Harga Riil Jagung Dunia

jagung yang masih dapat diterapkan dalam era liberalisasi perdagangan jagung AFTA untuk negara non AFTA. 5. Penurunan harga eceran pupuk urea sebesar 10 persen. Pupuk urea merupakan faktor input bagi usaha jagung. Dalam upaya memacu produksi jagung, penurunan harga eceran pupuk urea sebesar 10 persen diestimasi dapat meningkatkan produksi jagung. 6. Peningkatan harga jagung di tingkat petani sebesar 10 persen. Simulasi ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung. Besarnya peningkatan sebesar 10 persen diestimasi dapat meningkatkan produksi jagung. 7. Peningkatan produksi jagung Amerika Serikat sebesar 24 persen. Jagung dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar nabati etanol. Pada tahun 2006 AS merupakan produsen etanol terbesar di dunia sehingga produksi jagung AS semakin tinggi untuk pembuatan etanol. Besarnya perubahan tersebut hanya berdasarkan laju tertinggi produksi jagung AS pada lima tahun terakhir yang mendekati 24 persen. 8. Peningkatan konsumsi jagung Jepang sebesar 20 persen. Pertimbangan memasukan negara tersebut karena Jepang merupakan negara importir utama jagung di pasar dunia, sehingga jika terjadi perubahan konsumsi dari Jepang akan mempunyai dampak yang lebih besar dibanding negara lainnya terhadap kinerja pasar jagung domestik. Besarnya perubahan hanya berdasarkan laju tertinggi konsumsi jagung Jepang pada lima tahun terakhir yang mendekati 20 persen. 9. Kombinasi penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA dan non AFTA, penurunan harga eceran pupuk urea sebesar 10 persen, dan peningkatan harga jagung di tingkat petani sebesar 10 persen. Simulasi kombinasi ini dilakukan untuk melihat bagaimana penurunan harga eceran pupuk urea dan peningkatan harga jagung di tingkat petani mampu melindungi petani dan industri jagung nasional dari derasnya impor akibat penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA dan non AFTA. 10. Kombinasi peningkatan konsumsi jagung Jepang sebesar 20 persen, penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara AFTA dan non AFTA, penurunan harga eceran pupuk urea sebesar 10 persen, dan peningkatan harga jagung di tingkat petani sebesar 10 persen. Simulasi ini dilakukan untuk melihat bagaimana penghapusan tarif impor, penurunan harga eceran pupuk urea, dan peningkatan harga jagung di tingkat petani mampu melindungi konsumen jagung akibat meningkatnya konsumsi jagung Jepang.

4.7. Analisis Perubahan Indikator Kesejahteraan

Surplus produsen dan konsumen menunjukan tingkat kesejahteraan masyarakat dan merupakan indikator penentu arah kebijakan yang dilakukan. Perubahan kesejahteraan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

1. Perubahan Surplus Produsen Jagung

HRJPIs – HRJPIb QJIb + ⁄ QJIs – QJIb 1000

2. Perubahan Surplus Konsumen

a. Konsumen Jagung Konsumsi Langsung HRJEIb – HRJEIs DJKs + ⁄ DJKb – DJKs 1000 b. Konsumen Jagung Industri Pakan HRJPBIb – HRJPBIs DJPs + ⁄ DJPb – DJPs 1000

3. Perubahan Penerimaan Pemerintah dari Tarif Impor Jagung

a. Impor Jagung Indonesia dari Thailand TMJIAs100 MJITs HRJMIAs EXRIASs – TMJIAb MJITb HRJMIAb EXRIASb b. Impor Jagung Indonesia dari Myanmar TMJIAs100 MJIMs HRJMIAs EXRIASs –TMJIAb MJIMb HRJMIAb EXRIASb c. Impor Jagung Indonesia dari Sisa Negara ASEAN TMJIAs100 MJROAs HRJMIAs EXRIASs – TMJIAb MJROAb HRJMIAb EXRIASb d. Impor Jagung Indonesia dari China TMJINAs100 MJICs HRJMINAs EXRIASs –TMJINAb MJICb HRJMINAb EXRIASb e. Impor Jagung Indonesia dari Amerika Serikat TMJINAs100 MJIASs HRJMINAs EXRIASs –TMJINAb MJIASb HRJMINAb EXRIASb