Konsep Ruang Tahap Pengembangan Konsep

3. Smell atau penciuman. Sense penciuman dapat ditemukan dengan penggunaan tanaman yang mengeluarkan bau harum pada lanskap. 4. Taste atau rasa. Sense ini dapat ditemukan dengan penggunaan tanaman yang dapat menghasilkan dan dimanfaatkan hasilnya seperti tanaman buah. Elemen desain yang digunakan oleh PT. Tropica Greeneries tidak memasukkan unsur pendengaran hearing. Pada awalnya unsur pendengaran ini sempat diaplikasikan pada area penerimaan yaitu main gate, namun karena konsep yang diajukan belum sesuai dengan keinginan klien maka unsur tersebut dihilangkan dan diganti dengan konsep area penerimaan yang lebih sederhana dan sesuai dengan yang diminta oleh klien. Dari keempat sense tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan fikiran, tubuh dan jiwa. Filosofi desain ini terkait juga dengan elemen desain yang dikemukakan oleh Vandyke 1990 yaitu titik, garis, massaruang, tekstur, warna dan cahaya. Titik dan garis ditunjukkan oleh pola desain pada tapak. Massaruang ditunjukkan oleh desain area jalur jalan yang terdiri dari tiga elemen pembentuk ruang yaitu atap, dinding dan alas. Tekstur dan warna ditunjukkan oleh penggunaan material softscape dan hardscape sedangkan cahaya ditunjukkan oleh penggunaan elemen pendukung tapak berupa lighting. Dengan kata lain, lanskap dapat dijadikan sebagai sarana untuk menghilangkan stress dan kelelahan dengan adanya keindahan dan kesejukan yang ditampilkan pada lanskap GPR ini.

5.6.3 Tahap Pengembangan Konsep

Pengembangan konsep ini dibagi menjadi tiga konsep utama yaitu konsep ruang, konsep tata hijau dan konsep sirkulasi.

5.6.3.1 Konsep Ruang

Konsep pengembangan ruang merupakan konsep yang paling penting dalam mendesain suatu tapak. Konsep ruang yang dimaksud disini adalah konsep lanskap yang dibagi menjadi beberapa ruang pada pengembangannya. Hal ini bertujuan agar mempermudah dalam memahami karakter lanskap. Konsep ruang GPR ini membagi tapak ke dalam empat ruang, yaitu ruang penerimaan, ruang sosial, ruang bermain dan ruang pribadi Gambar 19. 1. Ruang penerimaan, meliputi area main gate dan side gate dari GPR. Ruang penerimaan ini harus memperhatikan desain sehingga menarik perhatian baik penghuni maupun bukan penghuni ketika memasuki kawasan permukiman. Karena ruang ini memberikan kesan awal pada pengunjung agar tertarik untuk masuk ke dalam tapak dan memberikan rasa nyaman ketika berada di kawasan ini. Area ini ditandai dengan adanya gerbang dan pos satpam, sehingga gerbang dapat menjadi point of interest dari ruang penerimaan. 2. Ruang sosial, yaitu ruang yang memberikan kesempatan bagi para penghuni tapak untuk bersosialisasi, bertemu dan berkumpul. Area ini meliputi perimeter garden yang berada di bagian selatan tapak dan connecting park. Karena ruang ini difungsikan sebagai ruang sosial, untuk itu diperlukan fasilitas khusus yang menunjang kegiatan seperti jogging track, bangku taman dan perkerasan, tetapi fasilitas yang disediakan tidak terlalu banyak agar tidak menggangu aktifitas utama. 3. Ruang bermain, yaitu ruang yang lebih diperuntukkan bagi anak-anak sebagai sarana bermain dan bersenang-senang. Ruang ini merupakan ruang aktif yang akan menarik anak-anak untuk masuk ke dalamnya dan bermain, ruang ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas penggunanya. Karena sasaran utama adalah anak-anak, fasilitas khusus yang diberikan pada tapak harus menarik dan penggunaan elemen didesain sedemikian rupa dengan tetap membawa nilai edukasi dan memperhatikan keamanan. Area ini meliputi children playground yang ada di setiap traffic island kawasan GPR. 4. Ruang pribadi, yaitu ruang utamaruang inti yang terdiri dari bangunan- bangunan rumah yang ditempati oleh penghuni perumahan GPR. Pada ruang ini yang akan didesain adalah elemen utama pada lanskap jalannya. Area ini meliputi boulevard area, neighborhood addressing road serta internal road. Gambar 19 Konsep Ruang dibuat oleh: Dwi Nurulloh Kisami, 2012

5.6.3.2 Konsep Tata Hijau