software SPSS 22 dalam melakukan uji normalitas. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Siswa
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data Sig
Taraf Sig α
Keputusan Kontrol
Pretest 0.304
0.05 Normal
Posttest 0.458
0.05 Normal
Eksperimen
Pretest 0.235
0.05 Normal
Posttest 0.299
0.05 Normal
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa nilai sig data pretest kelas kontrol sebesar 0,304 dan kelas eksperimen 0,235. Sedangkan data posttest kelas
kontrol sebesar 0,458 dan kelas eksperimen sebesar 0,299. Nilai sig data pretest maupun posttest kelas eksperimen dan kontrol lebih besar dibandingkan taraf sig
α. Artinya seluruh data terdistribusi normal. Pengolahan uji normalitas di atas, dapat dilihat pada lampiran D.3 dan D.4.
b. Uji Homogenitas
Sama halnya dengan uji normalitas, pengujian homogenitas juga dilakukan pada kedua data pretest dan posttest. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data memiliki varians yang sama atau tidak. Pengujian homogenitas menggunakan software SPSS 22 dengan Test of Homogenity of
Variance. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari uji homogenitas
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Varians Pretest dan Posttest Kelas eksperimen serta Kelas Kontrol
Data Kelas
Sig Taraf Sig α
Keterangan
Pretest Eksprimen dan Kontrol
0.010 0.05
Heterogen Posttest
Eksperimen dan Kontrol 0.094
0.05 Homogen
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diperoleh angka signifikansi pada pretest adalah 0.010. Oleh karena angka signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka
kesimpulan data pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol bersifat heterogen atau memiliki varians populasi yang berbeda. Sedangkan nilai signifikansi posttest
adalah 0,094 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan data posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol bersifat homogen atau memiliki varians
yang sama. Pengolahan uji homogenitas di atas, dapat dilihat pada lampiran D.5 dan D.6
5. Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas terhadap data pretest dan posttest kelas ekperimen serta kelas kontrol, ternyata data pretest dan postest dari kedua kelas
tersebut terdistribusi normal. Sedangkan hasil uji homogenitas data pretest kedua kelas memiliki variansi nilai yang berbeda atau heterogen, dan data posttest kedua
kelas memiliki variansi yang sama atau homogen. Sehingga pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik uji t pada taraf
signifikansi a
= 0,05 menggunakan software SPSS 22.
Hasil perhitungan uji t tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji t Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Pretest
Posttest Eksperimen
Kontrol Eksperimen
Kontrol
N 36
36 36
36 ��
36,00 40,78
72,11 67,11
SD 9,98
5,72 7,55
9,98 Sig 2-tailed
0,106 0,019
Taraf signifikansi α 0,05
Keputusan H
1
ditolak H
1
diterima
Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran D.7 dan D.8 Pengambilan keputusan hipotesis diambil berdasarkan pada kriteria
pengujian, yaitu jika nilai Sig 2-tailed α, maka H
o
ditolak dan H
1
diterima, sedangkan apabila nilai Sig 2-
tailed ≥ α, maka H
o
ditolak dan H
1
diterima. Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, terlihat bahwa Sig 2-tailed hasil pretest sebesar
0,106 lebih besar dibandingkan taraf signifikansi α 0,05, sehingga hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Artinya, dapat disimpulkan tidak terdapat
pengaruh antara hasil pretest di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk hasil posttest, nilai Sig 2-tailed sebesar 0,019 lebih kecil dibandingkan taraf
signifikansi α 0,05, sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif
diterima. Artinya terdapat pengaruh LKS berbantuan augmented reality terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis.
6. Hasil Analisis Data Angket
Hasil data angket yang telah diperoleh selanjutnya dihitung secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase dan dikonversi menjadi data
kualitatif. Hasil perhitungan data angket dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Angket Respon Siswa
Indikator Angket Persentase
Kategori
Penggunaan aplikasi augmented reality di smartphone siswa
77,78 Baik
Tampilan animasi dan video pada augmented reality
82,22 Baik Sekali
Penerapan aplikasi augmented reality 78,54
Baik
Rata-Rata 79,5
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukan persentase respon terhadap penggunaan LKS berbantuan augmented reality pada konsep fluida statis. Secara keseluruhan
berada pada kategori baik dengan persentase rata-rata 79,5. B.
Pembahasan
Berdasarkan tes tertulis di awal pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat bahwa kelas kontrol mendapatkan nilai lebih tinggi
dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini dibuktikan pada Tabel 4.2 di atas, yang menunjukan kelas eksperimen mendapatkan rata-rata 36, sedangkan kelas kontrol
mendapatkan rata-rata 40,78. Dari data tersebut, maka kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan LKS berbantuan augmented reality. Sedangkan kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan menggunakan LKS konvensional.
LKS berbantuan augmented reality ini merupakan hal yang baru bagi siswa, terbukti dengan hasil angket 78,8 siswa menyutujui pernyataan “aplikasi
augmented reality belum familiar sebagai media pembelajaran untuk siswa”. LKS berbantuan augmented reality ini dibuat dengan software Unity dengan 2 program
pendukung yaitu Blender dan Vuforia. Blender merupakan program pembuat