Tahap Observasi dan Analisis

51 Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal di papan tulis pada siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Rata-rata siswa pada aktivitas menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran adalah 4. Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan prapenelitian. Pada kegiatan prapenelitian siswa akan menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran setelah mendapat perintah dari guru. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I ini menunjukkan bahwa siswa terlihat sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran matematika walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak membawa peralatan menggambar penggaris dan buku berpetak. Pada siklus I antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran ARIAS mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat dari rata-rata aktivitas siswa yang terlihat senang dan antusias saat belajar matematika pada siklus I sebesar 3,75 sedangkan pada aktivitas prapenelitian sebesar 3. Sebagian siswa sudah mulai tertarik dengan model pembelajaran ARIAS. Gambar 4 Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis Pada Siklus I 52 Berdasarkan rata-rata dari aspek-aspek aktivitas siswa yang diamati melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa diperoleh data bahwa selama siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 2,97 dan aktivitas belajar siswa dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, dimana rata-rata aktivitas siswa yang diamati melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklus harus dalam kategori sangat baik. 2. Hasil belajar siswa pada siklus I Pada pertemuan terakhir siklus I yaitu pada pertemuan kelima, hari Rabu tanggal 14 April 2010, peneliti dibantu observer melakukan tes akhir siklus I dengan 5 soal essay. Pada saat tes berlangsung siswa hadir semua. Tes dilakukan pada jam pertama pada pukul 07.30-08.20. Dokumentasi siswa pada saat mengerjakan tes akhir siklus I adalah sebagai berikut: Gambar 5 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I 53 Berikut hasil tes akhir siklus I dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah ini: Tabel 7 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus I No Kelas Interval Frekuensi Absolut Relatif Kumulatif Relatif 1. 35 - 43 4 11,76 11,76 2. 44 - 52 7 20,59 32,35 3. 53 - 61 8 23,53 55,88 4. 62 - 70 5 14,71 70,59 5. 71 - 79 5 14,71 85,3 6. 80 - 88 4 11,76 97,06 7. 89 - 97 1 2,94 100 Jumlah 34 100 Berdasarkan tabel 6 di atas, terlihat bahwa nilai tes akhir siklus I memiliki rentangan nilai terendah 35 sampai dengan nilai terbesar 95. Nilai pertengahan Median sebesar 59,25. Nilai Modus sebesar 54,75. Nilai Variansi Var sebesar 219,71 dan Standar Deviasi SD sebesar 14,82. Serta nilai rata-rata Mean hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 64. Ini menunjukkan indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, dimana rata-rata hasil belajar siswa harus mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 60. Untuk perhitungan distribusi frekuensi hasil belajar siklus I lihat lampiran. Hasil tes akhir siklus I disajikan dalam histogram sebagai berikut: 54 Pada pertemuan akhir siklus I setelah siswa selesai mengerjakan soal tes akhir siklus I pada jam istirahat peneliti mewawancarai tiga orang siswa yang merupakan perwakilan dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Kesimpulan dari hasil wawancara adalah siswa masih merasa bingung dan belum terbiasa dengan model pembelajaran ARIAS. Tetapi siswa cukup antusias untuk mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS. Rangkuman hasil wawancara pada siklus I dapat dilihat pada lampiran. Wawancara juga dilakukan pada guru bidang studi yang merangkap sebagai observer. Wawancara dilakukan usai peneliti mengadakan tes akhir siklus I. Hasil wawancara dengan observer dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran ARIAS sangat baik dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa. Tetapi dalam siklus I ini tahap-tahap pembelajaran ARIAS belum sepenuhnya peneliti laksanakan. Rangkuman hasil wawancara peneliti dengan observer pada siklus I dapat dilihat pada lampiran. Gambar 6 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I y x F R E K U E N S I KELAS INTERVAL 9- 8- 7- 6- 5- 4- 3- 2- 1- 35,5 43,5 52,5 61,5 70,5 79,5 88,5 97,5 55

