memenuhi  kebutuhan  fikiran,  tubuh  dan  jiwa  manusia,  yaitu:  sight,  touch,  smell dan taste. Dalam pengembangannya desain GPR terbagi menjadi empat area agar
mempermudah  dalam  memahami  karakter  lanskap.  Salah  satu  yang  menjadi keunikan dari kawasan perumahan ini adalah konsepnya yang memadukan nuansa
antara  dua  kota  yang  luar  biasa  yakni  Singapura  dan  Bali  untuk  menciptakan sebuah konsep hidup baru.
Selama  mengikuti  kegiatan  magang,  tidak  semua  pekerjaan  dapat  berjalan dengan  lancar.  Hal  inilah  yang  ditemukan  oleh  PT.  Tropica  Greeneries  dalam
menjalankan  pekerjaaannya.  Ada  beberapa  masalah  dan  kendala  yang  dihadapi selama proses kerja berlangsung, antara lain masalah teknis dan masalah proyek.
Namun  hal  tersebut  dapat  diatasi  dengan  baik  agar  seluruh  kegiatan  yang  ada  di perusahaan tetap berjalan dengan lancar.
6.2 Saran
Perlu  adanya  mekanisme  kerja  yang  baik  dalam  proyek  dan  dalam  kinerja perusahaan  untuk  mendapatkan  hasil  dan  target  yang  ingin  dicapai,  misalnya
seperti pembuatan drawing list di setiap proyek yang akan dikerjakan, menambah sumberdaya  yang  memadai  baik  dalam  kapasitas  dan  jumlah  tenaga  kerja  untuk
pengerjaan  suatu  proyek  agar  pekerjaan  yang  dihasilkan  tepat  waktu  dan berkualitas.
PT. Tropica Greeneries merupakan wadah yang bermanfaat bagi mahasiswa yang  ingin  belajar  mengenai  proses  desain,  meningkatkan  pengetahuan  serta
keterampilan  profesional  di  bidang  arsitektur  lanskap,  sehingga  keberlanjutan kerjasama  yang  erat  antara  pihak  konsultan  dan  Departemen  Arsitektur  Lanskap
dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Anonim.  2012.  Kecamatan  Pesanggrahan.  http:www.Dephut.go.id  2012
[Internet]. [diunduh pada 17 Juni 2012] Anonim.  2012.  Peta  DKI  Jakarta.  http:maps.google.com  2012  [Internet].
[diunduh pada 1 Mei 2012] Anonim.  2012.  Provinsi  DKI  Jakarta.  http:  wikipedia.org  2012  [Internet].
[diunduh pada 13 Juni 2012] Anonim.  2012.  Taman  Pohon  Ajaib.  http:remaja.suaramerdeka.com  2012
[Internet]. [diunduh pada 20 Juni 2012] Arico.  2012.  Batu  Andesit.  http:aricoutama.com  2012  [Internet].  [diunduh
pada 8 November 2012] Booth,  N.  K.  1983.  Basic  Elements  of  Landscape  Architectural  Design.  Illinois:
Waveland Press, Inc. Budihardjo,  E.  1992.  Sejumlah  Masalah  Pemukiman  Kota.  Semarang:  Alumni
Press. Catanese, A. J. dan Snyder, J. C. 1989. Pengantar Arsitektur. Jakarta: Erlangga.
Cleland,  D.  I.  dan  Ireland,  L.  R.  2002.    Project  Management.  McGraw  Hill. Ireland.
De  Chiara,  J.D.  dan  Koppelman,  L.  E.  1990.  Standar  Perencanaan  Tapak terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Direktorat Jendral Penataan Ruang-Kementrian Pekerjaan Umum. 2004. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman. http:www.penataanruang.netteruhukumUU_4_1992
[Internet]. [diunduh pada 1 Mei 2012] Eckbo, G. 1964. Urban Landscape Design. New York: Mc Graw Hill Book Co.
Haryono.  2012.  Daerah  Resapan  Air.  http:scribd.com  2012  [Internet]. [diunduh pada 2 November 2012]
Imam. 2012. Dokumen Green Permata. Jakarta: Tidak dipublikasikan. Ingels, J. E. 1997. Landscaping: Principles and Practices. 5
th
edition. New York: Delmar Publisher.
Joga, N dan Ismaun, I. 2011. RTH 30 Resolusi Kota Hijau. Jakarta: Gramedia.
Karyono,  T.  H.  2010.  Green  Architecture:  Pengantar  Pemahaman  Arsitektur Hijau di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Kementrian  Perencanaan  Pembangunan  Nasional.  2003.  Pedoman  Pelaksanaan Pengadaan  BarangJasa  Pemerintah.  http:  http:www.bappenas.go.id
[Internet]. [di unduh pada 26 Desember 2012]
Laurie,  M.  1986.  Pengantar  Kepada  Arsitektur  Pertamanan  terjemahan.
Bandung: Intermedia. Nurisjah,  S  dan  Pramukanto,  I.  Q.  1995.  Penuntun  Praktikum  Perencanaan
Lanskap. Bogor: IPB Press. Oberlender, G. D. 1993. Project Management For Engineering and Conctruction.
New York: McGraw-Hill Book Co. Sharky,  Bruce  G.  1994.  Ready,  Set,  Practice  Elements  of  Architecture
Professional Practice. New York: John Wiey Sons, Inc. Simond,  J.  O.  1983.  Landscape  Architecture:  A  Manual  of  Site  Planning  and
Design. New York: McGraw- Hill Book Company, Inc. Soeharto,  I.  1995.  Manajemen  Proyek:  dari  Konseptual  sampai  Operasional.
Jakarta: Erlangga. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: IPB Press.
Untermann,  R  dan  Shall,  R.  1984.  Perencanaan  Tapak  Untuk  Perumahan terjemahan. Jakarta: Intermatra.
