125
BAB VI Kesimpulan dan Saran
6.1 Simpulan
Dari hasil penelitian mengenai keberhasilan program LAPOR Kota Bandung, peneliti menyimpulkan bahwa program LAPOR mampu menciptakan
layanan pengaduan berbasis ICT yang lebih memudahkan masyarakat sebagai penggunanya. Keberhasilan program LAPOR disebabkan oleh elemen – elemen
yang dimiliki oleh pemerintah sebagai pihak penyelenggara program LAPOR serta masyarakat sebagai pengguna layanan itu sendiri. Hal tersebut diukur dan
dianalisa menggunakan konsep Mohsen A. Khalil, Bruno D. Lanvin, dan Vivek Chaudry 2002
140
yang mengemukakan tentang lima elemen keberhasilan e- government.
Dari hasil penelitian ditemukan aspek-aspek dalam pemerintahan dan masyarakat yang berkontribusi terhadap keberhasilan program LAPOR Kota
Bandung, antara lain: 1. Reformasi proses
• Proses yang lebih cepat, mudah, dan sederhana dapat dirasakan oleh
masyarakat dalam penyaluran aspirasi melalui LAPOR. Penyediaan kanal yang diberikan seperti SMS, website, twitter, dan aplikasi
handphone mempermudah masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya
140
Project of InfoDev and The Center for Democracy and Technology, 2002, The E-Government Handbook for Developing Countries, Washington DC, The Universal Copyright Convention, hlm.
5
126 serta membutuhkan waktu dan biaya yang lebih sedikit dibandingkan
dengan pengaduan non-LAPOR. Selanjutnya, aspek kesederhanaan dirasakan oleh masyarakat dengan tidak diperlukannya lagi pelapor
untuk datang ke kantor pemerintah dan berhadapan dengan pegawai pemerintah secara langsung. Selain masyarakat, kemudahan yang
diberikan program LAPOR juga dapat dirasakan oleh pemerintah, terutama pegawai Diskominfo Kota Bandung sebagai leading sector
program ini. Banyak tahapan atau proses dalam layanan pengaduan yang kini tidak perlu mereka lakukan lagi sehingga dalam mengelola
keluhan masyarakat kini jauh lebih cepat, mudah, dan hemat biaya. •
Program LAPOR juga mampu mempersingkat jalur birokrasi pengelolaan pengaduan. Banyak proses dan tahapan yang lebih
disederhanakan dan disingkat dengan penggunaan jaringan yang terhubung dengan berbagai macam instansi pemerintah. Selain jalur
birokrasi yang lebih singkat, program LAPOR juga mampu meningkatkan rasa tanggung jawab dinas dan institusi terkait dalam
mengelola laporan. •
Kedekatan hubungan antara pemerintah dan masyarakat dapat diwujudkan dengan memudahkan komunikasi antara keduanya.
Masyarakat mampu menyalurkan aspirasinya dengan mudah dan memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan pemerintah dengan
lebih interaktif melalui berbagai media yang disediakan pada program LAPOR.
127 •
Masyarakat dapat merasakan adanya kejelasan, kepastian, dan keterbukaan dalam layanan pengaduan yang sebelumnya tidak ia
dapatkan ketika mengadu lewat media non-LAPOR. Kejelasan pada program ini dapat dilihat dari segi tata cara masyarakat dalam
menggunakan program. Misalnya, jika melapor lewat SMS, pelapor cukup mengetik BDG spasi keluhan kemudian kirim ke 1708. Selain
itu, LAPOR juga memberikan kepastian waktu bagi para pelapor, yaitu 3 hari kerja untuk tahap disposisi laporan, 5 hari kerja koordinasi
internal dan perumusan tindak lanjut laporan dan 10 hari kerja penutupan laporan. Selanjutnya aspek keterbukaan dapat dilihat dari
semua keluhan masyarakat yang masuk dan tindaklanjut dari dinas atau lembaga yang terkait dipampang pada website resmi LAPOR,
sehingga siapa pun yang mengakses website tersebut dapat membaca dan mengatahui segala keluhan dan informasi masyarakat secara
langsung. •
Inovasi dan responsivitas pada program LAPOR tercermin dari adanya fitur whistleblower untuk melaporkan keluhan dengan
substansi sensitif. Dengan adanya fitur ini, program LAPOR dapat mengakomodasi kepercayaan masyarakat dalam penggunaannya.
Program LAPOR memiliki kebijakan privacy policy, sehingga keamanan data pelapor dapat terjaga kerahasiaannya. Kemudian selain
fitur whistleblower, inovasi lain yang terdapat pada program LAPOR yaitu fitur dokumentasi data. Dengan adanya fitur ini maka pemerintah
128 dapat mendokumentasikan aspirasi dan pengaduan pelapor kedalam
suatu sistem data untuk dapat diolah menjadi berbagai kebutuhan, serta dapat menjadi rumusan rekomendasi kebijakan. Kemudian fitur
terakhir program LAPOR ialah tag SMS yang berarti setiap instansi yang terhubung dapat memiliki tagging SMS khusus, misalnya: BDG
spasi aduan untuk Pemkot Bandung. Fitur ini memudahkan masyarakat dalam menentukan pihak mana yang ingin dituju olehnya.
Selain inovasi, responsivitas pemerintah juga dituntut untuk lebih tinggi di bandingkan dengan layanan pengaduan tradisional. Sebagian
masyarakat berpendapat bahwa respon pemerintah baik dalam menanggapi keluhannya. Namun sebagian lagi mengatakan bahwa
respon pemerintah lamban dalam menindaklanjuti laporannya. •
Program LAPOR mampu meminimalisir biaya dan waktu yang dikeluarkan masyarakat dalam proses pengaduan, terutama jika
dibandingkan dengan layanan aduan tradisional yang cukup memakan waktu dan biaya. Hal ini dikarenakan mekanisme pengaduan yang
memanfaatkan teknologi, sehingga dapat meminimalisir waktu dan biaya yang dikeluarkan penggunanya.
2. Kepemimpinan •
Pemantauan rutin dilakukan oleh Ridwan Kamil dengan mengadakan rapat pimpinan setiap minggunya untuk memantau
perkembangan program LAPOR. Selain melalui rapat, Ridwan
129 Kamil juga memonitoring jalannya program LAPOR melalui akun
pribadinya yang dapat memengaruhi tingkat responsivitas dinas dan lembaga Kota Bandung dalam menuntaskan permasalahan
warga. •
Pemberian motivasi atau arahan juga dilakukan oleh Ridwan Kamil terhadap pegawai Tim LAPOR. Meskipun tidak begitu
sering, namun pesan dan kehadiran Ridwan Kamil mampu memengaruhi semangat dan motivasi para Tim LAPOR dalam
mengelola laporan masyarakat. •
Kemajuan program LAPOR juga dipengaruhi oleh kebijakan pendukung yang digagas oleh Ridwan Kamil. Kebijakan tersebut
diantaranya ialah konsep smart city. Selain itu, program LAPOR juga termasuk kedalam pelaksanaan open government yang
diartikan sebagai tindakan pemerintah yang transparan, pelayanan pemerintah yang mudah diakses serta pemerintah yang cepat
tanggap terhadap informasi, ide-ide baru, tuntutan dan kebutuhan. Selanjutnya, untuk mempertegas penerapan program LAPOR,
maka Ridwan Kamil mengeluarkan surat keputusan wali kota nomor 4801254-DISKOMINFO2015. Dengan adanya peraturan
tersebut mempertegas bahwa Ridwan Kamil ingin mewujudkan pelaksanaan pemerintahannya yang berbasis ICT.
• Sistem reward dan punishment juga diberlakukan oleh Ridwan
Kamil dalam pelaksaan program LAPOR. Pemberian reward dan
130 punishment ditujukan untuk memacu pegawai pemerintahan agar
lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengelola keluhan masyarakat sehingga program LAPOR tetap berada pada jalur
yang benar dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Sistem reward diberikan kepada dinas atau lembaga yang
mampu menindaklanjuti laporan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Sedangkan punishment diberikan kepada dinas atau
lembaga yang lamban dalam menanggapi aduan masyarakat. •
Pengetahuan dan kepribadian Ridwan Kamil ikut memengaruhi keberhasilan
program LAPOR.
Selain dirinya
memiliki pengetahuan dan kemampuan di bidang ICT, latar belakang
pendidikan dan penghargaan yang ia raih memengaruhi perspektif masyarakat terhadap Ridwan Kamil sehingga masyarakat memiliki
kepercayaan yang tinggi terhadap beliau.
