Perubahan Harga Perolehan Dan Masa Manfaat

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan 2 Revaluasi Aktiva 159 Nilai buku Rpl6.000,- Harga jual 5.000,- Rugi Rpl.1.000,- Pembelian suku cadang baru dicatat sebagai berikut: Mesin Rp50.000,- Kas Rp50.000,- Karena ada penggantian suku cadang, maka perhitungan depresiasi sekarang dihitung sebagai berikut: Harga perolehan pertama = Rp200.000,- - Rp40.000,- : 5 = Rp32.000,- Suku cadang baru = Rp50.000,-:2 25.000,- Depresiasi tahunan Rp57.000,- Apabila sudah diketahui lebih dahulu bahwa selama waktu penggunaan mesin akan diadakan penggantian suku cadang, maka depresiasi untuk suku cadang itu harus dihitung lebih tinggi agar pada saat penggantian, nilai buku suku cadang itu sudah menjadi 0 dan tidak ada kerugian yang timbul pada saat penggantian. Taksiran umur aktiva tetap kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataannya. Apabila selama waktu penggunaannya tidak diketahui adanya kesalahan, maka nanti pada saat pemberhentian aktiva atau pada saat habisnya taksiran umur akan dapat diketahui, apakah taksiran umur aktiva dibuat dengan benar atau tidak. Kesalahan-kesalahan penaksiran umur aktiva akan berakibat kesalahan dalam menghitung beban depresiasi. Apabila diketahui bahwa taksiran umur aktiva dibuat dengan tidak benar maka tindakan perbaikankoreksi dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut: a Nilai buku aktiva pada saat diketahui adanya kesalahan tidak diubah, perubahan dilakukan terhadap perhitungan depresiasi untuk sisa umur aktiva untuk mengimbangi kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi. seperti pada mesin dengan harga perolehan Rpl00.000,- umur ekonomis 5 tahun. Sesudah dipakai selama 2 tahun, ditaksir mesin masih dapat dipakai selama 4 tahun. Karena adanya perubahan umur mesin, maka akan terjadi perubahan dalam beban depresiasi. Depresiasi sebelum perubahan umur untuk tahun pertama dan kedua = Rpl00.000,- : 5 = Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan 2 160 Revaluasi Aktiva Rp20.000,- per tahun. Depresiasi untuk tahun ke-3 dan seterusnya dihitung sebagai berikut: Harga perolehan mesin Rpl00.000,- Akumulasi depresiasi mesin 2 tahun 40.000,- Nilai buku mesin awal tahun ke-3 Rp60.000,- Depresiasi untuk tahun ke-3 dan berikutnya sebesar : Rp60.000,- : 4 = Rpl5.000,- per tahun. Dalam cara ini tidak ada koreksi untuk depresiasi tahun-tahun yang sudah lewat. b Nilai buku aktiva direvisi sehingga menunjukkan jumlah yang sesuai dengan taksiran umur yang baru. Depresiasi tahun-tahun yang lewat direvisi dan perhitungan depresiasi tahun-tahun yang berikutnya didasarkan pada taksiran umur yang baru. Seperti pada mesin dibeli dengan harga Rpl00.000,-. Umur ditaksir 4 tahun tanpa nilai residu. Sesudah dipakai selama 2 tahun diketahui bahwa mesin tersebut masih dapat dipakai selama 3 tahun. Nilai buku mesin sebelum koreksi: Harga perolehan mesin Rpl00.000,- Akumulasi depresiasi mesin - 24 x Rpl00.000,- 50.000,- Nilai buku mesin Rp 50.000,- Dengan adanya taksiran umur yang baru, nilai buku mesin pada akhir tahun kedua seharusnya sebesar: Harga perolehan mesin Rpl00.000,- Akumulasi depresiasi mesin = 2 5 x Rpl00.000,- 40.000,- Nilai buku mesin Rp 60.000,- Nilai buku mesin sebelum koreksi jumlahnya terlalu rendah Rpl0.000,- dibandingkan dengan nilai buku yang baru sehingga nilai buku mesin harus dinaikkan menjadi Rp60.000,-. Jurnal untuk membetulkan nilai buku di atas sebagai berikut: Akumulasi depresiasi mesin Rpl0.000,- Koreksi laba tahun-tahun lalu Rp10.000.00 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan 2 Revaluasi Aktiva 161 Jika koreksi atas beban depresiasi yang sudah lewat akan dilaporkan di dalam laporan laba rugi maka rekening yang dipakai adalah seperti dalam jurnal di atas. Tetapi apabila koreksi ini akan dilaporkan di dalam laporan laba tidak dibagi maka kreditnya adalah rekening laba tidak dibagi. Jika depresiasi tahun-tahun yang lewat ternyata terlalu kecil maka jurnal koreksinya sebagai berikut: Koreksi laba tahun-tahun lalu laba tidak dibagi Rpxx Akumulasi depresiasi mesin Rpxx

11.2 Aktiva Tetap Yang Sudah Habis Didepresiasi

Aktiva tetap mungkin masih digunakan walaupun harga perolehannya sudah habis didepresiasi. Keadaan ini bisa timbul dari dua hal yaitu keliru dalam membuat taksiran umur dan umurnya tidak ditaksir keliru, namun perusahaan tidak mampu untuk mengganti aktiva tetap tersebut dengan aktiva yang baru. Penggunaan aktiva tetap sesudah umurnya habis yang disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan untuk mengganti dengan aktiva yang baru, biasanya memerlukan biaya pemeliharaan yang jumlahnya cukup besar. Keadaan ini berakibat operasi perusahaan menjadi tidak ekonomis jika dibandingkan dengan penggunaan mesin baru. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada nilai tambahan yang akan ditambahkan kepada aktiva tetap, biaya-biaya yang dikeluarkan dibebankan pada periode terjadinya. Sebelum aktiva tetap itu dihentikan dari penggunaannya maka harga perolehan dan akumulasi depresiasinya tetap dicantumkan dalam neraca, dengan keterangan bahwa aktiva tetap tersebut sudah habis didepresiasi tetapi masih digunakan.

