6 penjual dan pasar masing-masing adalah penjual A 30, B 25, C 20, D 16, E 5, dan F 4 karena HHI mencapai 2.222 dengan perhitungan
sebagai berikut:
A 30
2
+ B 25
2
+ C 20
2
+ D 16
2
+ E 5
2
= 2.222 Ketika dua perusahaan yaitu C dan D
merger maka terjadi peningkatan konsentrasi karena HHI berubah menjadi 2.862 dengan penghitungan sebagai
berikut:
A 30
2
+ B 25
2
+ {C 20 + D 16}
2
+ E 5
2
= 2.862 dan delta HHI mencapai 640, dengan penghitungan sebagai berikut:
2.862 – 2.222 = 640 Menurut pedoman
merger Amerika Serikat delta di atas 100 poin dianggap tinggi. Sementara itu, jika delta di bawah 50 poin, maka
merger tersebut belum dapat dikatakan akan membahayakan persaingan usaha.
Misalnya saja, jika merger terjadi antara perusahaan E dan F, meskipun HHI
menjadi 2.262 namun delta masih di bawah 50 poin, yakni sebesar 40 poin.
Penerapan rezim hukum persaingan tidak akan lepas dari adanya kontrol terhadao
merger yang dilaksanakan oleh otoritas pengawas persaingan usaha. Tujuan adanya kontrol tersebut adalah untuk tetap menjaga agar tetap terjaga
persaingan usaha yang sehat karena merger bagaimanapun juga adalah upaya
legal memperbesar pangsa pasar secara cepat dan murah dibandingkan dengan mengupayakan pertumbuhan dari pelaku usaha itu sendiri. Oleh karena itu sudah
menjadi tugas dari otoritas pengawas persaingan usaha untuk mengidentiikasi tindakan
merger yang dapat berdampak persaingan usaha yang tidak sehat dan menghentikannya bila perlu.
BAB VIII PENGECUALIAN DALAM UU NO. 5 TAHUN 1999
Persaingan dalam dunia usaha dimengerti sebagai kegiatan positif dan independen dalam upaya mencapai
equilibrium.
270
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap pelaku ekonomi yang masuk dalam pasar akan melalui proses persaingan
dimana produsen mencoba memperhitungkan cara untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan dalam upaya merebut pasar dan konsumen. Ketika keadaan ini
dapat dicapai, maka produsen atau pelaku usaha tersebut akan berupaya untuk mempertahankan kondisi tersebut paling tidak tetap bertahan menjadi incumbent
dengan pangsa pasar tertentu pada pasar bersangkutan. Dilema yang terjadi adalah ketika ada pelaku usaha yang berhasil menjadi seorang monopolis di pasar yang
mengakibatkan produsen atau pelaku usaha tersebut menjadi tidak eisien dan mampu meningkatkan hambatan masuk pasar
barrier to entry
271
bagi pesaingnya. Bila kondisi ini terjadi maka efeknya adalah penggunaan sumber daya yang tidak
efektif dan bahkan mampu mengakibatkan pasar terdistorsi.
272
Untuk memahami konsep persaingan serta alokasi sumber daya yang eisien maka Ilmu Ekonomi
273
menguraikan beberapa hal mengenai sumber daya yaitu: adanya sumber daya yang dikonsumsi atau dipergunakan manusia, alternatif pengalokasian
yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia.
274
Sumber daya tidak selamanya merupakan sesuatu yang bebas dan ketersediaannya yang
terbatas menjadikannya masuk dalam kategori sumber daya ekonomi economic
resources, misalnya tanah, tenaga kerja atau modal. Dalam pengaturan sumber daya ini implementasinya dapat dilihat dari cara memproduksi dan pendistribusiannya
270
George Stigler, “Perfect Competition, Historically Contemplated”, The Journal of Political Economy Vol. 65, Issue 1 Februari, 1957 pp. 1-3.
271
W.Kip Viscusi. et.all. Economica of Regulation and Anti trust, 2nd ed. Massachusetss, London: The MIT Press,
Cambridge, 1998 p.158. Dikatakan bahwa: “The traditional wisdom in industrial organization is that serious
and persistent monopolistic deviations of price from costs are likely only when two conditions coexits: suificiently high seller concentration to permit collusive pricing and high barriers to entry of new competition.
272
Ibid. pp. 8-9.
273
Alfred Marshal, ekonom terkenal dari Inggris mengatakan bahwa: ”Economics is a study of men as they
live and move and think in the ordinary business of life. But it concerns itself chiely with those motives which affect, most powerfully and most steady, man’s conduct in the business part of life. The steadiest
motive to ordinary business work is the desire for the pay which is the material reward of work”, A.Marshal, Principles of Economics London: Mac Millan, 1920 sebagaimana dikutip dari Edwin Mansield, Principles of
Microeconomics, 3rd ed. New York: WW Norton Company, 1980 p.18.
274
Giles H.Burgess, Jr. The Economic of Regulation and Anti trust Harper Collins College Publishers, 1995 p.18.