VanDyke, S. 1990. From Line o Design: Design Graphics Communication. New York: Van Nostrand Reinhold.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Master Plan Green Permata Residence
Sumber : PT. Kharisma Bakti Sejahtera, 2012
Lampiran 2  Kontrak Kerja Pekerjaan Landscape Proyek Green Permata
Lampiran 2 Lanjutan
Lampiran 2 Lanjutan
Lampiran 2 Lanjutan
Lampiran 2 Lanjutan
Lampiran 2 Lanjutan
Lampiran 3 Form Penawaran Harga Pekerjaan Landscape
Lampiran 4 Risalah Rapat Koordinasi
Lampiran 4 Lanjutan
Lampiran 4 Lanjutan
Lampiran 5 RAB Soft Material PT. TROPICA GREENERIES
QUOTATION FOR LANDSCAPE WORK PROJECT GREEN PERMATA
Pos Pengumben-Jakarta Total Area Landscape: 10.625 m²
No. Description
QTY UNIT
SPEC QUOTATION
UNIT PRICE TOTAL PRICE
I PRELIMINARY
1 Preliminary
1 ls
Sub Total
II PREPARATION WORKS
1 Land clearing  land grading
10625 m²
2 Planting media pupuk
200 m³
3 Stagging or Guying for trees
811 pcs
bamboo Sub Total
III SOFTSCAPE WORK GROUND FLOOR
III A Palms
1 Cyrtostachis lakka
24 nos
3,5-4 m ovh Rp          750.000
Rp                18.000.000 2
Pandanus tectorius sanderii multibranches 3
nos 3-4 m ov
Rp       4.000.000 Rp                12.000.000
Sub Total
Rp               30.000.000 III B
Trees
1 Tabebuia rosea
142 nos
5-6 m ov Rp       1.300.000
Rp              184.600.000 2
Ravenala madagascariensis 10
nos 4-5 m ov
Rp          850.000 Rp                  8.500.000
No. Description
QTY UNIT
SPEC QUOTATION
UNIT PRICE TOTAL PRICE
3 Strelitzia Nicolai
10 nos
1,5 m ov Rp          800.000
Rp                  8.000.000 4
Michelia campaca 52
nos 4-5 m ov
Rp          635.000 Rp                33.020.000
5 Buchida buceras
40 nos
6-7 m ov Rp          950.000
Rp                38.000.000 6
Tabebuia pallida 69
nos 2 m ov
Rp          450.000 Rp                31.050.000
7 Elaeocarpus grandiflorus
92 nos
3 m ov Rp          500.000
Rp                46.000.000 8
Samanea saman 45
nos 6-7 m ov
Rp       2.100.000 Rp                94.500.000
9 Alstonia scholaris
2 nos
5 m ov Rp       3.500.000
Rp                  7.000.000 10
Cocos nucifera 100
nos 3 m ov
Rp       1.250.000 Rp              125.000.000
11 Plumeria pink
12 nos
3 m ov Rp       1.350.000
Rp                16.200.000 12
Plumeria cendana 36
nos 3-4 m ov
Rp       1.400.000 Rp                50.400.000
13 Plumeria bunga merah
16 nos
3-4 m ov Rp       1.750.000
Rp                28.000.000 14
Cyathea sp. 20
nos 1,5-2 m ov
Rp          350.000 Rp                  7.000.000
15 Ptycospermae macarthurii
100 nos
3 m ov Rp          300.000
Rp                30.000.000 16
Pelthoporum pterocarpum yellow flame 38
nos 4 m ov
Rp       1.800.000 Rp                68.400.000
17 Cocholospermum religiosum butter cup
3 nos
4 m ov Rp       2.000.000
Rp                  6.000.000 18
Bambusa multiplex bambu 1584
nos 3 m ov
Rp            30.000 Rp                47.520.000
Sub Total Rp             829.190.000
IC Shrubs, climbers  ground covers
1 Hibiscus sp. kembang sepatu
3000 nos
30-40 cm ovh   Rp              4.500 Rp                13.500.000
2 Costus woodsonii
1000 nos
50-60 cm ovh   Rp              7.000 Rp                  7.000.000
3 Heliconia psittacorum capit udang
5000 nos
50-60 cm ovh   Rp              5.000 Rp                25.000.000
Lampiran 5 Lanjutan
No. Description
QTY UNIT
SPEC QUOTATION
UNIT PRICE TOTAL PRICE
4 Codiaeum sp. puring
1700 nos
70-80 cm ovh Rp              9.000    Rp                15.300.000
5 Penisetum setaceum rubra love grass
3600 nos
50-60 cm ovh Rp              4.000    Rp                14.400.000
6 Ipomea pre caprae ubi kuning
3000 nos
10-20 cm ovh Rp              2.000    Rp                  6.000.000
7 Bougainvillea bonsai shape bogenvil bonsai
60 nos
800-100 cm ovh   Rp          400.000    Rp                24.000.000 8
Bougainvillea pagar bogenvil pagar 5000
nos 50-60 cm ovh
Rp              6.000    Rp                30.000.000 9
Ophiopogon variegata kucai variegata 3200
nos 15-20 cm ovh
Rp              1.200    Rp                  3.840.000 10
Ophiopogon jaburan kucai 512
nos 15-20 cm ovh
Rp              1.200    Rp                     614.400 11
Calliandra haematoepala kaliandra 270
nos 30-40 cm ovh
Rp            27.000    Rp                  7.290.000 12
Costus stenophyllus 200
nos 2 m ov
Rp          138.000    Rp                27.600.000 13
Costus specious 200
nos 1 m ov
Rp          188.000    Rp                37.600.000 14
Calathea lutea kalatea pisang 200
nos 1-1,2 m ov
Rp            20.000    Rp                  4.000.000 15
Cordyline sp. hanjuang 1250
nos 30-40 cm ovh
Rp              8.000    Rp                10.000.000 16
Pandanus pygmaeus pandan kuning 1872
nos 15-20 cm ovh
Rp              5.000    Rp                  9.360.000 17
Arundodonax sp. arundodonax 90
nos 1 m ovh
Rp            27.000    Rp                  2.430.000 18
Hymenocallis littoralis bakung 3600
nos 15-20 cm ovh
Rp              1.200    Rp                  4.320.000 19
Adenium cutanium pot adenium 20
