Ekspor Jagung Argentina Total Ekspor Jagung Dunia

dimana: Esr Y t , X t = Elastisitas jangka pendek variabel penjelas X t terhadap variabel endogen Y t β t lag = Parameter estimasi dari lag-variabel endogen Kriteria uji: 1. Jika nilai elastisitas lebih dari satu E 1, maka dikatakan elastis responsif karena perubahan satu persen variabel penjelas mengakibatkan perubahan variabel endogen lebih dari satu persen. 2. Jika nilai elastisitas lebih dari satu E 1, maka dikatakan inelastis tidak responsif karena perubahan satu persen variabel penjelas mengakibatkan perubahan variabel endogen kurang dari satu persen. 3. Jika nilai elastisitas sama dengan nol E = 0, maka dikatakan inelastis sempurna. 4. Jika nilai elastisitas tak hingga E = ~, maka dikatakan elastis sempurna. 5. Jika nilai elastisitas sama dengan satu E = 1, maka dikatakan unitary elastis.

4.5. Validasi Model

Validasi model dilakukan untuk mengetahui apakah model cukup baik digunakan untuk simulasi. Indikator statistik yang digunakan untuk validasi model adalah RMSPE Root Mean Squares Percent Error dan U-Theil Theil’s Inequality Coefficient Pindyck dan Rubinfeld, 1998. Perhitungan indikator validasi sebagai berikut: RMSPE = √ ∑ U-Theil = √ ∑ √ ∑ √ ∑ dimana: = Nilai simulasi dasar dari variabel endogen = Nilai aktual variabel endogen T = Jumlah periode simulasi 1, 2, 3, ..., 8 RMSPE = Root Mean Squares Percent Error U-Theil = Theil’s Inequality Coefficient Semakin kecil nilai RMSPE dan U-Theil maka semakin baik model digunakan untuk simulasi. Program komputer dan hasil validasi disajikan pada Lampiran 8 dan 9.

4.6. Simulasi Model

Analisis simulasi digunakan untuk menjelaskan dampak perubahan variabel eksogen dan endogen terhadap seluruh variabel endogen dalam model. Tujuan dari simulasi historis pada tahun 2003 sampai 2010 dilakukan untuk menjelaskan dampak perubahan faktor internal: 1 tarif impor jagung, 2 harga eceran pupuk urea, dan 3 harga jagung di tingkat petani dan eksternal: 1 produksi jagung Amerika Serikat dan 2 konsumsi jagung Jepang terhadap penawaran jagung, permintaan jagung, surplus produsen, surplus konsumen, dan penerimaan pemerintah dari tarif impor jagung. Program komputer dan hasil simulasi disajikan pada Lampiran 10 dan 11. Skenario simulasi yang dilakukan adalah: 1. Penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA. Alternatif kebijakan berdasarkan tarif impor jagung yang berasal dari negara yang telah melakukan perjanjian FTA dengan Indonesia seperti negara-negara anggota ASEAN yang diberlakukan pada tahun 2010. 2. Tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA sebesar 5 persen. Simulasi dilakukan untuk melihat alternatif perubahan tarif impor jagung yang masih dapat diterapkan dalam era liberalisasi perdagangan jagung AFTA karena batas tarif yang diperbolehkan dalam perjanjian tersebut adalah antara nol sampai lima persen. 3. Penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara non AFTA. Alternatif ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan impor jagung di Indonesia. Kebijakan ini diestimasi akan menguntungkan bagi konsumen jagung. Simulasi ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah impor jagung Indonesia sangat responsif dalam merespon pembebasan tarif impor. 4. Tarif impor jagung Indonesia dari negara non AFTA sebesar 5 persen. Simulasi ini sengaja dilakukan untuk melihat alternatif perubahan tarif impor