40 kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap pemerintah pun akan ikut
meningkat yang akan berimbas pada citra positif pemerintah di mata warganya.
2.4.4 Kolaborasi
Dalam memastikan kualitas dan aksesibilitas e-government, pemerintah harus mengeksplorasi hubungan baru di antara instansi pemerintah serta
kemitraan dengan sektor swasta dan LSM. Kolaborasi antara entitas pemerintah, perusahaan swasta dan LSM dapat membantu pembuat kebijakan dalam
membentuk reformasi yang berarti dan dapat mempercepat pelaksanaan e- government. Kolaborasi merupakan keterlibatan individu-individu dalam upaya
terkoordinasi untuk memecahkan masalah bersama-sama.
42
Pengertian kolaborasi lainnya ialah kolaborasi mencerminkan upaya bersama oleh semua pemain
didasarkan pada asumsi bahwa ada kepentingan politik yang sama yang dapat diwujudkan melalui tindakan kolektif.
43
Kolaborasi dipengaruhi dengan adanya pembelajaran, pengalaman bersama, saling penyesuaian dan membangun
konsensus dan hubungan kepercayaan.
44
42
Roschelle and Teasley dalam Lai R. Emily, Collaboration: A Literature Review. Pearson,2011 Hlm. 4
43
Eran Vigoda Gadot, Collaboration Management In Public Administration, Information Age Publishing, 2008, Hlm 49.
44
Sharon S. Dawes dan Ophelia Eglene, New models of collaboration for delivering e-government services: A dynamic model drawn from multi-national research, New York: Center for Technolgy
in Government, 2008 Hlm. 7
41 Menurut Thomas, ada 3 pemain utama dalam proses kolaboratif lintas
sektoral:
45
1. Pemerintah dan Administrasi Publik P AP : P AP adalah pemain utama dalam arena sektor publik. Kategori ini mengacu pada semua
lembaga formal di tingkat lokal, negara bagian, atau federal. Badan-badan ini sepenuhnya atau sebagian pemerintah atau milik pemerintah dan
mencakup semua departemen pemerintah, otoritas pemerintah, perusahaan publik yang dimiliki pemerintah, atau lembaga lain di mana pemerintah
memegang saham besar dalam anggaran atau manajemen. P AP juga termasuk pemerintah daerah dan lembaga yang bekerja di bawah
pengawasan dan kontrol dari badan-badan ini. Selain itu, kategori meliputi dewan manajemen proyek nasional yang dibuat ad hoc untuk tugas pada
tingkat lokal atau tingkat negara misalnya di bidang transportasi, energi, infrastruktur, kesejahteraan, dll. P AP juga mewakili semua orang yang
bekerja untuk badan-badan ini dan dibayar oleh mereka secara langsung. 2. Bisnis dan Sektor Swasta: Kategori berikutnya dari pemain sosial yang
layak untuk mendapatkan perhatian khusus ketika mempelajari kolaborasi adalah bisnis swasta yang kuat. Ini mungkin yang terbesar dan paling
berpengaruh di setiap sektor demokrasi yang terbuka dan masyarakat pasar bebas. Hal ini menyumbang sebagian besar kegiatan ekonomi dan
pertumbuhan di tingkat nasional dan berfungsi sebagai laboratorium untuk
45
Thomas dalam Eran Vigoda Gadot, Collaboration Management In Public Administration, Information Age Publishing, 2008, Hlm 52
42 banyak percobaan organisasi dan manajerial dan reformasi kemudian
diterapkan di organisasi lain dan di sektor publik. Kaitannya dengan e-government, sektor swasta merupakan kiblat
dari pemerintah dalam melaksanakan e-government. Hal ini dikarenakan sektor swastalah yang pertama kali memanfaatkan ICT dalam melayani
pelanggan mereka melalui e-commerce. Maka dari itu, penting bagi pemerintah untuk bekerjasama dengan sektor swasta dalam hal e-
commcerce, teknologi informasi, pemasaran dan manajemen yang selanjutnya akan menghasilkan saran-saran kebijakan bagi pemerintah.
Sektor swasta dianggap memiliki keahlian yang dapat membantu pemerintah dalam memenuhi tantangan peningkatan efisiensi, kapasitas
dan kepuasan masyarakat. 3. Warga, Komunitas, dan Sektor Ketiga: Masyarakat dan sektor ketiga
merupakan pemain penting ketiga dalam campuran ini. Dalam banyak hal, kelompok ini lebih kompleks daripada kelompok pemerintah dan
administrasi publik karena kurangnya struktur formal dan orientasi massa. Tiga bagian atau sub kelompok harus dibedakan dalam konteks ini: 1
warga negara sebagai individu; 2 warga dalam kelompok kecil dan terorganisir; dan 3 warga yang merupakan bagian dari kelompok yang
lebih besar atau komunitas yang biasanya lebih formal, bertahan lama, dan dapat didefinisikan sebagai badan-badan sektor ketiga atau masyarakat
sipil. Sementara masyarakat sipil memiliki beberapa karakteristik formal, kelompok yang terorganisir, dua sub kelompok lainnya mewakili jangka
43 pendek, tindakan ad hoc oleh individu, kelompok informal individu yang
lebih sulit untuk dipelajari dan diteliti.
2.4.5 Keterlibatan Masyarakat