nos 50-60 cm ovh
Rp          250.000    Rp                  5.000.000 20
Dietes irriioides dietes 1500
nos 50-60 cm ovh
Rp              1.200    Rp                  1.800.000 21
Mussaenda erytrophylla nusa indah 450
nos 40-50 cm ovh
Rp              1.000    Rp                     450.000 22
Rhoeodeo discolor adam hawa 704
nos 10-20 cm ovh
Rp              1.000    Rp                     704.000 23
Zephyranthes rose bawang-bawangan pink 1024
nos 10 cm ovh
Rp              1.200    Rp                  1.228.800 Sub Total
Rp              251.637.200 Lampiran 5 Lanjutan
No. Description
QTY UNIT
SPEC QUOTATION
UNIT PRICE TOTAL PRICE
III D  Turfgrass
1 Axonopus compressuss dwarf
7625 nos
Rp            25.000 Rp              190.625.000
Sub Total Rp              190.625.000
IV MAINTENANCE WORK
1 After completion
3 month
Rp     20.000.000 Rp                60.000.000
Sub Total Rp                60.000.000
TOTAL Rp           1.361.452.200
Price include PPN Lampiran 5 Lanjutan
Lampiran 6 RAB Hard Material
No. Description
Spec QTY
SATUAN QUOTATION
UNIT PRICE TOTAL PRICE
I ENTRANCE Main Gate  Side Gate
Gate Wall Natural coating ex Mowilex
63 m²
Rp         759.000 Rp       47.817.000
Vertical Garden Geopocket system
7,5 m²
Rp      4.626.833    Rp       34.701.250 Terrasering Border Line
Pasangan bata+kamport 30
m² Rp         846.000    Rp       25.380.000
Pedestrian beton
192 m²
Rp         544.016    Rp     104.451.000
Sub Total I
Rp     212.349.250
II CONNECTING PARK I
Grass Stairs 2 sisi Batu andesit dan rumput
30 m²
Rp      2.549.800    Rp       76.494.000 Pedestal
Pasangan bata 1
unit Rp      1.985.000    Rp         1.985.000
Plaza 2 sisi 42
m² Rp         788.250    Rp       33.106.500
Jogging track 114
m² Rp         526.000    Rp       59.964.000
Pathway Batu templek
23 m²
Rp         717.500    Rp       16.502.500 Ornament
Pot dan Bangku beton 4
unit Rp    11.000.000    Rp       44.000.000
Sub Total II
Rp     232.052.000
III CONNECTING PARK II
Grass Stairs 2 sisi Batu andesit dan rumput
35 m²
Rp      2.589.600    Rp       90.636.000 Pedestal
Pasangan bata 1
unit Rp      1.985.000    Rp         1.985.000
Plaza 2 sisi 42
m² Rp         788.250    Rp       33.106.500
Jogging track 114
m² Rp         526.000    Rp       59.964.000
Pathway Batu templek
24 m²
Rp         717.500    Rp       17.220.000 Ornament
Pot dan Bangku beton 4
unit Rp    11.000.000    Rp       44.000.000
9
Lampiran 6 Lanjutan
No. Description
Spec QTY
SATUAN QUOTATION
UNIT PRICE TOTAL PRICE
Sub Total III Rp     246.911.500
IV CONNECTING PARK III
Grass Stairs 2 sisi Batu andesit dan rumput
33 m²
Rp      2.579.348 Rp       85.118.500
Pedestal Pasangan bata
1 unit
Rp      1.985.000 Rp         1.985.000
Plaza 2 sisi 40
m² Rp         788.250
Rp       31.530.000 Jogging track
124 m²
Rp         526.000 Rp       65.224.000
Pathway Batu templek
24 m²
Rp         717.500 Rp       17.220.000
Ornament Pot dan Bangku beton
8 unit
Rp      5.500.000 Rp       44.000.000
Sub Total IV Rp     245.077.500
V CHILDREN PLAYGROUND I
Plaza Entrance  Connecting 82
m² Rp         426.030
Rp       34.934.500 Plaza Utama
59 m²
Rp      1.048.381 Rp       61.854.500
Kolam Pasir 36
m² Rp      3.021.000
Rp     108.756.000 Bangku Beton
29 m²
Rp      1.995.828 Rp       57.879.000
Ornament Ship ornament  tree grate
10 unit
Rp         750.000 Rp         7.500.000
Sub Total V Rp     270.924.000
VI CHILDREN PLAYGROUND II
Plaza Entrance  Stepping lantai 71
m² Rp         486.000
Rp       34.506.000 Plaza Utama
61 m²
Rp      1.138.811 Rp       69.467.500
Lantai Playground 18
m² Rp      1.071.000
Rp       19.278.000 Bangku Beton
7 m²
Rp      1.718.143 Rp       12.027.000
9
Lampiran 6 Lanjutan
No. Description
Spec QTY
SATUAN QUOTATION
UNIT PRICE TOTAL PRICE
Ornament Tree grate
6 unit
Rp         750.000    Rp         4.500.000
Sub Total VI Rp     139.778.500
VII CHILDREN PLAYGROUND III
Plaza Utama  Border Lantai 50
m² Rp         990.890    Rp       49.544.500
Connecting lantai 61
m² Rp         508.623    Rp       31.026.000
Lantai Playground 18
m² Rp      1.071.000    Rp       19.278.000
Bangku Beton 6
m² Rp      1.679.333    Rp       10.076.000
Ornament Flower tower   tree grate
10 unit
Rp         675.000    Rp         6.750.000
Sub Total VII
Rp     116.674.500
VIII  PERIMETER GARDEN I
Plaza Utama  Border Lantai 50
m² Rp         990.890    Rp       49.544.500
Jogging Track rabat beton
84 m²
Rp         486.000    Rp       40.824.000 Lantai reflex
74 m²
Rp         865.000    Rp       64.010.000 Ornamaent
Shelter  bangku beton 6
unit Rp    15.416.667    Rp       92.500.000
Sub Total VIII Rp     246.878.500
IX PERIMETER GARDEN II
Plaza Utama  Border Lantai 45
m² Rp      1.045.778    Rp       47.060.000
Jogging Track rabat beton
56 m²
Rp         486.000    Rp       27.216.000 Lantai reflex
44 m²
Rp         865.000    Rp       38.060.000 Ornamaent
Shelter  bangku beton 7
unit Rp    13.214.286    Rp       92.500.000
Sub Total IX
Rp     204.836.000 TOTAL
Rp  1.915.481.750