3. Investasi strategi •
Kemungkinan terjadinya tindak korupsi oleh pemerintah dapat diminimalisir dari penggunaan program LAPOR ini. Selain
digunakan sebagai media untuk melaporkan tindak kecurangan secara langsung, program LAPOR juga digunakan sebagai media
bertukar informasi antar masyarakat mengenai informasi suatu layanan sehingga masyarakat lebih banyak memiliki pengetahuan
131 yang dapat menghindari mereka dari pungutan liar oleh oknum
tertentu. •
Dengan adanya program LAPOR, pemerintah dapat menghemat baik dari segi waktu atau pun biaya dalam mengelola keluhan
masyarakat. Hal ini dikarenakan banyaknya tahapan-tahapan yang dihilangkan dalam pelayanan pengaduan.
• Program LAPOR juga mampu meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam mengawasi pembangunan dan pelayanan publik. Melalui mekanisme yang mudah, peluang masyarakat untuk ikut
berpartisipasi lebih besar karena mereka tidak perlu lagi untuk datang langsung ke kantor pemerintah. Selain mekanisme yang
mudah, masyarakat juga memiliki kepercayaan yang baik terhadap pemerintah karena adanya keterbukaan informasi dari pemerintah
terhadap pengelolaan aspirasi masyarakat melalui LAPOR ini. Hal ini disebabkan karena segala informasi yang memuat keluhan
masyarakat ditampilkan di website LAPOR, sehingga masyarakat merasakan adanya transparansi pemerintah yang lebih baik serta
lingkungan yang lebih demokratis dan partisipatif dalam berinteraksi dengan pemerintah.
4. Kolaborasi •
Tim LAPOR Kota Bandung berkerjasama dengan Tim LAPOR pusat yang berada di bawah Kantor Staf Presiden. Ada 2 hal yang
132 sering dibicarakan, yaitu mengenai substansi dan teknis. Substansi
membicarakan hal – hal yang terkait laporan yang belum ditanggapi oleh SKPD terkait. Sedangkan teknis membahas
tentang penambahan fitur dan software yang sekiranya butuh untuk dikembangkan kedepannya.
• Tim LAPOR Kota Bandung tidak memiliki kerjasama dengan
pihak swasta maupun NGO. Hal ini dikarenakan kebutuhan mereka sejauh ini dalam mengoperasikan program LAPOR tidak
memerlukan adanya bantuan dari luar pemerintah.
5. Keterlibatan masyarakat •
Kepedulian dan pengetahuan masyarakat cukup tinggi terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya. Kepedulian dan pengetahuan
masyarakat dibutuhkan untuk mendorong keterlibatan mereka dalam
pengawasan dan
pembangunan. Kepedulian
dan pengetahuan dapat dilihat dari kemampuan masyarakat mengetahui
terhadap apa yang seharusnya terjadi. Misalnya, dengan adanya pengetahuan masyarakat mengenai peraturan biaya suatu layanan,
mereka bisa menuntut atau melaporkan pegawai dinas terkait yang melakukan kecurangan. Kepedulian masyarakat juga bisa dilihat
dari adanya keinginan mereka dalam memberitahukan program LAPOR kepada orang lain. Hal ini dilakukan karena program
133 LAPOR dianggap dapat memberikan manfaat kepada masyarakat
dalam mengelola keluhan secara cepat. •
Tim LAPOR Bandung banyak melakukan sosialisasi dengan masyarakat mengenai program LAPOR. Hal ini bertujuan agar
masyarakat mengetahui akan keberadaan program ini. Sehingga, masyarakat yang memiliki kepedulian untuk memberikan keluhan
atau aspirasi yang mereka punya dapat tersalurkan ke pemerintah. Namun di sisi lain, sosialisasi di pinggiran Kota Bandung masih
minim karena pemerintah masih memfokuskan pengenalan program untuk daerah perkotaan terlebih dahulu.
• Motivasi diperlukan agar masyarakat memiliki daya penggerak
pada dirinya untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuannya. Agar masyarakat mau untuk terlibat dalam pengawasan
pembangunan dan pelayanan publik, dibutuhkan adanya motivasi dari masyarakat itu sendiri dalam menggunakan program LAPOR.
Masyarakat yang menggunakan program LAPOR memiliki suatu keinginan atau kebutuhan pada dirinya yang belum tercapai.
Sehingga muncullah dorongan bagi individu untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan melaporkan keluhan atau aspirasi
mereka melalui program LAPOR. Berdasarkan hasil wawancara, masyarakat memiliki motivasi yang berbeda – beda dalam
menggunakan program LAPOR. Walaupun motivasi berbeda –
134 beda, pada akhirnya akan memicu perkembangan pembangunan
dan pelayaan yang lebih baik lagi kedepannya.
6.2 Saran