Pengertian Reforma Agraria Mengapa dan kapan Reforma Agraria diperlukan. Landasan hukum Reforma Agraria.

89 d. apabila terhadap tanah bekas hak dimaksud tidak dapat diberikan lagi kepada bekas pemegang hak semula sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a, hak-hak keperdataan yang ada di atasnya diselesaikan dengan mengutamakan prinsip musyawarah.

d. Bidang tanah yang tidak dapat diberikan dengan suatu

hak atas tanah. Di samping peruntukannya bagi ruang publik, bidang tanah yang berdasarkan Rencana Tata Ruang ditetapkan sebagai situs purbakala, cagar alam, dan konservasi tidak dapat diberikan dengan sesuatu hak atas tanah. Demikian juga terhadap bidang tanah yang secara topografis dan geologis dapat membahayakan kehidupan manusia, flora dan fauna yang dilindungi maupun lingkungan setempat, tidak dapat diberikan sesuatu hak tanah. Mengingat pola penggunaan tanah yang semakin timpang karena alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian dan ketidakseimbangan pola penggunaan tanah antar wilayah dengan berbagai dampak negatifnya yang telah berlangsung selama ini, maka rencana umum penggunaan tanah harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1 melindungi tanah-tanah pertanian; 2 meningkatkan rasio penggunaan tanah; 3 menyediakan penggunaan tanah untuk berbagai keperluan di berbagai wilayah; 4 melindungi dan memajukan lingkungan ekologis dan menjamin keberlanjutan penggunaan tanah 82 .

7. Reforma Agraria.

a. Pengertian Reforma Agraria

Reforma Agraria mencakup suatu proses yang berkesinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria, dilaksanakan dalam rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia TAP MPR-RI No. IXMPR2001. Gunawan Wiradi menyatakan bahwa Reforma Agraria adalah program operasional dalam jangka waktu tertentu yang merombak tatanan struktur agraria yang ada, yang kemudian disusul dengan program-program pengembangan dan penguatan ekonomi rakyat di pedesaan 83 . Badan Pertanahan Republik Indonesia dalam Rancangan Undang-Undang tentang Reforma Agraria mendefinisikan Reforma Agraria sebagai penataan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan disertai dengan Akses Reformnya Ketentuan 82 Maria Sumardjono, UU Agraria: Menyelesaikan Pekerjaan Rumah, op.cit 83 Gunawan Wiradi, Reforma Agraria, Perjalanan yang Belum Berakhir, Noer Fauzi ed, Insist Press bekerjasama dengan KPA, Yogyakarta, 2000. 90 Umum angka 1 Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Reforma Agraria.

b. Mengapa dan kapan Reforma Agraria diperlukan.

84 Reforma Agraria diperlukan 1 selama kemiskinan dan terpinggirkannya hak-hak masyarakat, termasuk masyarakat adat, yang disebabkan karena ketidakadilan dalam akses untuk memperoleh dan memanfaatkan tanah dan sumber-sumber agraria masih berlangsung. 2 sebagai suatu agenda politik selama bagian terbesar penduduk tinggal di pedesaan dan pendapatannya tergantung pada kegiatan yang terkait dengan pertanian. 3 ketika ketimpangan dalam struktur pemilikan dan penguasaan tanah masih terjadi, dan diperlukan upaya untuk merestrukturisasi hubungan yang tidak adil antara manusia dengan tanah.

c. Landasan hukum Reforma Agraria.

Landasan hukum Reforma Agraria adalah sebagai berikut. 1 TAP MPR RI Nomor IXMPR2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, khususnya terkait dengan Arah Kebijakan Pembaruan Agraria yang berbunyi sebagai berikut: a. Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan agraria dalam rangka sinkronisasi kebijakan antarsektor demi terwujudnya peraturan perundang- undangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip Pembaruan Agraria dan PSDA. b. Menyelenggarakan pendataan pertanahan melalui inventarisasi dan registrasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah secara komprehensif dan sistematis dalam rangka pelaksanaan landreform. c. Melaksanakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah landreform yang berkeadilan dengan memperhatikan kepemilikan tanah untuk rakyat. d. Menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan sumber daya agraria yang timbul selama ini sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin terlaksananya penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip Pembaruan Agraria dan PSDA. e. Memperkuat kelembagaan dan kewenangannya dalam rangka mengemban pelaksanaan pembaruan agraria dan menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan sumber daya agraria yang terjadi. 84 Maria Sumardjono, Penyelesaian KonflikSengketa Pertanahan, Presentasi pada RDPU Komisi II DPR RI, Jakarta 9 Februari 2012, diupdate untuk FGD UKP-PPP, Jakarta 28 Februari 2012. 91 f. Mengupayakan dengan sungguh-sungguh pembiayaan dalam melaksanakan program pembaruan agraria dan penyelesaian konflik-konflik sumber daya agraria yang terjadi. 2 TAP MPR RI Nomor VMPR2003 tentang Saran Kepada Presiden dan DPR Bagi Pelaksanaan Reformasi Agraria Antara lain: “menyelesaikan berbagai konflik dan permasalahan di bidang agraria secara proporsional dan adil, mulai dari persoalan hukum sampai implementasinya di lapangan dan bersama-sama DPR membahas Undang-Undang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang akan berfungsi sebagai UU Pokok dan membentuk lembaga atau institusi independen lain untuk menyusun kelembagaan dan mekanisme penyelesaian konflik agraria dan sumber daya alam guna menyelesaikan sengketa agraria dan sumber daya alam agar memenuhi rasa keadilan kelompok petani, nelayan, masyarakat adat, dan rakyat umumnya sehingga berbagai konflik dan kekerasan dapat dicegah dan ditanggulangi .” garis bawah oleh penulis

d. Prasyarat Reforma Agraria