Lampiran 7 Planting plan for tree - Boulevard area
1
1 Lampiran 7 Lanjutan
Lampiran 8 Planting plan for shrubs – boulevard area
1
Lampiran 9 Planting Plan For Trees- area jalur jalan
1 Lampiran 9 Lanjutan
1
1 Lampiran 10 Lanjutan
1 Lampiran 10 Lanjutan
1 Lampiran 11 Planting Plan For Shrubs
1 Lampiran 11 Lanjutan
Lampiran 11 Lanjutan
KEGIATAN MAGANG PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GREEN PERMATA
DI PT. TROPICA GREENERIES, JAKARTA
Landscape design internship activity for Green Permata residential area in PT. Tropica Greeneries, Jakarta
Dwi Nurulloh Kisami
1
, Bambang Sulistyantara
2
1
Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB
2
Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB
Abstract Human needs a place to stay, so that a residential area should be constructed by
supporting  facilities.  Today,  residential  area  are  dominated  by  building  structures. Green Permata is a residential area that combines a modern tropical concept in the
area  of  Jakarta.  To  realize  it,  they  need  a  design  process  in  accordance  with  the wishes  of  the  owner  and  accordance  with  the  aesthetics  and  functional  value.  PT.
Tropica  Greeneries  as  consultant  firm  as  well  as  landscape  contractors  who  have years  experience,  is  trusted  by  PT.  Agung  Podomoro  Land  to  design  and  build  the
landscape  of  Green  Permata  Residential  Area.  The  purpose  of  making  the  Green Permata  Residential  area  landscape  design  is  to  fulfill  basic  human  need  for  place
with  green  oasis  in  Jakarta  city  concept.  The  internship  activities  that  were conducted  during  the  four  months  from  February  until  May  2012  in  PT.  Tropica
Greeneries,  Jakarta.  The  result  of  landscape  design  study  during  internship  is  an experience to produce site plan, image section, planting plan and hardscape plan.
Keyword: Green Permata, landscape design, residential area, Tropica Greeneries.
RINGKASAN
DWI  NURULLOH  KISAMI.  Kegiatan  Magang  Perancangan  Lanskap  Kawasan Perumahan  Green  Permata  di  PT.  Tropica  Greeneries,  Jakarta.  Dibimbing  oleh
BAMBANG SULISTYANTARA.
Manusia  membutuhkan  tempat  tinggal  untuk  memenuhi  kebutuhan dasarnya.  Oleh  karena  itu,  suatu  kawasan  permukiman  perlu  dilengkapi    dengan
fasilitas  pendukung.  Saat  ini  pembangunan  kawasan  permukiman  lebih  banyak didominasi  oleh  adanya  pembangunan  fisik  yang  dapat  menimbulkan  dampak
negatif. Usaha untuk  menciptakan permukiman yang baik dan ideal memerlukan keterlibatan pemerintah dalam menata lingkungan tempat tinggal yang layak bagi
masyarakatnya.  Pembangunan  permukiman  ini  tidak  terlepas  dari  pekerjaan lanskap  untuk  memenuhi  kenyamanan  lingkungan  karena  keasrian  dan
kenyamanan  merupakan  faktor  pelengkap  yang  dapat  meningkatkan  daya  tarik dan kualitas lingkungan.
Green  Permata  merupakan  kawasan  permukiman  yang  memadukan  nuansa antara  dua  kota    yang  luar  biasa  yakni  Singapura  dan  Bali  untuk  menciptakan
sebuah konsep hidup baru. Untuk mewujudkan konsep tersebut  diperlukan suatu proses  perancangan  yang  sesuai  dengan  keinginan  owner,  nilai  estetis  dan
fungsional tapak. Dalam hal ini, PT. Tropica Greeneries ditunjuk secara langsung oleh  PT.  Agung  Podomoro  Land  untuk  mendesain  dan  membangun  lanskap
perumahan  Green  Permata.  PT.  Tropica  Greeneries  sebagai  lokasi  kegiatan magang  merupakan  perusahaan  konsultan  berpengalaman  yang  telah  menangani
berbagai  proyek  seperti  villa,  hotel,  apartemen,  perumahan,  perkantoran,  resort dan lain-lain.
Secara  umum  tujuan  dalam  kegiatan  magang  di  PT.  Tropica  Greeneries adalah  untuk  memperoleh  keterampilan  kerja  secara  professional  di  bidang
arsitektur  lanskap  melalui  kegiatan  yang  ada  di  perusahaan.  Kegiatan  magang bermanfaat  untuk  meningkatkan  kemampuan  beradaptasi  dan  bekerjasama,
mempersiapkan  mahasiswa  yang  siap  kerja  dan  menguasai  bidangnya  setelah
lulus  dari  perguruan  tinggi  serta  mendapatkan  pengalaman  dalam  proses  desain lanskap khususnya kawasan perumahan.
Kegiatan  magang  ini  dilakukan  selama  3,5  bulan,  dimulai  pada  7  Februari hingga  25  Mei  2012.  Metode  magang  yang  digunakan  dalam  proses  desain
lanskap  ini  adalah    dengan  mengikuti  mekanisme  kerja  PT.  Tropica  Greeneries, berpartisipasi  aktif,  wawancara  dan  melakukan  studi  pustaka  untuk  membantu
pengumpulan  data  pada  proses  desain.  Tahapan  kegiatan  magang  mengikuti prosedur  pelaksanaan  yang  ada  pada  perusahaan,  dimana  mahasiswa  mulai
bergabung  ketika  proyek  Green  Permata  berada  pada  tahap  konsep  desain  dan berakhir pada tahap pembuatan Rencana Anggaran Biaya RAB. Batasan magang
yang  dilakukan  meliputi  pemahaman  terhadap  proses  selama  pembuatan  desain proyek Green Permata yang dikerjakan oleh PT. Tropica Greeneries.
