Manajemen Proyek Lanskap Pelaksanaan Administrasi

kepada klien untuk pembangunan suatu proyek. Sedangkan subkontraktor merupakan perusahaan yang tercantum dalam kontrak kerja dan bertanggung jawab kepada kontraktor utama bukan kepada klien. Subkontraktor dapat mengerjakan pekerjaan listrik, pemipaan, konstruksi kolam, bangunan atau pekerjaan konstruksi khusus yang tidak bisa dilakukan oleh kontraktor utama. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dalam proyek konstruksi yang besar tanggung jawab pelaksanaan proyek melibatkan tim profesional dari berbagai disiplin kerja. Salah satunya adalah kontraktor lanskap yang dapat menjadi salah satu bagian yang melakukan pekerjaan pelaksanaan. Sharky 1994 menyatakan bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran dan keahlian untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi, prosedur atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Jenis aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana kesesuaian proyek. Contoh servis yang diberikan oleh konsultan lanskap meliputi: 1. memberikan rekomendasi material penanaman untuk proyek atau kondisi tapak tertentu, 2. memberikan spesifikasi teknis material lanskap secara tertulis, 3. mempersiapkan program pemeliharaan lanskap, 4. memberikan pendapat dari seorang ahli, 5. mempersiapkan rekomendasi perbaikan anggaran biaya dan modal, 6. memimpin pembuatan rencana kesesuaian untuk usulan proyek.

2.6 Manajemen Proyek Lanskap

Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan Soeharto, 1995. Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki arus kegiatan vertikal maupun horizontal. Berdasarkan pengertian tersebut, manajemen proyek sangatlah penting dalam mencapai sasarantarget sebuah perusahaan lanskap. Soeharto 1995 berpendapat bahwa manajemen proyek sangat perlu digunakan untuk menghadapi situasi seperti berikut, yaitu reputasi perusahaan, derajat keterkaitan dan ketergantungan yang amat besar dan besarnya ukuran kegiatan atau usaha. Selanjutnya Soeharto 1995, mengemukakan bahwa terdapat lima fungsi manajemen yang berpengaruh terhadap kegiatan proyek, yaitu: merencanakan, mengorganisir, staffing, memimpin dan mengendalikan.

2.7 Pelaksanaan Administrasi

Dalam upaya meningkatkan efisiensi pengadaan sumberdaya, umumnya ditempuh dengan cara mendelegasikan pekerjaan fisik kepada pihak ketiga yaitu kontraktor. Menurut Keppres No. 80 tahun 2003, pelaksanaan administrasi merupakan seluruh proses pengadaan barang dan jasa untuk suatu proyek. Kegiatan ini meliputi keseluruhan proses pelelangan, pembuatan surat-surat, berita acara dan dokumen serta perjanjian kerja atau kontrak. Pengadaan barang dan jasa ini dapat dilakukan dengan cara pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau pengadaan langsung. Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman resmi melalui media massa sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat, yang memenuhi kualifikasi dan tercatat sebagai Daftar Rekanan Mampu DRM maupun yang belum memenuhi kualifikasi bisa mengikutinya. Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti sekurang-kurangnya lima rekanan yang tercantum dalam Daftar Rekanan Terseleksi DRT yang sesuai dengan kualifikasi, dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi sehingga masyarakat umum mengetahuinya. Pemilihan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar dan melakukan negosiasi, baik teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan teknis yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup atau kualifikasi kemampuannya Keppres No. 80 tahun 2003. Menurut Oberlender 1993, untuk mendapatkan penawaran yang kompetitif minimal ada tiga penawaran yang dibandingkan dalam pelelangan. Dokumen yang harus dipersiapkan oleh peserta pelelangan adalah dokumen kualifikasi dan penawaran. Pada proses ini, bagian pelaksana administratif dilengkapi dengan Rancangan Anggaran Biaya RAB yaitu perkiraan harga yang dikalkulasikan secara keahlian yang digunakan sebagai acuan sebelum melakukan pengadaan barang dan jasa. Bentuk perjanjian kerja atau kontrak ditetapkan dalam Surat Perjanjian Kerja SPK dapat dibagi menjadi lima, yaitu kontrak lump sum kontrak harga keseluruhan proyek, kontrak harga satuan penyesuaian unit pekerjaan dalam satuan waktu tertentu, kontrak turn key, kontrak cost plus fee, dan sistem uang muka Keppres No. 80 tahun 2003. Menurut Oberlender 1993, sistem kontrak satuan lebih diutamakan karena kuantitas pekerjaan dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi.

BAB III METODOLOGI