11.3 Penyimpangan Dari Harga Perolehan

Ada beberapa keadaan yang membenarkan terjadinya penyimpangan dari prinsip harga perolehan. Dalam aktiva lancer seperti surat-surat berharga akan dilaporkan di bawah harga perolehannya apabila harga pasar lebih rendah dari harga pokoknya, begitu juga persediaan barang. Untuk aktiva tetap bila harga-harga sudah berubah dalam jumlah yang besar, maka rekening-rekening aktiva yang tetap memakai harga perolehan di masa lalu sudah tidak menunjukkan keadaan yang riil dari aktiva tersebut. Karena harga perolehannya sudah tidak sesuai dengan keadaan maka perhitungan depresiasi Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan 2 162 Revaluasi Aktiva yang didasarkan pada harga perolehan tadi juga menjadi tidak layak. Perubahan harga ini biasanya terjadi pada masa inflasi atau deflasi. Dalam keadaan seperti ini penyimpangan dari prinsip harga perolehan mungkin dapat dibenarkan, agar neraca dapat menunjukkan jumlah aktiva dan modal yang sesuai dengan keadaan sekarang serta laporan laba rugi dapat menunjukkan laba atau rugi yang layak. Penyimpangan dari prinsip ini diterima karena tujuan pokok dari akuntansi adalah untuk membandingkan pendapatan dan biaya yang layak untuk satu periode. Jika depresiasi dihitung dari harga perolehan yang sudah jauh berbeda dengan keadaan sekarang maka biaya-biaya yang dicantumkan dalam laporan laba rugi tidak. sesuai dengan pendapatannya. Penyimpangan ini bisa dilakukan dengan cara revaluasi dalam keadaan harga- harga naik atau devaluasi dalam keadaan harga-harga turun. Di Indonesia pemerintah telah beberapa kali mengeluarkan peraturan mengenai revaluasi, karena dengan adanya penilaian kembali akan mempengaruhi perhitungan pajak perseroan atau pendapatan yang dihitung dari laba bersih. Peraturan-peraturan tentang revaluasi penilaian kembali itu ialah: a. Keputusan Penyesuaian Pajak Perseroan 1953. b. Peraturan Presiden No. 21 Tahun 1965 yang berlaku untuk perusahaan negara dan Peraturan Presiden No. 25 Tahun 1965 yang berlaku untuk perusahaan swasta Dalam peraturan ini penilaian kembali dilakukan dengan jumlah 20 kali nilai buku aktiva. Perusahaan yang melakukan penilaian kembali berkewajiban untuk menyetor uang ke bank sejumlah depresiasi dari aktiva yang sudah dinilai kembali c. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 508MK1171971 yang dikeluarkan tanggal 7 Juli 1971 diperlakukan untuk perusahaan negara dan swasta. Dalam peraturan ini badan-badan usaha diperbolehkan mengadakan penilaian kembali aktivanya dengan cara seperti yang diatur dalam surat keputusan tersebut. Aktiva tetap berwujud yang dapat dinilai kembali dibatasi untuk aktiva yang diperoleh dalam tahun-tahun buku 1960 sampai dengan 1970. Penilaian kembali dilakukan dengan cara berikut: Harga perolehan aktiva, dan depresiasi tiap-tiap tahun dikalikan dengan angka yang tersebut dalam tabel di bawah. Selisih antara nilai baru sesudah penilaian kembali dengan nilai buku lama dicatat dalam Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan 2 Revaluasi Aktiva 163 rekening “selisih penilaian kembali 1971”, yang merupakan rekening pembantu modal. Selisih ini dikenakan pajak perseroan sebesar 10 dan kemudian dapat dipindahkan ke rekening modal Tam-bahan modal karena selisih penilaian kembali 1971 tidak dikenakan bea melerai modal, sedangkan kenaikan modal para pemegang saham dikenakan pajak perseroanpajak pendapatan sebesar 10. Depresiasi sesudah penilaian kembali dihitung dengan dasar jumlah yang baru. Tabel angka perkalian untuk mengadakan penilaian kembali: a Untuk bangunan dan tanah yang diperoleh dalam tahun: 1960 = 4.100 1969 = 1 1961 = 3.400 1970 = 1 1962 = 1.550 1963 = 740 1964 = 250 1965 = 50 1966 = 4,5 1967 = 2 1968 = 1 b Untuk aktiva tetap lainnya yang diperoleh dalam tahun: 1960 = 1.600 1965 = 40 1961 = 2.000 1966 = 4 1962 = 500 1967 = 2,5 1963 = 350 1968 = 1 1964 = 165 1969 = 1 Apabila aktiva-aktiva tetap yang akan dinilai kembali dicatat dengan mata rupiah uang lama, maka terlebih dahulu dikurs ke dalam mata rupiah uang baru dengan perbandingan 1000 : 1. Aktiva tetap yang sudah dinilai kembali akan didepresiasi selama umur sebagai berikut a Bangunan, baik permanen maupun semi permanen = 15 tahun. b Aktiva tetap lainnya = 8 tahun. Penentuan masa penghapusan 15 tahun bagi bangunan permanensemi permanen dan 8 tahun bagi aktiva tetap lainnya ditujukan terhadap aktiva tetap yang masih mempunyai sisa masa penghapusan yang