Desain  lanskap  Green  Permata  berpatokan  pada  keinginan  klien  yang mengharapkan perumahan ini dapat menjadi oasis di tengah kota Jakarta. Tujuan
membuat  desain  lanskap  dari  kawasan  Green  Permata  tidak  hanya memaksimalkan  fungsi  ruang  untuk  tempat  hunian,  tetapi  juga  diharapkan  dapat
memenuhi  kebutuhan  pikiran,  tubuh  dan  jiwa  manusia.  Perancangan  lanskap  ini meliputi  area  penerimaan,  area  jalur  jalan,  area  bermain  dan  area  sosial.  Konsep
dasar yang diusung dalam proyek Green Permata adalah  modern tropical dengan konsep desain lanskap yang bercermin pada daerah Bali-Singapura. Selain itu, PT.
Tropica  Greeneries  menggunakan  dasar  filosofi  yang  harus  dimiliki  dalam mendesain kawasan GPR berupa empat sense  yaitu: sight, touch, smell dan taste.
Melalui  kegiatan  magang  di  PT.  Tropica  Greeneries  ini,  mahasiswa  dapat menigkatkan  kemampuan  dalam  menggunakan  software  untuk  menghasilkan
suatu  desain  yang  baik,  menarik  dan  mudah  dimengerti,  serta  mendapatkan pengetahuan  yang  bermanfaat  bagi  pengembangan  diri  mahasiswa  di  bidang
arsitektur lanskap sebelum masuk ke dunia kerja yang sesungguhnya.
Kata kunci: Green Permata, desain lanskap, permukiman, Tropica Greeneries.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia  membutuhkan  tempat  tinggal  untuk  memenuhi  kebutuhan primernya.  Oleh  karena  itu,  kawasan  permukiman  perlu  dilengkapi  dengan
fasilitas  pendukung  berupa  taman  lingkungan,  sarana  pendidikan,  tempat  ibadah serta  sarana  dan  prasarana  lainnya.  Simonds  1983  menjelaskan  bahwa  tempat
tinggal  yang  ideal  harus  dapat  memenuhi  kebutuhan  untuk  tempat  berteduh, berlindung,  beraktivitas,  memberikan  rasa  nyaman,  privasi,  keleluasaan  dan
menunjukkan apresiasi terhadap alam. Saat  ini  pertumbuhan  permukiman  semakin  tidak  terkendali  dan
memberikan  dampak  negatif  bagi  lingkungan.  Hal  ini  ditandai  dengan  laju pertumbuhan  dan  laju  migrasi  yang  semakin  meningkat.  Dampak  negatif  dari
kawasan  permukiman  yang  tidak  terkendali  itu  adalah  lingkungan  permukiman menjadi  padat  dan  tidak  sehat,  ruang  terbuka  menjadi  sempit,  jumlah  vegetasi
menjadi berkurang, iklim mikro semakin tidak nyaman dan lain sebagainya. Usaha  untuk    menciptakan  permukiman  yang  baik  dan  ideal  memerlukan
keterlibatan pemerintah dalam menata lingkungan tempat tinggal yang layak bagi masyarakatnya.  Namun  terdapat  pula  upaya  dari  sektor  swasta  untuk  melakukan
pembangunan dengan menawarkan nilai lebih dari suatu kawasan tertentu. Hal ini sesuai  dengan  yang  dikemukakan  oleh  Catanese  dan  Snyder  1989  bahwa
sebagian  besar  lingkungan  buatan,  yaitu  85  dari  bangunan  yang  ada  saat  ini dibangun  oleh  sektor  swasta  di  bidang  properti  yang  diprakarsai  oleh  para
developer untuk pembangunan, kepemilikan, atau manajemen mereka sendiri dan untuk dijual kembali.
Pembangunan  permukiman  ini  tidak  terlepas  dari  pekerjaan  lanskap  untuk memenuhi  kenyamanan lingkungan karena keasrian dan kenyamanan merupakan
faktor  pelengkap  yang  dapat  meningkatkan  daya  tarik  dan  kualitas  lingkungan. Pembangunan  kawasan  permukiman  lebih  banyak  dicerminkan  oleh  adanya
pembangunan  fisik  kawasan  yang  telah  didominasi  oleh  sarana  dan  prasarana yang  berupa  struktur  bangunan  atau  area  perkerasan.  Untuk  mewujudkan  suatu
tatanan  lanskap  yang  estetis  dan  fungsional  diperlukan  suatu  proses  berupa
perancangandesain pada tapak dengan menggunakan konsep yang sesuai dengan keinginan pemilik dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan.
Green  Permata  Residence  GPR  merupakan  kawasan  permukiman  yang memadukan  nuansa  antara  dua  kota  yang  luar  biasa  yakni  Singapura  dan  Bali
untuk menciptakan sebuah konsep hidup baru. Singapura dikenal di seluruh dunia sebagai  Kota  Taman  yang  sangat  disiplin  dengan  ketertiban,  kerapihan
kebersihan,  dan  kenyamanannya.  Pulau  tropis  lainnya  adalah  Bali,  Bali  dikenal karena  kerajinan  tangan  dan  pemandangan  yang  indah.  Karena  lokasi  Jakarta
diantara  Singapura  dan  Bali  maka  konsep  untuk  memadukan  dua  tradisi,  pulau tropis dan kota metropolitan dinilai sangat tepat.
