Penggunaan Augmented Reality Augmented Reality

5 Mengevaluasi C 5 , mengevaluasi didefinisikan yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kategori evaluasi mencangkup proses kognitif memeriksa dan mengkritik. 6 Mencipta C 6 , melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional yang berisikan tiga proses kognitif yakni merumuskan, merencanakan dan memproduksi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, yaitu: 23 1 Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2 Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. 3 Valuing penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4 Organization, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,pemantapam, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain. 5 Characterization by value or value complex karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki 23 Sudjana, op. cit, hal 30 seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

c. Ranah Psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: 24 1 Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar; 2 Keterampilan pada gerakan dasar; 3 Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain; 4 Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan; 5 Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks; 6 Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Dalam proses belajar-mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu dilakukan penilaian. 25

4. Kajian Konsep Fluida Statis

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Fluida statis merupakan zat alir yang tidak dalam kondisi bergerak. Dalam fluida statis contoh-contoh yang diterapkan menyangkut zat cair, karena mudah diilustrasikan dan dipahami daripada gas. Untuk memudahkan memahami hukum dasar fluida statis, akan dibahas melalui besaran-besaran yang mendukung, meliputi massa jenis dan tekanan. Setelah itu baru akan dipelajari hukum hukum dasar fluida statis serta aplikasinya. 24 Ibid., hal 30-31 25 Ibid.,