tempat berbelanja, lapangan bermain play field serta daerah penyangga buffer. Menurut Chiara dan Koppelman 1990, dalam memilih kawasan untuk
permukiman harus mempertimbangkan tujuh karakter fisik: 1.
Kondisi tanah dan bawah tanah 2.
Air tanah dan drainase 3.
Bebas dari bahaya banjir akibat air tanah dan banjir permukaan 4.
Kesesuaian penampakan bangunan yang akan direncanakan 5.
Kesesuaian untuk akses dan sirkulasi 6.
Kesesuaian untuk pembangunan ruang terbuka 7.
Bebas dari bahaya kecelakaan tanah longsor
2.2 Lanskap Jalan
Menurut Chiara dan Koppelman 1990, jalan adalah unsur penting untuk rancangan pengelompokan yang harus diletakkan secara fungsional dan sesuai
dengan kegunaannya. Lanskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap
alamiah seperti bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang indah, maupun yang terbentuk dari elemen lanskap buatan manusia.
Perencana harus menentukan seberapa luas sebuah sistem jalan diperuntukkan untuk tapaknya, yaitu dengan menggunakan tiga kategori yaitu
utama, lokal dan jalan masuk Untermann dan Shall, 1984. Tiga kategori tersebut diperuntukkan untuk tapak yang luas, sedangkan untuk tapak yang kecil
menggunakan sistem jalan masuk yang luas. Berdasarkan jenis peruntukannya, jalan dibagi menjadi sirkulasi pejalan kaki, sirkulasi sepeda dan sirkulasi
kendaraan bermotor. Dalam merencanakan lanskap jalan dibutuhkan usaha agar keberadaan
lanskap jalan dapat dimanfaatkan dan tidak menggangggu pengguna jalan. Adapun usaha yang dilakukan adalah dengan mengontrol ketinggian pohon-pohon
dan penggunaan jenis rumput yang sama pada pekarangan depan Eckbo, 1964.
2.3 Taman Lingkungan
Menurut Nurisjah dan Pramukanto 1995, fungsi taman lingkungan bagi pemakainya adalah sebagai tempat rekreasi aktif dan pasif, untuk tempat
beristirahat atau tempat untuk menghirup udara segar, untuk meningkatkan rasa bertetangga sosialisasi, dan merupakan sarana fisik untuk memecahkan
kehidupan sehari-hari yang monoton dan menjemukan. Untermann dan Shall 1984 berpendapat bahwa taman perumahan adalah
taman yang terletak di suatu kawasan permukiman yang diperuntukkan bagi beberapa blok rumah dan taman yang dibuat untuk memenuhi jumlah penduduk
yang lebih besar dan dilengkapi dengan fasilitas disebut community park taman lingkungan. Sedangkan menurut Eckbo 1964, lingkungan permukiman yang
ideal adalah kawasan lingkungan ketetanggaan yang memiliki fasilitas taman, bersama-sama membentuk sebuah blok permukiman dan taman tersebut dibuat
seluas 2-4 ha, dimanfaatkan secara intensif oleh penduduk sekitarnya. Menurut Simonds 1983, taman lingkungan memiliki dua kategori luasan
yaitu: 1.
Taman lingkungan antar tetangga neighborhood park merupakan ruang terbuka hijau yang ditata sebagai area bermain, rekreasi dan taman yang
berada di lingkungan kecil antar tetangga dengan luasan sekitar ±1,2 ha; 2.
Taman lingkungan antar komunitas community park merupakan ruang terbuka hijau yang ditata selain sebagai area bermain dan rekreasi juga
sebagai tempat berolahraga dengan luasan ± 2 ha, berada di lingkungan yang cukup besar dengan rata-rata 20 m² jiwa.
2.4 Perancangan Lanskap