panjang 8,5 m sedangkan bagian kiri lebih lebih panjang yaitu 15 m. Hal ini menimbulkan efek negatif karena terjadi ketidakseimbangan ukuran panjang
dinding gate. Dalam prinsip desain Ingels 1997 dikenal dengan nama asymmetric balance keseimbangan asimetris.
Bagian di bawah dinding gate dipasang ornament taman dari bata sebagai border semak yang disusun dengan pola organik dan berbentuk undakan seperti
terasering. Desain ini mencerminkan gaya desain pada daerah Bali yang sering menggunakan sistem penanaman berbentuk terasering. Pada jalur pedestrian,
material hardscape yang digunakan adalah paving block. Paving block digunakan karena dapat meresap air lebih cepat, dan juga dapat memberikan kesan menarik
dengan pemilihan warna yang cerah. Sehingga dapat memperbaiki salah satu aspek kondisi lingkungan yang sering dikenal dengan pemanasan global global
warming.
5.7.2 Area Jalur Jalan
Perancangan lanskap jalur jalan di perumahan GPR ini dirancang sesuai dengan karakter yang ingin ditimbulkan pada area lanskap jalan tersebut. Lanskap
jalan pada kawasan GPR terbagi menjadi tiga. Area jalan utama dengan ROW 14 m disebut dengan boulevard road, area jalan lingkungan dengan ROW 10 m
disebut dengan neighborhood addressing road dan area jalan masuk dengan ROW 9 m dan 8 m disebut dengan internal road. Kaitannya dengan konsep dasar,
lanskap area jalur jalan ini menggunakan desain yang minimalis dan tanaman tropis yang mudah dipelihara low maintenance.
Softscape Material softscape yang digunakan pada area ini disesuaikan dengan ukuran lebar
jalan. Jenis tanaman yang dipilih pada area jalan utama dengan ROW 14 m adalah tanaman dengan ukuran besar dan bentuk tajuk melebar spread. Tanaman yang
digunakan adalah trembesi Samanea saman dan yellow flame Pelthoporum pterocarpum. Tanaman ini dipilih karena dapat berfungsi sebagai pohon
peneduh.
Gambar 26 Denah detail gate Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012
Gambar 27 Dinding gate Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012
Sedangkan area jalan lingkungan dengan ROW selebar 10 m dipilih tanaman dengan ukuran medium yang dapat menghubungkan ruang taman antar
ketetanggaan. Area jalan ini disebut dengan neighborhood addressing road. Tanaman yang digunakan adalah Tabebuia rosea dengan perpaduan warna daun
dan bunga yang bisa menghilangkan rasa lelah setelah menjalankan kesibukan seharian penuh. Untuk area jalan lingkungan dengan ROW 9 m dan ROW 8 m
digunakan tanaman dengan ukuran kecil yang dapat menjadi identitas jalan dengan warna bunga yang menarik. Area jalan ini disebut dengan internal road.
Tanaman yang digunakan pada area ini adalah elaeocarpus Elaeocarpus grandiflorus, tabebuia pink daun kecil Tabebuia pallida dan ketapang kencana
Buchida buceras. Gambar 28 menunjukkan tata letak penempatan pohon di area jalur jalan.
Penanaman area jalur jalan ini dibentuk dengan pola simetris dengan komposisi dan jumlah tanaman yang seimbang. Pola penanaman mengikuti berm
jalan yang telah direncanakan. Pada area persimpangan menuju jalan lingkungan terdapat dua pohon pulai Alstonia scholaris dan dua pohon butter cup
Cocholospermum religiosum sebagai pohon tinggi dan antik yang dapat dijadikan penanda adanya tikungan menuju persimpangan jalan.
Pada area jalan utama juga ditempatkan beberapa pot yang berisikan tanaman air seperti Adenium cutanium sehingga dapat berfungsi sebagai artwork.
Menurut Booth 1983, material tanaman dapat mempengaruhi persepsi terhadap ruang. Dengan adanya sejumlah massa tanaman pada area ini dapat menimbulkan
efek ruang yang merupakan salah satu dari elemen desain. Intensitas ruang dapat dipengaruhi tekstur. Dalam warna yang sama, tekstur yang lebih lembut akan
menampakkan intensitas warna lebih kuat daripada tekstur kasar. Tekstur dari tanaman yang digunakan pada area jalur jalan ini ditunjukkan
oleh daun-daun berupa ukuran, sifat tumbuh, pengelompokan dan susunan keseluruhan daun. Pada tanaman, tekstur dapat berupa kasarhalus, beratringan,
pudarmengkilat, kakulemah,
ataupun transparanrapat.
Tekstur dapat
menunjukkan halus-kasarnya permukaan elemen taman, baik elemen lunak maupun keras. Tekstur kasar menimbulkan kesan kokoh dan kuat, sedangkan
tekstur halus menimbulkan kesan elegan dan formal.
Gambar 28 Tata Letak Penempatan Pohon Area Jalur Jalan Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012
Tanaman semak hanya ditanam pada area jalan utama. Jenis tanaman semak yang dipilih adalah kombinasi puring Codiaeum variegatum, capit udang
Heliconia psittacorum, dietes Dietes irreoides dan pacing Costus woodsonii. Pemilihan jenis semak yang digunakan adalah tanaman yang bersifat tropis
dengan perpaduan warna yang indah antara puring dan capit udang yang menciptakan warna merah dan kuning, sedangkan perpaduan dietes dan pacing
yang menciptakan paduan warna merah dengan putih. Penanamannya disusun mengikuti gradasitinggi tanaman dan disusun berselang seling diantara dua
pohon yang ada di sebelahnya. Dengan menggunakan desain yang sederhana simplicity, menyatu unity, dan seimbang balance maka akan tercipta area
lanskap jalur jalan yang menarik. Hal ini sesuai dengan prinsip desain yang dikemukakan oleh Ingels 1997. Hasil perancangan area lanskap jalur jalan dapat
dilihat pada gambar 29-31.
KEY PLAN KEY PLAN
700 1400 2100cm
Gambar 31 Lokasi, Gambar Ilustrasi dan Gambar Potongan Area Jalur Jalan ROW 14m
Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012
KEY PLAN
500 1000 1500cm
Gambar 30 Lokasi, Gambar Ilustrasi dan Gambar Potongan Area Jalur Jalan ROW 10m
Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012
5.7.3 Area Bermain