Gambar 19 Konsep Ruang dibuat oleh: Dwi Nurulloh Kisami, 2012
5.6.3.2 Konsep Tata Hijau
Daerah Bali memiliki pertamanan dengan filosofi yang sangat tinggi sebagai unsur tanaman yang memberi kehidupan, keteduhan, kedamaian, keindahan,
tempat meditasi, memuji dan menyembah Tuhan sebagai warisan Budaya Hindu di Bali. Sedangkan masyarakat Singapura selalu mempergunakan tanaman yang
besar, berbunga dan wangi sejak awal perkembangan pertamanan di Singapura. Hal inilah yang mendasari pemilihan jenis tanaman untuk proyek GPR. Konsep
pemilihan tanaman disesuaikan dengan konsep arsitektural bangunan yang telah ada. Untuk itu, konsultan lanskap menawarkan penggunaan tanaman lokal Bali
dan low maintenance. Hal ini dimaksudkan agar konsep lanskap dengan ciri khas nuansa perkotaan di Singapura dan Bali dapat terwujud.
Pemilihan tanaman yang digunakan dalam mendesain lanskap GPR ini memanfaatkan potensi dan keanekaragaman tanaman yang adaptif di wilayah
Jakarta. Secara umum komposisi tanaman yang digunakan terdiri dari tegakan pohon, semak, tanaman merambat, tanaman penutup tanah groundcover dan
rumput. Tanaman yang digunakan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan fungsi yaitu tanaman penaung, pengarah, pembatas dan artistik
Gambar 20.
1. Vegetasi penaung, vegetasi ini menempati area jalan lokal internal road
dengan ROW 9 dan 8 meter. Vegetasi yang digunakan adalah vegetasi dengan ukuran kecil dan berbunga small size flowering tree seperti
Michelia champaca, Elaeocarpus grandiflorus dan Tabebuia pallida, sehingga dapat berfungsi sebagai identitas dengan adanya warna bunga
dan menaungi rumah dari sinar matahari. Penanaman vegetasi ini megikuti prinsip desain berupa adanya pengulangan repetition dan keseimbangan
balance. 2.
Vegetasi pengarah, vegetasi ini ditempatkan di area jalan utama boulevard area dengan ROW 14 meter dan jalan lingkungan
neighborhood addressing road dengan dengan ROW 10 meter. Tujuan penggunaan vegetasi pengarah ini agar dapat membantu pegguna jalan
dalam memperjelas arah yang dituju. Vegetasi yang digunakan adalah vegetasi dengan ukuran besar pada boulevard area seperti Samanea saman
dan Pelthoporum pterocarpum, serta vegetasi dengan ukuran medium medium size flowering tree seperti Tabebuia rosea. Selain itu,
penanaman vegetasi pengarah menggunakan prinsip desain kesederhanaan simplicity.
3. Vegetasi pembatas, vegetasi ini ditempatkan pada area pembatas jalan
dengan lingkungan sekitar perimeter area, sehingga bentukan dari pagar dapat tertutupi oleh tanaman. Vegetasi yang digunakan sebagai border
adalah Bambu Bambusa sp.. Sama halnya dengan vegetasi penaung dan pengarah, pola penanaman dari bambu ini adalah repetition dengan jarak
yang berdekatan. Penanaman dari bambu ini akan membentuk suatu garis berumpun yang dapat menutupi pagar pembatas screen sehingga akan
memperluas bentukan yang terkesan kaku dari pagar. 4.
Vegetasi artistik, vegetasi ini ditempatkan pada traffic island kawasan GPR. Vegetasi ini dipilih yang memiliki karakter menarik seperti bunga
atau daun berwarna indah dan semarak. Vegetasi yang digunakan adalah Plumeria red kamboja dan Cyrtostachis lakka palem merah. Tanaman
ini juga dipadupadankan dengan semak yang berbeda-beda di setiap island sehingga memiliki karakter daun yang kontras dengan hijaunya rumput.
Gambar 20 Konsep Tata Hijau dibuat oleh: Dwi Nurulloh Kisami, 2012
5.6.3.3 Konsep Sirkulasi