63685
-32.39510 13. MJIT
Ton 113068.00000
-16.04901 -16.05344
14. MJIM Ton
12358.80000 -11.74710
-11.74710 15. MJIA
Ton 127258.00000
-15.40021 -15.40414
16. MJIC Ton
712316.00000 5.95719
5.90974 17. MJIAS
Ton 150185.00000
-4.56237 -4.59167
18. MJINA Ton
1456695.00000 2.44265
2.41643 19. MJI
Ton 1583953.00000
1.00912 0.98469
20. XJAS Ton
49815453.00000 0.00154
0.00808 21. XJAG
Ton 12857962.00000
0.00009 0.00045
22. XJW Ton
96495215.00000 0.00081
0.00423 23. MJJ
Ton 16516697.00000
-0.00013 0.74333
24. MJKS Ton
8467946.00000 -0.00037
-0.00189 25. MJW
Ton 97104385.00000
0.01641 0.14233
26. HRJW USTon
131.00000 0.00000
0.07645
Keterangan: S9 = Kombinasi penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA dan non AFTA,
penurunan harga eceran pupuk urea sebesar 10 persen, dan peningkatan harga jagung di tingkat petani sebesar 10 persen.
S10 = Kombinasi peningkatan konsumsi jagung Jepang sebesar 20 persen, penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA dan non AFTA, penurunan harga eceran pupuk
urea sebesar 10 persen, dan peningkatan harga jagung di tingkat petani sebesar 10 persen.
Kombinasi penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA dan non AFTA, penurunan harga eceran pupuk urea sebesar 10 persen, dan
peningkatan harga jagung di tingkat petani sebesar 10 persen S9 akan berdampak pada peningkatan penawaran jagung Indonesia sebesar 11.63 persen,
sedangkan dari sisi permintaan S9 akan berdampak pada peningkatan permintaan