PT.  Agung  Podomoro  Land  sebagai  pengembang  properti,  serta  PT. Kharisma  Bakti  Sejahtera  sebagai  penanggung  jawab  dalam  perencanaan
pembangunan  GPR, memberikan suatu fasilitas peristirahatan  yang menarik bagi para  konsumen.  Kehadirannya  sebagai  sebuah  perumahan  dikelilingi  banyak
lembaga pendidikan berkualitas semacam sekolah internasional, rumah sakit serta berbagai  pusat  perbelanjaan  terkemuka  yang    berlokasi  di  Jakarta  Barat  dan
Jakarta Selatan. Dalam pengembangannya, GPR juga menyediakan area barbecue, children  playground  dan  sebuah  club  house  sebagai  sarana  bersosialisasi  yang
dapat dinikmati oleh keluarga. PT.  Tropica  Greeneries  sebagai  pihak  konsultan  dan  kontraktor  lanskap
yang  telah  memiliki  pengalaman  bertahun-tahun,  dipercaya  oleh  pengembang properti untuk mendesain lanskap GPR  yang berlokasi di Jakarta Selatan. Proses
desain  tersebut  dapat  dijadikan  pelajaran  untuk  meningkatkan  wawasan  dan pengetahuan tentang proses perancangan suatu proyek pekerjaan lanskap. Dengan
melihat pengalaman dan kinerja PT. Tropica Greeneries, maka dengan melakukan kegiatan  magang  di  perusahaan  tersebut  diharapkan  dapat  meningkatkan
pengetahuan  dalam  proses  mendesain  lanskap  perumahan  serta  menjadi  bahan perbandingan dengan ilmu yang didapat di perkuliahan. Melalui kegiatan magang,
sikap  profesionalisme  di  bidang  arsitektur  lanskap  dapat  diwujudkan  melalui pemahaman dan aplikasi teori keilmuan dalam praktek kerja lapang.
1.2 Tujuan
Tujuan  umum  dari  kegiatan  magang  ini  adalah  memperoleh  keterampilan kerja  secara  profesional  di  bidang  arsitektur  lanskap  melalui  kegiatan  di  dalam
maupun di luar studio serta memahami berbagai permasalahan dan kendala dalam kegiatan  perusahaan  di  bidang  lanskap.  Adapun  tujuan  khusus  dari  kegiatan
magang di PT. Tropica Greeneries ini adalah: 1.
mempelajari manajemen dan organisasi perusahaan, 2.
memperoleh  pengetahuan  mempelajari  proses  pembuatan  desain  lanskap perumahan,
3. menganalisis  permasalahan  yang  terjadi  selama  proses  desain  serta
memahami alternatif penyelesaiannya.
1.3 Manfaat
Kegiatan  magang  ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  sebagai berikut:
1. meningkatkan  kemampuan  beradaptasi,  bersosialisasi,  berinteraksi  dan
bekerjasama dengan orang lain pada lingkungan kerja di bidang arsitektur lanskap,
2. mempersiapkan  mahasiswa  yang  siap  kerja  dan  menguasai  bidangnya
setelah lulus dari perguruan tinggi, dan 3.
mendapatkan  pengajaran  serta  pengalaman  dalam  proses  desain  lanskap kawasan perumahan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap Permukiman
Simonds  1983  berpendapat  bahwa  lanskap  ialah  bentang  alam  yang memiliki karakteristik tertentu dimana elemen-elemen lanskapnya dibagi menjadi
elemen  lanskap  utama  dan  elemen  lanskap  penunjang.  Elemen  lanskap  utama adalah  elemen  lanskap  dominan  yang  tidak  dapat  diubah,  seperti  bentukan-
bentukan  gunung,  sungai,  pantai,  dan  lain-lain.  Sedangkan  elemen  lanskap penunjang  adalah  elemen  lanskap  yang  dapat  diubah  seperti  bukit-bukit,  semak-
semak, dan sungai  kecil. Menurut Eckbo 1964 lanskap merupakan keseluruhan yang  kompleks  dari  elemen  fisik  di  suatu  area  atau  daerah  pergerakan.  Lanskap
secara  fisik  merupakan  hasil  interaksi  antara  manusia  sebagai  individu  dan makhluk sosial dengan alam sebagai kesatuan proses.
Menurut  Wiradisuria  1989  dalam  Budiharjo  1992,  lingkungan permukiman  tidak  hanya  menyangkut  prasarana  fisik  permukiman  dan  fasilitas
pelayanan  umum,  tetapi  juga  pembinaan  fasilitas  usaha.  Peranan  permukiman sangat  penting  dalam  usaha  menjadikan  penduduk  sebagai  unsur  utama  dalam
pembangunan  dan  memungkinkan  lingkungan  hidup  menunjang  proses pembangunan secara berkelanjutan.
Dalam  Undang-Undang  nomor  4  tahun  1992  tentang  Perumahan  dan Permukiman,  pasal  1  ayat  2,  disebutkan  bahwa  perumahan  adalah  kelompok
rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang  dilengkapi  dengan  prasarana  dan  sarana  lingkungan.  Pasal  1  ayat  5  dan  6
mengungkapkan yang dimaksud dengan prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar  fisik  lingkungan  yang  memungkinkan  lingkungan  permukiman  dapat
berfungsi  sebagaimana  mestinya.  Sarana  lingkungan  adalah  fasilitas  penunjang untuk  penyelenggaraan  dan  pengembangan  kehidupan  ekonomi,  sosial  dan
budaya. Menurut  Simonds  1983,  permukiman  merupakan  kelompok-kelompok
rumah yang memiliki secara bersama suatu ruang terbuka hijau open space dan merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan seluruh keluarga dalam
suatu  aktivitas,  tetapi  cukup  besar  untuk  menampung  fasilitas  umum  seperti
tempat berbelanja, lapangan bermain play field serta daerah penyangga buffer. Menurut  Chiara  dan  Koppelman  1990,  dalam  memilih  kawasan  untuk
permukiman harus mempertimbangkan tujuh karakter fisik: 1.
Kondisi tanah dan bawah tanah 2.
Air tanah dan drainase 3.
Bebas dari bahaya banjir akibat air tanah dan banjir permukaan 4.
