Kondisi Ketenagakerjaan PT. Fast Food Indonesia, Tbk

lebih. Tidak hanya untuk konsumen yang tidak cukup waktu untuk keluar rumah menuju outlet, tetapi juga untuk konsumen yang menginginkan pelayanan lebih melalui jasa antar delivery service. Fasilitas jasa antar KFC mulai dioperasikan semenjak tahun 1993 dan pertama kalinya hanya untuk KFC Kelapa Gading. Faktor demografi yang semakin meningkat menjadi peluang bagi KFC untuk lebih memperluas pasarnya dengan mendirikan sejumlah outlet baru. Jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen untuk periode 2000-2005 serta didukung dengan perubahan gaya hidup yang praktis menyebabkan pengembangan outlet-outlet KFC menjadi lebih mudah diterima masyarakat. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa menu produk asal ayam lebih digemari dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dibandingkan daging sapi atau kambing. KFC juga memiliki peluang besar dalam mencapai pangsa pasar khusus anak-anak. Pada operasionalnya, perhatian pada segmen anak-anak ditujukan untuk mencapai orientasi pada segmen keluarga. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kunjungan anak-anak ke outlet KFC tentunya akan meningkatkan kunjungan orang tua yang menemaninya. Untuk itu setiap pengembangan outlet KFC selalu diikuti dengan pengembangan sarana fasilitas bermain anak, bahkan KFC menyediakan paket khusus untuk acara ulang tahun anak.

5.7. Kondisi Ketenagakerjaan PT. Fast Food Indonesia, Tbk

7 Sampai dengan akhir tahun 2004 tercatat jumlah tenaga kerja PT. Fast Food Indonesia, Tbk lebih dari 9270 karyawan meningkat 12 persen dari tahun 7 Sumber: PT. Fast Food Indonesia, Tbk KFC. 2005. Handsout. Jakarta. sebelumnya. Fokus organisasi perusahaan dalam mengelola sumberdaya manusianya dipusatkan pada keterlibatan karyawan dalam kerjasama kelompok dengan orientasi pada kesejahteraan karyawan. Adapun komposisi karyawan tahun 2004 berdasarkan latar belakang pendidikan Tabel 5. Tabel 6. Komposisi Jumlah dan Persentase Karyawan KFC di Indonesia Berdasarkan Pendidikan Tahun 2004 Tingkat pendidikan Jumlah karyawan Orang Persentase Perguruan TinggiUniversitas 819 8,84 SMUSetingkat 8264 89,15 SMPSetingkat 147 1,59 SD 40 0,43 Total 9270 100 Sumber : PT. Fast Food Indonesia, Tbk. 2004 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa karyawan dengan latar belakang pendidikan SMU atau setingkatnya memiliki persentase terbesar 89,15 dalam komposisi karyawan PT. Fast Food Indonesia, Tbk. Hal ini disebabkan karena sebagian karyawannya merupakan tenaga operasional yaitu sebanyak 82,88 persen dari total karyawan Tabel 6, sehingga tidak membutuhkan keahlian pendidikan setingkat sarjana. Karyawan operasional di setiap outlet KFC pada umumnya adalah lulusan SMU atau setingkatnya karena jenjang karir KFC mengharuskan setiap karyawan operasional memulai dari posisi cleaning service, sehingga dibutuhkan keterampilan khusus yang didapatkan dari pelatihan dan pengalaman selama di outlet. Tabel 7. Komposisi Jumlah dan Persentase Karyawan KFC di Indonesia Berdasarkan Tingkat Manajemen Tahun 2004 Tingkat pendidikan Jumlah karyawan Orang Persentase Manager 59 0,64 Restaurant ManagerSupervisor 1053 11,35 Karyawan Operasional 7683 82,88 Karyawan Kantor Pusat 475 5,12 Total 9270 100 Sumber : PT. Fast Food Indonesia, Tbk. 2004 Permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini dalam sumberdaya manusia adalah beragamnya keterampilan dan kemampuan karyawan operasional. Meskipun karyawan telah diberikan pelatihan dengan metode dan cara yang sama, namun pada praktiknya sering ditemukan adanya ketidakseragaman terutama dalam pengolahan makanan dan pelayanan konsumen. Dalam rangka peningkatan dan pengembangan karyawan, maka pada tanggal 5 November 2002 telah dibuka pusat pelatihan ”KFC Training Centre” yang berlokasi di KFC Daan Mogot Lantai 3. Konsep ini didasarkan pada program berkelanjutan dari Tricon yum University TYU yang diadopsi KFC Indonesia untuk pengembangan karyawan. Beberapa program pelatihan yang dilakukan adalah : a STAR 2000, merupakan program pelatihan berkelanjutan untuk karyawan operasional dalam mengembangkan keahlian dan keterampilan operasional agar dapat meningktakan mutu produk dan pelayanan terhadap konsumen. b CHAMPS, program pelatihan yang diciptakan dan dikembangkan oleh Tricon Inc. yang diberikan kepada manajemen dan karyawan operasional. c Program pelatihan berupa Workshop, interhouse training, dan konferensi untuk staf dengan tema food safety, How We Work Together HWWT, speed of serfice dan lainnya. d Program pelatihan berupa Workshop dan konferensi untuk manajemen dan staf di luar negeri seperti Restourant Excelent, Food Safety Training, Equipment Maintenance dan lainnya. PT. Fast Food Indonesia, Tbk juga turut memperhatikan kesejahteraan karyawannya dengan menggunakan fasilitas seperti tunjangan pengobatan, antar jemput karyawan, fasilitas ibadah serta berbagai program asuransi karyawan.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN