Paradigma Harvard Paradigma dalam Organisasi Industri
terhadap perusahaan yang sudah mapan di pasar maupun terhadap perusahaan yang mau masuk ke pasar. Struktur pasar akan ditentukan oleh teknologi
menentukan eisiensi proses produksi dan kebebasan masuk pasar, dan kebebasan masuk pasar tersebut akan menjamin tercapainya perilaku dan
kinerja yang optimal.
Karena aliran ini secara fundamental bersifat teoritis, dengan penekanan pada teori ekonomi dasar tertentu, studi yang bersifat empirik sangat jarang
dilakukan, kalaupun ada lebih bersifat kritikan dengan menggunakan formulasi di atas terhadap penelitian yang dilakukan menurut tradisi SCP.
Salah satu studi aliran Chicago yang paling berpengaruh adalah penelitian yang dilakukan oleh Demsetz pada tahun 1973, 1974 dan 1976
21
. Menurut Demsetz, keuntungan di atas normal bukan karena adanya kolusi diantara perusahaan
yang ada di pasar, melainkan karena kemampuan perusahaan untuk beroperasi lebih eisien. Dari studi yang dilakukannya ditemukan fakta bahwa keuntungan
yang lebih tinggi di suatu pasar yang terkonsentrasi hanya diperoleh oleh perusahaan yang lebih besar. Jika pandangan aliran SCP tradisional mengenai
kolusi benar, maka seluruh perusahaan yang ada di pasar, baik yang besar maupun yang kecil, akan memperoleh keuntungan yang sama besar.
Perbedaan lain adalah hubungan antara skala ekonomis dan margin yang diperoleh. Aliran SCP tradisional umumnya beranggapan bahwa perusahaan
yang memiliki skala ekonomis akan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Demsetz berpendapat sebaliknya. Semakin penting skala ekonomis, semakin
besar keuntungan yang dapat diperoleh jika memproduksi output yang lebih banyak. Namun untuk menjual output lebih banyak, perusahaan perlu menurunkan
harga penjualan, sehingga margin keuntungan yang diperoleh pun akan lebih rendah.
Meskipun pada dasarnya, studi yang dilakukan oleh Demsetz merupakan studi ‘tandingan’ terhadap studi empirik aliran SCP tradisional, namun studi
tersebut juga tidak lepas dari berbagai kelemahan, seperti pengukuran eisiensi yang hanya diwakili oleh proit perusahaan, dan beberapa kelemahan lain
menyangkut metode pengukuran dan proses estimasi.
21
Stephen Martin, op. cit. pp.218-221.