Faktor Ekstern Kajian tentang Keaktifan Belajar

33

3. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

Guru merupakan penanggung jawab kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas. Moh. Uzer Usman 2006: 21, menyatakan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan perorganisasian kelas seperti: penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga dapat memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pengajaran dengan baik. Guru juga harus mampu memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga siswa aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa sangatlah penting. Sebab keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Upaya guru untuk melibatkan siswa aktif adalah sebagai berikut: a Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. b Menjelaskan tujuan instruksional kemampuan dasar kepada siswa 34 c Mengingatkan kompetensi prasyarat. d Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa. e Memberikan stimulus masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari. f Member petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. g Mememunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. h Memberikan umpan balik feed back. i Melakukan tes terhadap siswa, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur j Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

C. Karakteristik Peserta Didik

Sudarmawan Danim 2013: 1, menyatakan bahwa peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal. Peserta didik tidak bisa belajar tanpa guru dan sebaliknya guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik. Karena kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik. Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita.Oleh 35 karena itu, upaya memahami peserta didik harus dikaitkan atau disesuaikan dengan karakteristik siswa itu sendiri. Ada empat hal dominan dari karakteristik siswa adalah sebagai berikut: a. Kemampuan dasar misalnya, kemampuan kognitif atau intelektual, afektif dan psikomotorik. b. Latar belakang kultur local, status sosial, status ekonomi, dan agama. c. Perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, bakat, dan lain- lain. d. Cita-cita, pandangan ke depan, percaya diri, daya tahan, dan lain-lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik peserta didik dapat dilihat melalui kemampuan berpikir, perilaku, lingkungan sosial dan psikomotorik.

D. Kerangka Berpikir

Keaktifan belajar adalah peserta didik selalu aktif dalam melakukan berbagi kegiatan yang terkait dengan proses belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas.Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Pengajar diharapkan mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar, dan potensi yang dimiliki oleh siswa secara penuh. Pembelajaran yang dilakukann lebih berpusat pada pembelajaran, dapat mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran itu sendiri, maka disini pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memusatkan titik tolak 36 kegiatan.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecah permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. PAKEM merupakan sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Pembelajaran Aktif adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru harus menciptakan suasana demikian rupa, sehingga siswa aktif bertanya, dan mengemukakan gagasan. Kreatif dimaksudkan agar guru bisa menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Efektif artinya proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Menyenangkandimaksudkan agar guru bisa membuat suasana belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga memusatkan perhatiannya secara penuh belajar dan waktu curah anak pada pembelajaran time on task menjadi tinggi.Oleh karena itu, dengan menggunakan pendekatan PAKEM dalam pembelajaran maka siswa berperan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas.

E. Hipotesis Penelitian Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang diungkapkan di atas, rumusan hipotesis dalam penelitian ini berbunyi “Pendekatan 37 PAKEM dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV SD Negeri Cepit Bantul Yogyakarta tahun ajaran 20142015.

F. Definisi Operasional Variabel

1. Pendekatan PAKEM Pendekatan PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Langkah-langkah PAKEM yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan informasi, membimbing kelompok diskusi memberikan tugas, evaluasi dan penguatan. 2. Keaktifan belajar siswa Keaktifan belajar adalah kemampuan belajar siswa dalam menggali potensinya melalui pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman. Ciri-ciri siswa aktif adalah siswa harus berusaha berbuat sesuatu untuk memahami pelajaran yang di jelaskan guru, mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh pengetahuan, merasakan sendiri tugas- tugas yang diberikan oleh guru kepadanya, belajar dalam kelompok, mencobakan konsep-konsep pembelajaran, dan siswa mengkomunikasi hasil pikirannya. Dari kesimpulan ini peneliti akan menjadikan sebagai indikator-indikator keaktifan belajar siswa. Variabel ini dapat diukur dengan menggunakan observasi dan skala keaktifan.