Sejarah ASEAN Free Trade Area
Tabel 5. Lanjutan
No. Peneliti dan Judul
Tujuan Metode
Hasil
4. Ari
Supriyatna 2007Analisis
Integrasi Pasar Jagung Dunia dengan Pasar
Jagung dan Daging Ayam Ras Domestik,
serta Pengaruh Tarif Impor
Jagung dan
Harga Minyak Mentah Dunia
1. Menganalisis
integrasi pasar jagung dunia dengan pasar jagung dan daging
ayam ras domestik. 2.
Menganalisis pengaruh kebijakan tarif impor jagung dan kenaikan harga
minyak mentah dunia terhadap integrasi pasar tersebut
Metode deskriptif dan kuantitatif.
Metode kuantitatif
dengan model
vector autoregression
VAR 1.
Hasil integrasi antara ketiga pasar yang dianalisis
menunjukan bahwa integrasi pasar terjadi pada pasar jagung dunia dengan pasar jagung dan pasar daging ayam
ras domestik. 2.
Harga minyak mntah dunia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap integrasi pasar jagung dunia dengan
pasar jagung dan daging ayam ras domestik karena tidak mempengaruhi variabel harga jagung dunia dan domestik,
serta harga daging ayam ras domestik. Pemberlakuan tarif impor tidak mempengaruhi harga jagung domestik tetapi
mempengaruhi pasar daging ayam ras domestik.
Tabel 6. Penelitian Terdahulu tentang Dampak Tarif Impor
No. Peneliti dan Judul
Tujuan Metode
Hasil
1. Erwidodo, Hermanto
dan Pudjihastuti
2003Impor Jagung: Perlukan Tarif Impor
Diberlakukan? Jawaban
Analisis Simulasi
1. Mengetahui apakah pemerintah perlu
untuk menerapkan tarif impor jagung. 2.
Mengetahui besarnya tingkat tarif
impor yang harus dikenakan, dan 3.
Bagaimana dampak dari setiap pilihan tingkat tarif terhadap kesejahteraan
konsumen, produsen,
penerimaan pemerintah, dan net walfare dari
industri perjagungan. Analisis pada tingkat
makro dengan
menggunakan partial walfare analysis
1. Usahatani jagung Indonesia masih menguntungkan dan
mampu bersaing dengan jagung impor. Kebijakan tarif impor bukan satu-satunya instrumen untuk memberikan
insentif kepada petani. Penetapan tarif impor yang terlalu tinggi justru menjadi kontra produktif, menyebabkan
inefisiensi alokasi sumberdaya pertanian, meningkatkan harga produk turunan dari jagung serta membebani
konsumen dan perekonomian nasional.
2. Darsono
2009 Analisis
Dampak Pengenaan
Tarif Impor Kedelai bagi
Kesejahteraan Masyarakat
1. Menganalisis
pengenaan tarif impor kedelai dan dampak kebijaksanaan
tersebut terhadap
kesejahteraan produsen,
konsumen, penerimaan
pemerintah, dan efek kesejahteraan masyarakat secara umum
Metode analisis
Classical Welfare
Analisys CWA
1. Penetapan tarif impor kedelai sebesar 10 persen adalah
keputusan kebijakan yang baik karena dampak perbaikan surplus
produsen, penerimaan
pemerintah, dan
kesejahteraan masyarakat lebih besar dibandingkan dengan penurunan surplus konsumen.
16
Tabel 6. Lanjutan
No. Peneliti dan Judul
Tujuan Metode
Hasil
3. Hastuti
2012Dampak Kebijakan Tarif dan
dan Kuota Impor terhadap
Penawaran dan
Permintaan Gandum dan Tepung
Terigu di Indonesia 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran
dan permintaan gandum dan tepung terigu
di pasar dunia dan domestik. 2.
Mengevaluasi dampak kebijakan tarif dan kuota impor terhadap penawaran
dan permintaan gandum dan tepung terigu di pasar dunia dan domestik.
3. Mengevauasi kebijakan tarif dan kuota
impor gandum dan tepung terigu terhadap
kesejahteraan konsumen
gandum, produsen dan konsumen tepung terigu, dan industri pengguna
tepung terigu di Indonesia. 4.
Merumuskan kebijakan tarif dan kuota impor gandum dan tepung terigu yang
terbaik bagi kesejahteraan masyarakat di Indonesia
Model persamaan simultan dengan
metode 2SLS 1.
Penawan tepung terigu di Indonesia merupakan penjumlah dari produksi tepung terigu Indonesia dan impor tepung terigu
Indonesia. Produksi tepung terigu Indonesia dan impor tepung terigu Indonesia. Produksi tepung terigu Indonesia merupakan
konversi dari total impor gandum Indonesia. Impor tepung terigu Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh harga tepung
terigu domestik dan pendapatan perkapita Indonesia. Permintaan tepung terigu Indonesia dirumuskan sebagai suatu
persamaan indentitas yang merupakan penjumlahan dari permintaan tepung terigu untuk industri mie instan, roti, mie
basah, dan permintaan tepung terigu untuk industri lainnya.
2. Kebijakan impor gandum baik dalam bentuk tarif maupun
kuota sangat responsif dalam mempengaruhi pasar tepung terigu domestik. Sebaliknya, kebijakan impor tepung terigu
cenderung kurang responsif dalam mempengaruhi pasar tepung terigu domestik.. Selain itu, berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa kebijakan tarif dan non tarif yang diterapkan dalam perdagangan gandum dan tepung terigu di Indonesia,
diketahui bahwa kebijakan tarif lebih efektif untuk diterapkan karena menciptakan adanya penerimaan pemerintah dari tarif
impor sehingga mendorong meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, simulasi
kebijakan pengenaan tarif impor gandum di Indonesia sebesar lima persen merupakan simulasi yang meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terbesar. Meskipun kebijakan ini menurunkan surplus industri pengguna tepung terigu,
dikarenakan tingginya harga tepung terigu, namun dapat dikompensasi dengan besarnya peningkatan surplus industri
tepung terigu
17