Proses Pelakasanaan PAKEM Kajian tentang Pendekatan PAKEM

19 pengalaman. Belajar aktif dapat menuntut keaktifan guru dan siswa agar terjadi interaksi yang tinggi. Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik 2013: 172-173, mengemukakan bahwa kegiatan keaktifan belajar siswa dapat di bagi menjadi 8 kelompok adalah sebagai berikut: a. Kegiatan-kegiatan visual Kegiatan yang dilakukan siswa adalah membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demontrasi dan mengamati orang lain bekerja. b. Kegiatan-kegiatan lisan Kegiatan yang dilakukan siswa mengemukakan suatu fakta, menhubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara dan diskusi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Kegiatan yang dilakukan siswa adalah mendengarkan penyajian bahan ajar yang diberikan guru, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengar tugas yang di berikan guru. d. Kegiatan-kegiatan menulis Kegiatan yang dilakukan siswa adalah menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, menulis rangkuman, mengerjakan tugas rumah dan mengerjakan tes. 20 e. Kegiatan-kegiatan menggambar Kegiatan yang dilakukan siswa adalah menggambar sesuai dengan materi, membuat grafik, menggambar peta, dan lain- lain. f. Kegiatan-kegiatan mental Kegiatan yang dilakukan siswa adalah mengingat kembali materi yang sudah diajarkan guru, memecahkan masalah, dan menghubungkan materi pembelajaran. g. Kegiatan-kegiatan emosional Kegiatan yang dilakukan siswa adalah siswa harus memiliki minat, membedakan, berani, dan tenang. h. Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, menari dan berkebun. Dari beberapa uraian kegiatan yang di lakukan siswa dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah peserta didik selalu aktif dalam melakukan berbagi kegiatan yang terkait dengan proses belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas. Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Pengajar diharapkan mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar, dan potensi yang dimiliki oleh siswa secara penuh. Pembelajaran yang dilakukann lebih berpusat pada pembelajaran, dapat mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses 21 pembelajaran itu sendiri, maka disini pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memusatkan titik tolak kegiatan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecah permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Mc Keachie Martinis Yamin 2007: 77 mengemukakan 7 aspek terjadinya keaktifan siswa adalah sebagai berikut: a Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran b Tekanan pada aspek afektif dalam belajar. c Pastisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama berbentuk interaksi antar siswa. d Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. e Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran. f Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa, harus mengacu pada peningkatan aktifitas dan partisipasi siswa. Pengajarguru tidak hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar berupa: belajar penemuan, belajar mandiri, belajar berkelompok, belajar memecahkan masalah dan sebagainya.