44
2. Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I ini adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan
menggunakan model pembelajaran ARIAS, menyiapkan Lembar Kerja Siswa LKS, soal tes akhir siklus, lembar observasi, lembar wawancara,
catatan lapangan dan alat dokumentasi. Materi yang akan diajarkan pada siklus I ini yaitu tentang persegi
panjang dan persegi. Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran di
kelas pada setiap pertemuan. Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas guru pada saat proses mengajar di
kelas dalam menerapkan pembelajaran ARIAS. LKS, latihan dan soal tes akhir siklus dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.
Lembar wawancara dipersiapkan untuk mewawancarai guru dan siswa, untuk mengetahui pendapat mereka mengenai model pembelajaran
ARIAS dalam pembelajaran matematika. Target yang ingin dicapai pada siklus I adalah siswa antusias dan
semangat belajar dengan model pembelajaran ARIAS dan aspek-aspek aktivitas belajar siswa dapat berjalan dengan baik.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 5 kali pertemuan dengan sub pokok bahasan tentang pengertian dan sifat-sifat bangun
persegi panjang pertemuan pertama, hari Senin tanggal 5 April 2010, luas dan keliling persegi panjang pertemuan kedua, hari Rabu tanggal 7
April 2010, pengertian dan sifat-sifat bangun persegi pertemuan ketiga, hari Kamis tanggal 8 April 2010, luas dan keliling persegi pertemuan
keempat, hari Senin tanggal 12 April 2010, dan pelaksanaan tes akhir siklus I pertemuan kelima, hari Rabu tanggal 14 April 2010. Rencana
45
Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.
Adapun tahap pembelajaran ARIAS pada siklus I adalah sebagai berikut:
1 Tahap Assurance Kepercayaan Diri Pada tahap ini sebelum proses belajar mengajar berlangsung,
guru selalu memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan cara memberikan pembelajaran yang mudah dipahami oleh
siswa sehingga siswa yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik.
Berdasarkan observasi guru, dapat disimpulkan bahwa penerapan tahap Assurance pada siklus I ini masih belum maksimal.
Hal ini terlihat dari kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika yang masih tergolong rendah. Ada beberapa siswa yang masih sangat
pasif dalam proses belajar mengajar. Ketika peneliti memberikan kesempatan bertanya, sebagian dari mereka hanya diam saja. Dan
pada akhir siklus I peneliti mewawancarai beberapa siswa dan diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa sebenarnya
mengalami kesulitan dan ingin bertanya namun mereka tidak percaya diri dan takut untuk mengungkapkannya, seperti yang diutarakan oleh
siswa A
3
: “ Saya ga pede bu kalo mau nanya abis saya takut di ketawain temen-
temen karena belum ngerti…” Kepercayaan diri siswa yang rendah juga terlihat dalam hal
mengerjakan soal di papan tulis. Sebagian besar siswa masih saling tunjuk ketika diminta maju ke depan. Mereka merasa tidak yakin
bahwa mereka bisa menjawab soal di papan tulis, seperti yang diungkapkan oleh siswa A
13
: “ Bu…jangan saya dong. Saya ga bisa bu, dia sambil menunjuk siswa A
1
aja bu yang maju dia kan pinter matematika bu…”.
Selain itu, dalam mengerjakan latihan soal bahkan pada saat mengerjakan soal tes akhir siklus I kepercayaan diri siswa masih