Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan 2
Utang Jangka Panjang dan Jenis Obligasi 49
1 Laba-Rugi Pertukaran Obligasi Diakui
Mencatat amortisasi agio untuk periode 1 Januari 2006 sampai dengan 30 April 2006
Agio obligasi Biaya bunga obligasi
Rpxx Rpxx
Mencatat pembayaran bunga berjalan sebesar Rp 10.000.00
Biaya bunga obligasi Kas
Rp10.000,- Rp10.000,-
Mencatat pertukaran obligasi. Utang obligasi
Modal saham Agio saham
Laba pertukaran obligasi Rp1.000.000,-
Rp1.000.000,- 10.000,-
5.000,- Laba-rugi pertukaran dihitung sebagai
berikut: Harga pasar saham:
100lb x Rpl0.I00,- = Rp 1.010.000.-
Nilai buku obligasi: Nominal Rp 1.000.000.-
Agio yang belum
diamortisasi 15.000. 1.015.000,-
Laba pertukaran obligasi Rp 5.000,-
2 Laba-Rugi Pertukaran Obligasi Tidak Diakui
Mencatat amortisasi agio untuk periode I Januari 2006 sampai dengan 30 April 2006.
Agio obligasi Biaya bunga obligasi
Rpxx Rpxx
Mencatat pembayaran bunga berjalan sebesar Rpl0.000,-.
Biaya bunga obligasi Kas
Rp10.000,- Rp10.000,-
Mencatat pertukaran obligasi. Utang obligasi
Agio obligasi Modal saham
Agio saham Rp1.000.000,-
Rp1.000.000,- 10.000,-
5.000,-
Dalam cara kedua nilai buku obligasi sebesar Rpl.015.000,- dipakai sebagai dasar untuk mencatat saham yang dikeluarkan sehingga tidak ada laba atau
rugi karena pertukaran.
Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan 2
50 Utang Jangka Panjang dan Jenis Obligasi
4.4 Pelunasan Obligasi Dengan Menggunakan Dana Yang
Diperoleh Dari Pengeluaran Obligasi Baru
Obligasi yang jatuh tempo bisa dilunasi dengan dana yang tersedia dalam perusahaan. Dana ini sumbernya bisa bermacam-macam seperti:
- Dari dana tunai atau kas.
- Dari dana yang berasal dari dana pelunasan obligasi
- Dari dana yang diterima dengan mengeluarkan obligasi baru.
Penggunaan salah satu dari ketiga sumber dana tersebut tidak menimbulkan masalah baru dalam pencatatannya. Obligasi yang dilunasi
dicatat dengan cara seperti yang telah dijelaskan di muka, dan jika dilunasi dengan dana yang berasal dari pengeluaran obligasi baru, maka pengeluaran
obligasi baru ini dicatat seperti dalam cara yang telah dijelaskan di muka. Masalah yang timbul dalam pelunasan obligasi dengan dana dari pengeluaran
obligasi baru ialah apabila terdapat disagio dan biaya penjualan obligasi lama yang belum diamortisasi. Terdapat beberapa prosedur yang dapat digunakan
untuk memperlakukan disagio dan biaya penjualan obligasi lama yang belum diamortisasi yaitu :
a. Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi dibebankan ke
rugilaba sebagai kerugian loss pada saat pelunasan. b.
Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi akan diamortisasikan selama sisa umur obligasi lama.
c. Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi akan
diamortisasikan selama umur obligasi baru. Tampak dari ketiga cara tersebut amortisasi selama umur obligasi baru
bagian c adalah tidak layak, hal ini karena biaya obligasi lama dibebankan kepada obligasi yang baru. Amortisasi selama sisa umur obligasi lama dapat
dibenarkan karena alasan sebagai berikut:
Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi hanya dapat diamortisasi selama periode yang memperoleh manfaat dari disagio dan biaya
penjualan tersebut. Manfaat ini akan dirasakan paling lama selama umur obligasi lama. Oleh karena itu amortisasinya paling lama juga selama sisa umur
obligasi yang lama. Sedangkan prosedur untuk membebankan disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi sebagai kerugian pada saat pelunasan
a dibenarkan karena disagio dan biaya penjualan itu sudah tidak memberikan manfaat lagi, karena obligasinya sudah dilunasi. Selanjutnya disajikan contoh ,
prosedur pencatatan terhadap disagio dan biaya penjualan, obligasi seri A dengan nominal Rp750.000,- bunga 12 dilunasi dengan dana yang diterima
Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan 2
Utang Jangka Panjang dan Jenis Obligasi 51
dari pengeluaran obligasi seri B, nominal Rpl .000.000,- bunga 10. Umur obligasi A masih selama 7 tahun dan disagio yang belum diamortisasi sebesar
Rpl4.000,- dan ditarik dengan kurs 103. Obligasi B umurnya 10 tahun dan dijual dengan kurs 99. Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
1 Disagio yang Belum Diamortisasi Dibebankan sebagai Kerugian
Transaksi Jurnal
Pengeluaran obligasi B. Rpl.000.000.- kurs
99 Kas
Disagio obligasi B Utang obligasi
Rp990.000,- 10.000,-
Rp 1.000.000,- Pelunasan obligasi A
Rp7S0.000,- dengan kurs 103. disagio yang
belum diamortisasi Rp 14.000,-
Utang obligasi A Rugi pelunasan obligasi
Kas Disagio obligasi A
Rp750000,- 36.500,-
Rp772500,- 14000,-
2 Disagio
yang Belum
Diamortisasi Ditangguhkan
Pembebanannya
Pengeluaran obligasi B Rp 1.000.000,-
dengan kurs 99. Kas
Disagio obligasi B Utang obligasi B
Rp990 000,- 10000,-
Rpl.000.000,-
Pelunasan obligasi A Rp750.000.00 dengan
kurs 103, disagio yang belum diamortisasi
Rp 14.000,- Utang obligasi A
Biaya pelunasan obligasi A Kas
Disagio obligasi A Rp750 000,-
36.500,- Rp772500,-
14 000,- Setiap akhir periode, biaya pelunasan obligasi A akan diamortisasi. Jika
amortisasinya selama sisa umur obligasi A, yaitu 7 tahun, maka setiap akhir periode di samping jurnal untuk mencatat bunga berjalan, dan amortisasi
disagio obligasi B, dibuat juga jurnal untuk mencatat amortisasi biaya pelunasan obligasi A sebesar Rp36.500,- : 7 = Rp5.071,43 sebagai berikut:
Amortisasi biaya pelunasan obligasi A Rp5.071,43
Biaya pelunasan obligasi A Rp5.071,43