d. Tahap Refleksi

Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada observasi aktivitas siswa dan guru, wawancara serta catatan lapangan ditemukan beberapa permasalahan yang ada pada siklus I. Hasil refleksi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 8 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I No Permasalahan Rencana Perbaikan 1. Dalam proses pembelajaran ARIAS untuk tahap Assurance, siswa merasa belum percaya diri untuk mengemukakan pendapat dan menyanggah pendapat yang di kemukakan temannya pada saat berdiskusi, bertanya kepada guru bahkan untuk mengerjakan soal di papan tulis. Meningkatkan keberanian siswa dan rasa percaya diri siswa dengan cara memberikan point tambahan pada siswa yang berani mengemukakan pendapatnya, bertanya kepada guru dan mengerjakan soal di papan tulis. 2. Untuk tahap Relevance siswa masih merasa bingung untuk memberikan contoh masalah matematika yang berhubungan dengan kesehariannya. Memberikan bimbingan kepada siswa dalam mencari contoh masalah matematika yang berhubungan dengan keseharian. 3. Untuk tahap Interest, minat siswa untuk belajar matematika masih relatif kurang. Lebih bervariatif lagi dalam menyampaikan pembelajaran agar minat belajar siswa meningkat. 4. Siswa masih terlihat malu-malu dalam menanggapi pertanyaan guru dan baru akan menjawab apabila guru menunjuk siswa tersebut. Memberikan reword berupa hadiah agar siswa termotivasi untuk menanggapi pertanyaan guru tanpa harus ditunjuk terlebih dahulu. 5. Masih ada siswa yang malas untuk mencatat materi pelajaran Memeriksa catatan siswa setiap akhir pembelajaran dan memberikan nilai agar siswa lebih rajin mencatat materi pelajaran. 56 Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran pada siklus I diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa serta nilai hasil tes akhir siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian dimana aktivitas siswa yang diamati melalui lembar observasi pada setiap siklus harus dalam kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa harus mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 60. Sehingga perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus I digunakan sebagai perbaikan.

2. Pelaksanaan Penelitian Pada Pembelajaran Siklus II a. Tahap Perencanaan

Rancangan pembelajaran siklus II berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS yang mengacu pada hasil observasi siklus I. Pada siklus II ini guru mengkondisikan kelas dan meningkatkan kegiatan pada setiap tahapan pembelajaran ARIAS agar pembelajaran berjalan lebih baik dari pembelajaran pada siklus I. Materi pada siklus II ini yaitu tentang jajargenjang dan belah ketupat. Adapun tahap persiapan untuk pembelajaran siklus II yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP silkus II, LKS, latihan soal, PR, lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, dan alat dokumentasi. Target pada siklus II ini adalah aktivitas siswa meningkat melalui model pembelajaran ARIAS dan penerapan pada tahap pembelajaran ARIAS dapat berjalan dengan baik.

