Proses Perancangan Lanskap HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4.4 Tanah

Secara umum Kota Jakarta terdiri dari endapan aluvial setebal 50 m, sedangkan bagian Selatan terdiri dari lapisan aluvial yang memanjang dari Timur ke Barat pada jarak 10 km sebelah selatan pantai. Berdasarkan hasil wawancara, kawasan GPR memiliki jenis tanah aluvial cokelat dan latosol merah Imam, 2012. Menurut Soepardi 1983, aluvial merupakan tanah pertanian yang apabila didukung dengan drainase yang baik akan menjadi tanah yang produktif. Begitu juga dengan latosol merah yang tergolong tanah cukup subur apabila dibandingkan dengan jenis tanah lain.

5.4.5 Hidrologi

Perumahan GPR ini dilalui oleh Sungai Pesanggrahan yang mengalir ke Sungai Cengkareng Gambar 17. Sumber air bersih berasal dari air Perusahaan Air Minum PAM yang dialirkan ke masing-masing rumah melalui pipa-pipa yang diletakkan di bawah tanah. Namun, perumahan warga sekitar masih ada yang menggunakan air tanah. Sistem drainase yang terdapat pada kawasan ini adalah sistem drainase terbuka. Sistem drainase terbuka ini terdapat di pinggiran atau tepian jalan berupa cekungan yang terbuka. Sistem drainase tersebut menampung aliran air yang berasal dari rumah-rumah, bangunan fasilitas dan selanjutnya dialirkan ke outlet salah satunya ke Sungai Pesanggrahan. Gambar 17 Aliran Sungai Pesanggrahan Sumber: dokumentasi pribadi

5.4.6 Vegetasi dan Satwa

Situasi sebelum pembangunan adalah lahan berawa dan permukiman warga. Oleh karena itu vegetasi eksisting yang berada di sekitar tapak berupa tanaman rawa, namun terdapat pula vegetasi liar seperti rumput-rumput, ilalang dan babadotan Ageratum conyzoides. Rencana tanaman lanskap yang digunakan pada GPR ini cukup berbeda dengan vegetasi eksisting yang ada sebelumnya, karena pada kawasan ini akan diciptakan konsep hunian baru. Sehingga jenis tanaman yang digunakan memiliki fungsi arsitektural yang terdiri dari tanaman peneduh, pengarah, ornamental dari jenis pohon sampai groundcover. Kondisi lahan berawa yang dulu sempat terjadi di daerah ini tidak menjadi pertimbangan bagi pihak konsultan arsitek saat mendesain area perumahan. Hal ini hanya diatasi dengan sistem pengurugan tanah. Satwa yang telah ada sebelum pembangunan perumahan ini adalah hewan-hewan dari jenis amphibi, aves, mamalia dan reptil seperti kodok, burung, ayam, kucing, kadal dan lain-lain. Namun, setelah pembangunan perumahan tersebut dimulai maka habitat hewan- hewan tersebut semakin berkurang.

5.4.7 Fasilitas

GPR merupakan perluasan dari Permata Mediterania Residence, yang menawarkan suatu hunian yang nyaman dan asri bagi para penghuni. GPR ini diharapkan akan menjadi oase di tengah kota Jakarta bagi mereka yang mendambakan perumahan dengan suasana homey dan pemandangan yang indah seperti yang ada di Singapura dan Bali. Fasilitas yang ditawarkan pihak pengembang diantaranya rumah dengan berbagai macam tipe ukuran, fasilitas olahraga jogging track, jalur hijau dan area bermain anak children playground. Selain itu setiap rumah di GPR juga dilengkapi dengan panic button yang terhubung langsung ke pos keamanan, sehingga memudahkan penghuni saat membutuhkan pertolongan cepat. Perumahan ini memiliki empat jenis tipe rumah dan setiap tipenya diberi penamaan yang berbeda. Tipe 1 adalah Albatros 6x18 dengan LT Luas Tanah LB Luas Bangunan =108111 m². Tipe 2 adalah Cassowary 7x18 dengan LTLB =126150 m², tipe 3 adalah Eagle 9x20 dengan LTLB =180212 m² dan