5.7.1 Area Penerimaan
Desain lanskap area penerimaan ditandai dengan adanya pos satpam dan gerbang masuk perumahan GPR. Lanskap area ini mencakup taman yang berada
di sisi kanan dan kiri dari area main gate dan side gate. Luas area tapak yang akan dibangun sebesar 2000 m². Tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara desain
main gate dan side gate, hanya saja desain main gate lebih banyak menggunakan vegetasi pohon sedangkan pada area side gate lebih dominan semak.
Konsep desain pada area ini adalah mengoptimalkan fungsi ruang sebagai area penerimaan. Area ini diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung untuk
masuk ke dalam tapak dan memberikan rasa nyaman kepada pengunjung. Lokasi area penerimaan dan ilustrasi area main gate dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar ini dibuat sebagai alternatif desain yang digunakan saat tahap pengembangan desain. Terdapat perbedaan desain pada saat konsep awal dan saat
pengembangan desain. Hal ini terlihat pada gambar ilustrasi desain main gate dan side gate yang ditunjukkan oleh Gambar 24. Awalnya pada area main gate akan
dimasukkan elemen air yang dapat menciptakan efek suara, namun karena budget yang disediakan oleh pihak klien terbatas dan mengingat kebutuhan dana yang
besar apabila menggunakan elemen air, maka desain tersebut tidak dipakai.
Gambar 23 Lokasi dan Gambar Ilustrasi Area main gate Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012; Digambar oleh: Dwi Nurulloh Kisami
KEY PLAN
Gambar 24 Gambar Ilustrasi Area Penerimaan pada Tahap Konsep Desain [atas: main gate, bawah: side gate]
Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012
Softscape Desain yang sederhana dipilih pada area gate ini dengan perpaduan tanaman
tropis namun terlihat megah. Tanaman yang digunakan adalah pisang kipas Ravenala madagascariensis, palem merah Cyrtostachis lakka dan streletzia
Strelitzia nicolai. Tanaman ini dipilih karena memiliki stuktur dan warna yang menarik sehingga dapat memberikan kesan sebagai welcome area. Peletakan
tanaman tersebut juga dipilih pada posisi yang tepat, yaitu berada di sudut dinding gate agar tidak menutupi name sign sebagai identitas kawasan GPR. Sedangkan
pemilihan tanaman semak tidak menggunakan berbagai macam kombinasi, karena kesan yang ingin dimunculkan adalah simpel modern sehingga jenis tanaman
yang dipilih adalah love grass Penissetum stassium dengan perpaduan rumput gajah mini Axonopus compressus. Semak ini dinilai cocok karena
dipadupadankan dengan pisang kipas yang memiliki pola bentukan daun yang artistik dan berkesan tropis. Pola penanaman semak mengikuti garis organik
susunan bata dengan bentukan terasering seperti yang terdapat di daerah Bali. Area lanskap di belakang dinding gate juga menggunakan tanaman
kombinasi pohon peneduh dan barrier seperti trembesi, kelapa, palem jepang dan bambu. Penggunaan tanaman palem jepang Ptychosperma macarthurii berfungsi
sebagai pembatas antara area penerimaan dengan area pribadi penghuni rumah. Di sisi kanan gerbang main gate terdapat pula elemen softscape berupa vertikal
garden yang dibuat dengan sistem wiremesh.
Hardscape Elemen hardscape yang dihadirkan pada area ini berupa batu andesit yang
dipilih dengan motif Rata Alam RTA dan Rata Mesin RTM yang disusun dengan pola grid pada dinding gate. Penggunaan batu alam ini dapat menciptakan
tekstur tersendiri sehingga elemen desain dapat terlihat. Selain hadirnya batu andesit juga terdapat dua patung Bali yang diletakkan pada area side gate. Area
penerimaan ini semakin terlihat indah dengan adanya penambahan efek lighting yang menimbulkan cahaya di malam hari. Gambar referensi dari penggunaan
hardscape untuk area ini dapat dilihat pada Gambar 25-27.
Dinding gateentrance yang dibuat dari perpaduan batu andesit RTA dan RTM dibangun setinggi 3m dari permukaan tanah, kondisi ini cukup sesuai karena
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek jika dibandingkan dengan ukuran standar tinggi manusia dewasa. Namun, terdapat perbedaan ukuran panjang antara
sisi gate di sebelah kiri dan kanan. Ukuran dinding gate bagian kanan memiliki Gambar 25 Image Reference Hardscape yang digunakan pada Area Penerimaan
Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012
panjang 8,5 m sedangkan bagian kiri lebih lebih panjang yaitu 15 m. Hal ini menimbulkan efek negatif karena terjadi ketidakseimbangan ukuran panjang
dinding gate. Dalam prinsip desain Ingels 1997 dikenal dengan nama asymmetric balance keseimbangan asimetris.
Bagian di bawah dinding gate dipasang ornament taman dari bata sebagai border semak yang disusun dengan pola organik dan berbentuk undakan seperti
terasering. Desain ini mencerminkan gaya desain pada daerah Bali yang sering menggunakan sistem penanaman berbentuk terasering. Pada jalur pedestrian,
material hardscape yang digunakan adalah paving block. Paving block digunakan karena dapat meresap air lebih cepat, dan juga dapat memberikan kesan menarik
dengan pemilihan warna yang cerah. Sehingga dapat memperbaiki salah satu aspek kondisi lingkungan yang sering dikenal dengan pemanasan global global
warming.
5.7.2 Area Jalur Jalan