yaitu dengan diskusi secara personal dengan klien tentang apa yang diinginkan, disukai atau yang tidak disukai dan bagaimana maksud klien dalam penggunaan
tapak di masa yang akan datang. Tahapan ini dilakukan oleh pihak konsultan dengan baik.
Konsep desain dibuat oleh seorang arsitek lanskap yang sudah berpengalaman yaitu Ir. Anggia Murni yang sekaligus menjadi direktur utama
perusahaan. Namun, peran mahasiswa magang turut membantu dalam hal pengembangan desain serta mencari image reference. Dalam pembuatan konsep
desain ada hal-hal yang perlu diperhatikan seperti alih fungsi lahan, kualitas visual, perbaikan lingkungan, keselamatan serta pemeliharaan. Alih fungsi lahan
merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk diperhatikan, karena dengan dengan jumlah lahan terbangun yang lebih besar maka persyaratan Koefisien
Dasar Bangunan KDB menjadi tidak terpenuhi. Kualitas visual menjadi pertimbangan selanjutnya karena dengan kualitas visual yang baik akan
memberikan kenyamanan bagi pengguna tapak. Kualitas visual ini ditandai dengan memberikan nuansa yang berbeda pada lanskap GPR tersebut. Perbaikan
lingkungan dilakukan dengan mendesain vertikal garden sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Untuk aspek keselamatan dilakukan dengan
menciptakan desain yang memperhatikan sisi keamanan bagi pengguna. Sedangkan untuk aspek pemeliharaan dipilih jenis tanaman yang tidak
memerlukan pemeliharaan
intensif sehingga
dapat mengurangi
biaya pemeliharaan.
Konsep yang telah dibuat tidak banyak dituangkan dalam bentuk sketsa, karena pengerjaan selanjutnya akan dilakukan dengan sistem komputer.
Pembuatan gambar konsep ini disertai oleh gambar-gambar pendukung yang dapat memperjelas informasi. Selanjutnya hasil tersebut dipresentasikan kepada
klien dan didiskusikan kembali.
5.6.1 Konsep Umum
Perumahan GPR merupakan perluasan dari Permata Mediterania Residence yang dikembangkan oleh perusahaan properti terbesar di Indonesia yaitu PT.
Agung Podomoro. Perumahan ini secara keseluruhan dibangun dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan tempat tinggal. Kebutuhan akan tempat tinggal perlu dibarengi dengan adanya Ruang Terbuka Hijau RTH di
sebuah kawasan perumahan yang menjadi kebutuhan dasar penghuninya. Oleh karena itu lanskap yang ada di GPR dibuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Perancangan lanskap GPR lebih difokuskan pada area lanskap jalan yang berada di kawasan perumahan tersebut. Setiap area lanskap yang ada memiliki
karakteristik khusus yang bisa mencirikan lokasi dimana penghuni tersebut tinggal. Lanskap ini menjadi bagian yang unik dan luar biasa dengan konsep yaitu
modern tropis yang mengedepankan ciri khas nuansa di daerah Bali dan kota Singapura.
Taman gaya tropis sangat mungkin diterapkan untuk kita yang tinggal di daerah tropis, dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi. Keanekaragman
vegetasi yang ada di Indonesia bisa menjadi modal untuk membuat taman bergaya tropis. Taman tropis merupakan taman yang banyak mengutamakan material
lunak, berupa tanaman dan identik dengan kesan natural. Kehadiran tanaman, mulai dari rumput, herba, semak, perdu hingga pohon merupakan salah satu
perlengkapan vegetasi yang akan dihadirkan. Dari urutan vegetasi tersebut, harus diperhatikan ketinggian dan tata letak yang baik, sehingga menghasilkan
keharmonisan desain taman gaya tropis yang baik Karyono, 2010. Konsep modern tropis diterapkan pada unsur bangunan tanpa menggunakan
kayu woodless. Sedangkan pada konsep desain lanskap berusaha memadukan keragaman tanaman tropis dengan unsur-unsur modern sehingga tanaman pun
terlihat sederhana namun tetap menawan. Konsep taman dapat dipadu dari dua elemen yang berbeda. Misalnya menggabungkan elemen tanaman tropis dengan
elemen hardscape modern. Bentuk bangunan rumah GPR merupakan hasil konsep yang telah
direncanakan oleh konsultan arsitek, sehingga PT. Tropica Greeneries hanya mengikuti peletakanlayout bangunan yang sudah diberikan. Konsep dari lanskap
perumahan ini memiliki nuansa yang berbeda dengan tujuan untuk memberikan oasis hijau di Kota Jakarta. Namun, pola desain yang digunakan mengikuti konsep
bangunan dari pihak arsitek yaitu pola linier berupa garis lurus agar menjadi satu kesatuan yang harmonis.
5.6.2 Landscape Philosophy