Kesesuaian penampakan bangunan yang akan direncanakan 5.
Kesesuaian untuk akses dan sirkulasi 6.
Kesesuaian untuk pembangunan ruang terbuka 7.
Bebas dari bahaya kecelakaan tanah longsor
2.2 Lanskap Jalan
Menurut  Chiara  dan  Koppelman  1990,  jalan  adalah  unsur  penting  untuk rancangan  pengelompokan  yang  harus  diletakkan  secara  fungsional  dan  sesuai
dengan  kegunaannya.  Lanskap  jalan  adalah  wajah  dari  karakter  lahan  atau  tapak yang  terbentuk  pada  lingkungan  jalan,  baik  yang  terbentuk  dari  elemen  lanskap
alamiah  seperti  bentuk  topografi  lahan  yang  mempunyai  panorama  yang  indah, maupun yang terbentuk dari elemen lanskap buatan manusia.
Perencana  harus  menentukan  seberapa  luas  sebuah  sistem  jalan diperuntukkan  untuk  tapaknya,  yaitu  dengan  menggunakan  tiga  kategori  yaitu
utama, lokal dan jalan masuk Untermann dan Shall, 1984. Tiga kategori tersebut diperuntukkan  untuk  tapak  yang  luas,  sedangkan  untuk  tapak  yang  kecil
menggunakan  sistem  jalan  masuk  yang  luas.  Berdasarkan  jenis  peruntukannya, jalan  dibagi  menjadi  sirkulasi  pejalan  kaki,  sirkulasi  sepeda  dan  sirkulasi
kendaraan bermotor. Dalam  merencanakan  lanskap  jalan  dibutuhkan  usaha  agar  keberadaan
lanskap  jalan  dapat  dimanfaatkan  dan  tidak  menggangggu  pengguna  jalan. Adapun usaha yang dilakukan adalah dengan mengontrol ketinggian pohon-pohon
dan penggunaan jenis rumput yang sama pada pekarangan depan Eckbo, 1964.
2.3 Taman Lingkungan
Menurut  Nurisjah  dan  Pramukanto  1995,  fungsi  taman  lingkungan  bagi pemakainya  adalah  sebagai  tempat  rekreasi  aktif  dan  pasif,  untuk  tempat
beristirahat  atau  tempat  untuk  menghirup  udara  segar,  untuk  meningkatkan  rasa bertetangga  sosialisasi,  dan  merupakan  sarana  fisik  untuk  memecahkan
kehidupan sehari-hari yang monoton dan menjemukan. Untermann  dan  Shall  1984  berpendapat  bahwa  taman  perumahan  adalah
taman  yang  terletak  di  suatu  kawasan  permukiman  yang  diperuntukkan  bagi beberapa  blok  rumah  dan  taman  yang  dibuat  untuk  memenuhi  jumlah  penduduk
yang  lebih  besar  dan  dilengkapi  dengan  fasilitas  disebut  community  park  taman lingkungan.  Sedangkan  menurut  Eckbo  1964,  lingkungan  permukiman  yang
ideal  adalah  kawasan  lingkungan  ketetanggaan  yang  memiliki  fasilitas  taman, bersama-sama  membentuk  sebuah  blok  permukiman  dan  taman  tersebut  dibuat
seluas 2-4 ha, dimanfaatkan secara intensif oleh penduduk sekitarnya. Menurut  Simonds  1983,  taman  lingkungan  memiliki  dua  kategori  luasan
yaitu: 1.
Taman lingkungan antar tetangga neighborhood park merupakan ruang terbuka  hijau  yang  ditata  sebagai  area  bermain,  rekreasi  dan  taman  yang
berada di lingkungan kecil antar tetangga dengan luasan sekitar ±1,2 ha; 2.
Taman  lingkungan  antar  komunitas  community  park  merupakan  ruang terbuka  hijau  yang  ditata  selain  sebagai  area  bermain  dan  rekreasi  juga
sebagai  tempat  berolahraga  dengan  luasan  ±  2  ha,  berada  di  lingkungan yang cukup besar dengan rata-rata 20 m² jiwa.
2.4 Perancangan Lanskap
Laurie  1986  menyatakan  bahwa  desain  lanskap  merupakan  sebuah perluasan  dari  perencanaan  tapak.  Perencanaan  merupakan  suatu  kegiatan
pemecahan  masalah  dan  proses  pengambilan  keputusan  Nurisjah  dan Pramukanto,  1995.  Secara  ringkas  dikatakan  bahwa  perencanaan  adalah  proses
pemikiran  dari  suatu  ide  ke  arah  suatu  bentuk  nyata.  Lebih  lanjut  diungkapkan bahwa  dalam  bidang  arsitektur  lanskap,  merencana  merupakan  suatu  tindakan
menata  dan  menyatukan  berbagai  penggunaan  lahan  berdasarkan  pengetahuan
teknis  lahan  dan  kualitas  estetiknya  guna  mendukung  fungsi  yang  akan dikembangkan  diataspada  lahan  tersebut.  De  Chiara  dan  Koppelman  1990
menyatakan  bahwa  proses  perencanaan  tapak  dimulai  dengan  pengumpulan  data dasar  yang berkaitan secara khusus dengan tapak tersebut dan daerah sekitarnya.
Data  ini  harus  meliputi  hal-hal  seperti  rencana  induk  dan  penelaahannya, peraturan  penzonaan,  peta  dasar  dan  udara,  survai,  data  topografi,  informasi
geologi,  hidrologi  dari  daerah  tersebut,  tipe  tanah,  vegetasi  dan  ruang  terbuka yang  ada.  Setelah  semua  informasi  yang  ada  diperoleh,  maka  informasi  tersebut
harus  diperiksa  dan  dianalisis  untuk  menetapkan  keunggulan  serta  keterbatasan tapak.
