Aspek Aspek penyusunan rencana persediaan tanah

64 Dalam perkembangannya, atas dasar putusan Mahkamah Konstitusi, Hak Menguasai Negara dimaknai sebagai kewenangan untuk membuat kebijakan, pengaturan, pengurusan, pengelolaan, dan pengawasan. Pembuatan kebijakan bermakna penetapan prinsip- prinsip atau pedoman yang menjadi arahan bagi aparat perlengkapan negara dalam melaksanakan kewenangannya. Pengaturan bermakna proses perumusan dan pemberlakuan peraturan perundang- undangan tertentu. Pengurusan bermakna proses melaksanakan pemeliharaan terhadap sesuatu dengan cara tertentu. Pengelolaan mengandung makna proses merencanakan dan melaksanakan rencana dengan menggerakkan atau mendorong aparat perlengkapan negara dan sumber pembiayaan ke arah pencapaian tujuan tertentu. Pengawasan bermakna proses mengontrol agar kebijakan, pengaturan, pengurusan, dan pengelolaan sungguh-sungguh dapat mengarah pada tercapainya tujuan. Atas dasar pengertian sebagaimana dimaksud di atas, kewenangan yang terkandung dalam Hak Menguasai Negara atas tanah adalah kewenangan penyusunan kebijakan, pengaturan, pengurusan, pengelolaan, dan pengawasan yang terkait dengan bidang pertanahan. Ada beberapa aspek bidang pertanahan yang menjadi ruang lingkup kewenangan Hak Menguasai Negara atas Tanah, yaitu :

2.1 Aspek

penyusunan rencana peruntukan, penggunaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan tanah. Istilah Peruntukan menunjuk pada penyusunan rencana pembagian ruang atas tanah dalam wilayah kota atau kabupaten atau provinsi, atau pulau, atau wilayah Indonesia ke dalam berbagai kegiatan atau kepentingan sebagai jabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota, Provinsi, Pulau, dan Nasional. Istilah penggunaan dan pemanfaatan merupakan tindaklanjut pelaksanaan dari rencana pembagian ruang atas tanah yang telah disusun untuk berbagai kegiatan atau kepentingan manusia. Penggunaan menunjuk pada kegiatan manusia yang berlangsung di atas permukaan bumi atau tanah, sedangkan pemanfaatan menunjuk pada nilai tambah yang diperoleh dari kegiatan manusia tersebut tanpa merubah wujud fisik penggunaan tanah. Istilah pemeliharaan menunjuk pada kegiatan untuk mencegah terjadinya kerusakan tanah dan sebaliknya mendorong fungsi dan kesuburan tanah. Negara melalui kewenangan yang terdapat dalam Hak Menguasai Negara harus menyusun kebijakan dan pengaturan, terkait dengan rencana peruntukan, penggunaan dan pemanfaatan, serta 65 pemeliharaan tanah. Negara harus menggunakan dan melaksanakan kewenangannya untuk mengurus, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan rencana peruntukan, penggunaan dan pemanfaatan, serta pemeliharaan tanah. Negara harus mendorong agar kegiatan manusia sesuai dengan rencana peruntukan serta ketentuan penggunaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan agar tujuan sebesar-besar kemakmuran rakyat dapat tercapai.

2.2 Aspek penyusunan rencana persediaan tanah

Permukaan bumi atau tanah terhampar begitu luas, namun bagian dari permukaan bumi yang dapat digunakan dan dimanfaatkan secara langsung bagi kegiatan manusia relatif terbatas. Justru sebagian besar dari bagian permukaan bumi harus dibebaskan dari kegiatan manusia dan dibiarkan dalam kondisi alamiahnya yang secara tidak langsung juga berguna dan bermanfaat bagi kepentingan manusia. Di lain pihak, jumlah manusia beserta kegiatannya yang memerlukan ketersediaan tanah terus bertambah. Jumlah manusia tidak hanya generasi masa kini, namun justru harus diperhitungkan generasi yang akan datang. Mereka juga memerlukan ketersediaan tanah dalam kondisi yang layak digunakan dan dimanfaatkan. Dengan pertimbangan tersebut, negara melalui kewenangan yang terkandung dalam Hak Menguasai Negara harus merencakan persediaan tanah. Hal ini dimaksudkan agar terdapat ketersediaan tanah baik bagi kebutuhan manusia akan tanah yang hidup pada masa sekarang maupun generasi yang akan datang. Rencana persediaan tanah itu harus ditujukan bagi kepentingan yang bersifat individual maupun kepentingan bersama atau kepentingan umum. Upaya untuk menjamin ketersediaan tanah tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: a membiarkan bagian tertentu dari ruang atas tanah yang sesuai bagi budi-daya tidak digunakan dan secara khusus dipersiapkan bagi generasi yang akan datang; b adanya pembatasan penguasaan tanah bagi setiap individu dan badan hukum sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mengusahakan serta bukan didasarkan pada keinginan yang bersifat spekulatif; c di lokasi tertentu yang penggunaan dan pemanfaatannya belum sesuai dengan rencana peruntukan dan tata ruang yang sudah ditetapkan, negara melalui pemerintah atau pemerintah daerah diberi hak prioritas untuk memperoleh tanah tersebut jika oleh 66 pemiliknya hendak dialihkan atau dilepaskan hak atas tanahnya.

2.3 Aspek penetapan hak atas tanah