b.Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari 5 kali pertemuan dengan sub pokok bahasan tentang pengertian dan sifat-sifat bangun jajargenjang pertemuan keenam, hari Senin tanggal 19 April 2010, Luas dan keliling jajargenjang pertemuan ketujuh, hari Rabu tanggal 57 21 April 2010, pengertian dan sifat-sifat belah ketupat pertemuan kedelapan, hari Kamis tanggal 22 April 2010, luas dan keliling belah etupat pertemuan kesembilan, hari Senin tanggal 26 April 2010, dan pelaksanaan tes akhir siklus II pertemuan kesepuluh, hari Rabu tanggal 28 April 2010. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 1. Adapun tahap pembelajaran ARIAS pada siklus II adalah sebagai berikut: 1 Tahap Assurance Kepercayaan Diri Sama halnya pada siklus sebelumnya, pada tahap ini sebelum proses belajar mengajar berlangsung, guru selalu memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan cara memberi kesempatan kepada siswa secara bertahap mandiri dalam belajar melalui diskusi kelompok sehingga siswa yakin dan percaya bahwa mereka telah memahami materi yang diajarkan. Kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika pada pelaksanaan siklus II ini mengalami kemajuan yang cukup baik. Beberapa siswa yang pada siklus I hanya diam saja ketika guru memberikan pertanyaan, pada siklus II ini sudah mulai berani untuk mengungkapkan pendapatnya. Dalam hal mengerjakan tugas di papan tulis ada beberapa siswa yang sudah berani untuk maju ke depan tanpa menunggu namanya di panggil. Pada siklus II, dalam diskusi kelompok beberapa siswa sudah mulai percaya diri untuk turut aktif dalam berdiskusi mengemukakan pendapatnya dan menyanggah pendapat yang dikemukakan oleh temannya. Tetapi dalam mengerjakan soal latihan kepercayaan diri siswa masih kurang. Sebagian besar dari mereka masih belum yakin dengan jawabannya sendiri bahkan masih ada beberapa siswa yang mencontek. 58 2 Tahap Relevance RelevansiKegunaan Sama halnya pada siklus I, pada siklus II guru mengemukakan manfaat pengetahuan, keterampilansikap serta nilai yang akan didapat siswa setelah mengikuti pembelajaran. Selain itu, peneliti juga memberikan bimbingan kepada siswa dalam mencari contoh masalah matematika yang berhubungan dengan keseharian. Beberapa siswa yang semula bingung sudah mulai bisa menerima penjelasan mengenai manfaat dari pembelajaran dan menghungkan dengan keseharian siswa. Seperti yang dituturkan oleh siswa A 16 pada saat mempelajari pengertian dan sifat-sifat belah ketupat pada pertemuan ketiga: “Bu, saya tau contoh bangun belah ketupat selain ketupat. Kue wajik ya bu?”. 3 Tahap Interest MinatPerhatian Pada siklus II, peneliti menggunakan metode diskusi dengan membagi siswa kedalam 6 kelompok untuk menyelesaikan soal LKS. Berdasarkan hasil pengamatan, minat siswa dalam belajar matematika pada siklus II ini mengalami kemajuan yang cukup baik. Beberapa siswa yang semula terlihat malas dan cuek dalam proses belajar mengajar, pada siklus II ini sudah terlihat antusias dan bersemangat dalam belajar. Dengan metode diskusi pembelajaran matematika jadi lebih menyenangkan dan dapat membantu siswa dalam memecahkan permasalahan. Sebagian besar siswa senang dengan pembelajaran seperti ini. Seperti yang dituturkan oleh siswa A 25 : “bu,… saya senang kalau mengerjakan LKSnya bareng-bareng sama temen karena kita jadi bisa tukar pikiran dan cepet selesainya lagi…”. 4 Tahap Assessment evaluasi Pada siklus II ini evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru kepada siswanya tetapi juga dilakukan evaluasi siswa kepada siswa lain. Setelah hasil diskusi kelompok selesai di presentasikan oleh masing-masing kelompok lalu peneliti mengarahkan siswa agar 59 mengevaluasi hasil dari kelompok lain. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah dipahami siswa. Namun, hal ini masih belum dianggap serius oleh siswa. Beberapa siswa masih bingung ketika mengevaluasi temannya. Penilaian yang diberikan siswa kepada temannya belum objektif. Sebagian dari siswa memberikan penilaian bukan dari hasil kerjanya tetapi masih berdasarkan unsur pertemanan. Seperti yang diungkapkan oleh siswa A 33 : “Bu,.. kita bingung nilainya gimana nanti kalau kita nilai jelek takut marah, gimana dong bu?”. Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti sama seperti pada siklus I, peneliti selalu memberikan evaluasi di setiap akhir pembelajaran. Hasil dari evaluasi tersebut segera di informasikan kepada siswa agar siswa dapat mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah dipahami siswa. Pada siklus II bentuk evaluasi yang diberikan oleh peneliti berupa pemberian soal yang dikerjakan secara individu. Hasil evaluasi pada siklus II sudah cukup memuaskan. Namun, masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata. Berdasarkan hasil pengamatan kepada siswa yang mendapatkan nilai terendah, mereka merasa soal yang diberikan guru terlalu sukar. 5 Tahap Satisfaction Kepuasan Sama halnya pada siklus I, pada setiap pembelajaran siklus II peneliti selalu berusaha menanamkan rasa bangga dan puas dalam diri siswa agar siswa merasa lebih dihargai. Cara yang dilakukan peneliti untuk menerapkan tahap ini pada pembelajaran siklus II sama seperti pada pembelajaran siklus I. Pada saat mengerjakan soal LKS peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu teman mereka yang mengalami kesulitan. Berdasarkan hasil pengamatan, pemberian reward, ucapan yang tulus, senyuman guru yang simpatik, dan memberikan kesempatan siswa untuk membantu temannya mengerjakan soal LKS dapat menimbulkan rasa

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur untuk meningkatkan aktivitas belajar matemetika siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Islam al-Ikhlas Cipete)

1 9 47

Penerapan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

0 7 241

peranan model pembelajaran arias (Assurance, relavance, interest, assessment dan satisfaction untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa; penelitian tindakan kelas di MTs. Sa'aadatul mahabbah Pondok Cabe

0 6 202

Penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas III SDN Tunas Mekar

2 21 171

Penerapan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa : penelitian tindakan kelas di mts daarul hikmah pamulang

0 20 265

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Perapan model pembelajaran guide inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa: penelitian tindakan kelas di SMA Triguna Utama Ciputat

1 6 91

Peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe stad: penelitian tindakan kelas di SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan

0 4 162

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0

Penerapan metode permainan ular tangga (Snakes Ledder) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di MTs. Al Ikhwaniyah Pondok Aren

1 33 161