Selanjutnya,  desain  lanskap  merupakan  proses  pemberian  kualitas  spesifik kepada  ruang  diagramatik  rencana  tapak  dan  merupakan  level  lain  dimana
arsitektur  lanskap  didiskusikan  atau  dikritik.  Selain  itu,  yang  harus dipertimbangkan  dalam  perancangan  adalah  dimensi  suatu  obyek  desain  agar
mempermudah  dalam  pemeliharaan.  Simonds  1983  menyatakan  bahwa perancangan  lanskap  menuntut  kemampuan  merancang  yang  imajinatif  untuk
menghasilkan bentuk-bentuk yang inovatif dan kreatif berdasarkan hasil analisis. Booth  1983  menyatakan  bahwa  proses  desain  umumnya  memiliki  tahap-
tahap sebagai berikut: 1.
Penerimaan proyek 2.
Riset dan analisis termasuk mengunjungi tapak a.
Persiapan rencana dasar b.
Inventarisasi tapak dan analisis c.
Wawancara dengan pemilik client d.
Pembentukan program 3.
Desain a.
Diagram fungsi ideal b.
Diagram fungsi keterhubungan tapak c.
Concept plan rencana konsep d.
Studi tentang komposisi bentuk e.
Desain awal f.
Desain skematik
g. Master plan rencana utama
h. Pembuatan desain
4. Gambar-gambar konstruksi
a. Layout plan rencana tata ruang
b. Grading plan rencana pembentukan lahan
c. Planting plan rencana penanaman
d. Detil konstruksi
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi setelah konstruksi
7. Pemeliharaan
Selain  itu  Booth  1983  menyatakan  pula  bahwa  tahapan-tahapan  pada proses  desain  menggambarkan  peristiwa  yang  terangkai  secara  ideal.  Beberapa
tahapan  tersebut  dapat  melengkapi  satu  dengan  lainnya  sehingga  kerapihan  pada gambar  sedikit  terlihat  jelas  dan  nyata.  Selanjutnya,  beberapa  tahapan  dapat
serupasejajar satu dengan lainnya dalam hal waktu dan muncul secara bersamaan. Dengan  kata  lain,  tidak  ada  satupun  tahapan  dari  proses  desain  yang  muncul
secara terpisah dari lainnya.
2.5 Kontraktor dan Konsultan Lanskap
Ingels 1997 menyatakan bahwa kontrak merupakan suatu perjanjian secara tertulis  yang  terikat  secara  sah  menurut  hukum,  biasanya  antara  dua  pihak,  yang
mendeskripsikan beberapa pekerjaan dan atau bahan-bahan yang akan dilengkapi dengan  penetapan  keuntungan  pembayaran  atau  nilai  kompensasi  lainnya.
Beberapa  pihak  yang  terlibat  dalam  suatu  pekerjaan  atau  proyek  dalam  kontrak diantaranya  klien,  kontraktor  dan  subkontraktor.  Klien  adalah  seseorang  atau
organisasibadan  usaha  yang  memiliki  dan  menyediakan  biaya  untuk  suatu proyek.  Dana  tersebut  berasal  dari  dana  pribadi  klien  ataupun  dari  sumber  lain.
Kontraktor  adalah  sebuah  lembaga  atau  kelompok  yang  memiliki  perjanjian dengan  klien  atau  perwakilan  klien  dalam  kontrak  pekerjaan.  Kontraktor  terbagi
menjadi  kontraktor  utama  prime  contractor  dan  subkontraktor  subcontractor. Kontraktor  utama  merupakan  perusahaan  yang  bertanggung  jawab  langsung
kepada  klien  untuk  pembangunan  suatu  proyek.  Sedangkan  subkontraktor merupakan  perusahaan  yang  tercantum  dalam  kontrak  kerja  dan  bertanggung
jawab  kepada  kontraktor  utama  bukan  kepada  klien.  Subkontraktor  dapat mengerjakan  pekerjaan  listrik,  pemipaan,  konstruksi  kolam,  bangunan  atau
pekerjaan konstruksi khusus yang tidak bisa dilakukan oleh kontraktor utama. Selanjutnya  dijelaskan  pula  bahwa  dalam  proyek  konstruksi  yang  besar
tanggung  jawab  pelaksanaan  proyek  melibatkan  tim  profesional  dari  berbagai disiplin kerja. Salah satunya adalah kontraktor lanskap  yang dapat menjadi salah
satu  bagian  yang  melakukan  pekerjaan  pelaksanaan.  Sharky  1994  menyatakan bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam
industri  desain  dengan  menawarkan  ide,  rekomendasi,  saran  dan  keahlian  untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan aktivitas penyedia saran dalam bentuk
informasi,  rekomendasi,  prosedur  atau  ide.  Dalam  pertukaran  pelayanan konsultan,  klien  membayar  konsultan  dengan  sejumlah  biaya  yang  disepakati
antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan  penjelasan  ruang  lingkup  pekerjaan.  Jenis  aktivitas  konsultasi  meliputi  riset,
investigasi,  pendapat  ahli,  rekomendasi  teknis,  analisis  dan  evaluasi,  perbaikan anggaran  biaya  dan  modal,  atau  rencana  kesesuaian  proyek.  Contoh  servis  yang
diberikan oleh konsultan lanskap meliputi: 1.
memberikan rekomendasi material penanaman untuk proyek atau kondisi tapak tertentu,
2. memberikan spesifikasi teknis material lanskap secara tertulis,
3. mempersiapkan program pemeliharaan lanskap,
4. memberikan pendapat dari seorang ahli,
5. mempersiapkan rekomendasi perbaikan anggaran biaya dan modal,
6. memimpin pembuatan rencana kesesuaian untuk usulan proyek.
2.6 Manajemen Proyek Lanskap
Manajemen  proyek  adalah  merencanakan,  mengorganisir,  memimpin,  dan mengendalikan  sumber  daya  perusahaan  untuk  mencapai  sasaran  jangka  pendek
yang  telah  ditentukan  Soeharto,  1995.  Lebih  jauh  lagi  dijelaskan  bahwa manajemen  proyek  menggunakan  pendekatan  sistem  dan  hirarki  arus  kegiatan