Persekongkolan Menghambat Perdagangan Pasal 24
Posisi dominan dapat dimiliki oleh satu pelaku usaha sebagaimana disebut di atas, yaitu yang disebut dengan
monopolist,
194
jika satu pelaku usaha tidak pesaing
pada pasar yang bersangkutan atau jika pelaku usaha tersebut mempunyai pangsa pasar yang lebih tinggi daripada pesaingnya. Posisi dominan dapat juga
dikuasai oleh dua atau lebih pelaku usaha yang disebut dengan oligopoly.
195
Oligopoly adalah dimana keadaan suatu pasar tertentu terdapat dua atau lebih pelaku usaha yang mempunyai kekuatan pasar yang hampir sama atau seimbang.
Para oligopolist tersebut secara bersama-sama dapat menyalahgunakan posisi
dominannya sehingga mengakibatkan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat pada pasar yang bersangkutan. Dengan demikian para
oligopolist tersebut tidak saling bersaing pada pasar yang bersangkutan, sebaliknya bahkan
mereka menciptakan suatu kondisi dan menikmatinya, dimana mereka dapat mendominasi atau menjalankan pasar dalam perilaku yang sama, seperti seorang
monopolist. Pertanyaannya adalah apakah kriteria struktur oligopolist tersebut? Hal ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu dari aspek objektif dan subjektif.
Dari aspek objektif, bahwa para oligopolist tersebut perilakunya satu sama
lain saling tergantung. Ketergantungan ini khususnya berdasarkan terbatasnya sedikitnya jumlah pelaku usaha pada pasar yang bersangkutan. Pada struktur
pasar yang oligopolis, jika suatu perubahan perilaku mempengaruhi, khususnya
dalam masalah harga, tidak hanya permintaan terhadap pelaku usaha yang berubah dapat terpenuhi, tetapi juga terhadap anggota
oligopolist. Dari aspek subjektif, tergantung dari suatu pelaku usaha, apakah pelaku usaha
tersebut tergantung kepada pelaku usaha lain. Dalam hal ini, jika pelaku usaha tersebut mempertimbangkan keputusan mengenai harga jual, jumlah penawaran,
peningkatan kapasitas produksi atau kegiatan perusahaan, bagaimana pesaing- pesaingnya nantinya memberikan reaksi terhadap keputusannya. Dalam hal ini para
oligopolist tidak melakukan tindakannya berdasarkan suatu perjanjian, melainkan suatu tindakan
parallel yang murni tanpa perjanjian, demikian ditetapkan di dalam salah satu keputusan Komisi Uni Eropa dalam menetapkan pentingnya ciri-ciri
perilaku yang saling menyesuaikan berdasarkan Pasal 81 ayat 1 EEC Treaty, yaitu bukan suatu perjanjian yang rahasia yang menentukan, tetapi kebersamaan kemauan
para pelaku usaha untuk membatasi persaingan diantara mereka. Jadi, pertama- tama ada kesadaran para
oligopolist dari ketergantungan yang satu dengan yang lain, keputusan kebijakan pasar mereka mengarah kepada perilaku oligopolistik.
196
194
Pasal 25 Ayat 2 huruf a UU No. 51999
195
Pasal 25 Ayat 2 huruf b UU No. 51999
196
Valentine Korah, op. cit. p.45
Oleh karena itu salah satu kriteria, apakah para oligopolist mempunyai posisi
dominan atau tidak, dapat dilihat dari jumlah penguasaan pangsa pasarnya dan produknya. Pada produk yang homogen para pelaku usaha cenderung melakukan
penyesuaian mengkoordinasikan perilaku, khususnya dalam menetapkan harga jualnya kepada konsumen. Perilaku ini dianggap seperti perilaku pasar monopolis
yang menghambat persaingan usaha di pasar yang bersangkautan. Oleh karena itu, pengertian posisi dominan Pasal 1 angka 4 menetapkan unsur-unsur yang perlu
diteliti apakah pelaku usaha mempunyai posisi dominan atau tidak.