Pembagian Wilayah market division
dilakukan dengan menghentikan supply akan bahan pokok yang sangat
diperlukan.
138
Namun dikatakan pula bahwa boikot dapat pula mempunyai dampak yang pro kompetisi yaitu menimbulkan eisiensi. Misalnya, perjanjian pembelian bersama yang
dilakukan oleh pengusaha-penguasa kecil, mungkin akan menjadi efisien karena akan memenuhi skala ekonomi dan juga menghemat dari sisi penyimpanan.
139
Dengan adanya perjanjian pemboikotan yang dilakukan oleh para pelaku usaha yang ada di dalam pasar membuat jumlah pelaku usaha yang ada di pasar
tidak dapat bertambah, apabila di dalam suatu pasar hanya terdapat sedikit pelaku usaha yang menjalankan usahanya dapat berdampak terhadap berkurangnya pilihan
konsumen untuk memilih pelaku usaha yang kemungkinan dapat memberikan kepuasan terbesar kepada konsumen.
Pemboikotan biasanya dilakukan untuk memaksa pelaku usaha untuk mengikuti perbuatan yang biasanya merupakan perbuatan yang anti persaingan
predatory boycott atau untuk menghukum pelaku bisnis lainnya yang melanggar perjanjian
yang menghambat persaingan defensive boycott. Namun demikian pemboikotan
dapat juga dilakukan secara tidak langsung, misalkan dengan cara para pelaku usaha yang terlibat dalam perjanjian pemboikotan meminta kepada pelaku usaha
yang menjadi pemasok dari produk mereka untuk tidak memasok produk yang sama kepada pelaku usaha yang menjadi target dari perjanjian pemboikotan, sehingga
apabila si perusahaan pemasok tidak mengindahkan larangan tersebut, maka para pelaku usaha yang melakukan pemboikotan akan memutuskan hubungan dengan
perusahaan pemasok tersebut dan akan mencari perusahaan pemasok lain.
Memperhatikan dampaknya yang sangat besar terhadap persaingan, maka dalam berbagai hukum persaingan usaha persaingan di banyak negara, perjanjian
pemboikotan dianggap sebagai hambatan terhadap persaingan usaha yang mendapatkan perhatian yang serius. Karena dengan terjadinya praktek perjanjian
pemboikotan telah menghilangkan salah satu prasyarat persaingan yang sangat penting yaitu menghalangi pelaku usaha untuk masuk ke dalam pasar. Bahkan pasal
3 huruf e dan f
UNTAD Model Law menegaskan bahwa “menolak secara kolektif untuk membeli atau memasok, atau mengancam untuk melakukannya, adalah termasuk
cara yang paling sering dipakai untuk memaksa pihak yang tidak menjadi anggota kelompok tertentu untuk mengikuti kegiatan yang ditentukan kelompok tersebut.”
138
R. Sheyam Khemani, op.cit. p35.
139
Ibid. p35.
Undang-undang No. 5 Tahun 1999 mengkatagorikan perjanjian pemboikotan sebagai salah satu perjanjian yang dilarang, yang diatur dalam Pasal 10 ayat 1 dan
2 Undang-undang No.51999, Pasal 10 ayat 1 berbunyi: “pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha pesaingnya yang dapat menghalangi
pelaku usaha lain untuk malakukan usaha yang sama, baik untuk tujuan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.” Dan Pasal 10 ayat 2 nya, berbunyi:
“pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya, untuk menolak menjual setiap barang danatau jasa dari pelaku usaha lain sehingga
perbuatan tersebut: a. Merugikan atau dapat diduga akan merugikan pelaku usaha lain atau; 2 membatasi pelaku usaha lain dalam menjual atau membeli setiap
barang danatau jasa dari pasar bersangkutan.”
Karena besarnya kerugian yang dapat ditimbulkan oleh suatu perjanjian pemboikotan, maka Pasal 10 ayat 1 dan 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 yang
mengatur mengenai perjanjian pemboikotan ini dirumuskan secara per se illegal
oleh pembuat undang-undang, sehingga ketika ada pelaku usaha yang melakukan perbuatan perjanjian pemboikotan, maka tanpa memperhatikan akibat yang muncul
dari perbuatan tersebut, ataupun alasan-alasan dilakukannya pemboikotan tersebut, pelaku usaha sudah dapat dijatuhi sanksi hukuman.
Kasus IV.7
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan secara lebih detail lagi dengan membahas kasus pemboikotan yang ada. Diantaranya adalah Northwest Wholesale
Stationers, Inc. vs. Paciic Stationery Printing Co.
140
Secara singkat duduk persoalan dalam kasus ini adalah sebagai berikut. Pelapor dalam kasus ini adalah Northwest Wholsale Stationers adalah sebuah
koperasi agen pembelian yang terdiri dari kurang lebih retailer alat-alat kantor di
Paciic Northwest US. Koperasi bertindak sebagai retailer utama bagi retail-retail lainnya.
Retailer yang bukan anggota dapat membeli alat-lata kantor dengan harga yang sama dengan anggota. Namun pada setiap akhir tahun koperasi membagikan
keuntungan kepada anggotanya dalam bentuk percentase rebate dalam pembelian.
Sehingga sebenarnya anggota membeli lebih rendah dari non anggota. Sementara Terlapor Paciic Stationery Co. adalah menjual alat kantor baik
retail maupun wholesale. Paciic menjadi anggota Northwest sejak tahun 1958. Pada
tahun 1978 Northwest merubah anggaran dasarnya dengan melarang anggotanya menjual retail dan
wholesale. Suatu klausula menjamin hak Paciic untuk menjadi anggota. Pada tahun 1977 kepemilikan Paciic berpindah tangan, namun pemilik
baru ini tidak melakukan perubahan kegiatannya, hal mana bertentangan dengan anggaran dasar Northwest. Pada tahun 1978 sebagian besar anggota Northwest
140
472 US 284 1985
boycott yang membatasi kemampuan Paciifc untuk berkompetisi karena harus dinyatakan melanggar hukum persiangan secara
per se illegal. Pengadilan Negeri menyatakan tidak terdapat pelanggaran hukum persaingan secara
per se illegal, karenanya harus dipreriksa secara rule of reason. Namun Pengadilan Banding menyatakan bahwa Northwest melanggar Sherman Act
secara per se illegal.