mempermudah mereka dalam menjawab soal-soal tersebut. Siswa juga menggunakan perhitungan aljabar yang tepat untuk menyampaikan jawaban
mereka.
Gambar 4.5 Contoh Pemecahan Masalah Siswa Pada Lembar Kerja Siswa
Pertemuan Ke-7
Pada Gambar 4.5 juga menunjukkan pula kemajuan siswa dalam menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa matematika. Siswa
memahami maksud dari pertanyaan di atas dan menyelesaikannya sesuai dengan pertanyaan yang ditanyakan. Siswa juga menggunakan bahasa
matematika yang tepat untuk menyatakan jawaban-jawaban mereka mulai dari simbol matematika hingga satuan matematika untuk luas dan uang.
Setelah mengerjakan LKS, perwakilan dari suatu kelompok akan mengutarakan hasil dari diskusi kelompok mereka kemudian kelompok
lainnya akan menanggapi baik berupa komentar ataupun perbaikan dan peniliti juga turut andil dalam mengoreksi terkait kesalahpahaman konsep
atau jawaban di antara kelompok-kelompok yang ada hingga akhir pembelajaran akan menghasilkan kesimpulan dengan sebuah konsep yang
benar terkait materi pembelajaran pada tiap pertemuan tersebut. Adapun pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol menggunakan
strategi konvensional yaitu strategi yang digunakan oleh guru matematika SMP N 48 Jakarta. Strategi yang digunakan adalah memberikan penjelasan
dan memberikan catatan terkait materi yang diajarkan kemudian seperti biasa siswa akan mencatat penjelasan tersebut dan catatan yang guru tuliskan di
papan tulis. Setelah materi disampaikan, guru akan memberikan contoh soal beserta penyelesaiannya kemudian melakukan tanya jawab antara siswa dan
guru terkait materi yang telah disampaikan tersebut. Setelah itu, guru akan memberikan latihan soal yang dikerjakan secara individu selanjutnya siswa
akan diminta untuk menyampaikan jawaban mereka di papan tulis untuk mengetahui jawaban yang benar dan jawaban yang salah diantara mereka.
2. Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Pada akhir pembelajaran, diberikan posttest pada tiap siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Soal-soal dalam posttest tersebut
sama antara kelas eksperimen maupun kontrol, yaitu soal-soal yang mengacu kepada indikator kemampuan komunikasi matematis siswa sehingga akan
terlihat sebaik apa kemampuan komunikasi matematis siswa melalui jawaban-jawaban mereka.
Berdasarkan data hasil posttest, terdapat perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematis antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi
matematis siswa yang diajarkan dengan strategi Reciprocal Peer Tutoring lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan strategi konvensional.
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada kemampuan komunikasi matematis siswa
antara pembelajaran yang menggunakan strategi Reciprocal Peer Tutoring dan pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perbedaan dalam penggunaan strategi pembelajaran akan memberikan hasil yang berbeda pada kemampuan komunikasi matematis siswa. Berikut ini
diberikan penjabaran secara lebih rinci mengenai kemampuan komunikasi matematis tiap
a. Indikator 1: merefleksikan gambar ke dalam ide matematika Pada posttest terdapat 2 soal yang menguji kemampuan
komunikasi matematis siswa dengan indikator merefleksikan gambar ke dalam ide matematika, yaitu soal poin 2 dan 3. Maksud dari indikator ini
adalah siswa mampu mendapatkan informasi dari sebuah gambar yang terdapat dalam soal kemudian menuangkannya ke dalam sebuah ide
matematika untuk menyelesaikan soal tersebut. Soal kemampuan komunikasi matematis siswa dengan indikator 1 sebagai berikut:
1 Hitunglah luas daerah yang diarsir
Contoh jawaban posttest kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:
Gambar 4.6 Contoh Jawaban
Posttest Poin 2 dari Siswa Kelas Eksperimen
Gambar 4.7 Contoh Jawaban
Posttest Poin 2 dari Siswa Kelas Kontrol
Berdasarkan contoh jawaban siswa indikator 1 poin 2, hasil akhir jawaban siswa kelas eksperimen pada Gambar 4.6 dan kelas kontrol pada
gambar 4.7 sama yaitu 50 cm
2
namun terdapat perbedaan pada ide matematika yang muncul diantara kedua kelas tersebut. Dari siswa kelas
eksperimen muncul ide penyelesaian yang berbeda yang tidak ditemui pada siswa kelas kontrol yaitu membuat garis bangun belah ketupat
tersebut menjadi 4 segitiga, dari sini terlihat bahwa mereka memahami konsep bangun datar. Hal ini disebabkan seringnya mereka berdiskusi
dalam pembelajaran-pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring. sehingga
muncul ide-ide yang bervariasi untuk menyelesaikan persoalan. Sedangkan ide penyelesaian yang digunakan oleh siswa kelas kontrol
secara keseluruhan sama yaitu dengan mengurangkan luas persegi dengan luas belah ketupat. Hal ini disebabkan siswa terbiasa mengikuti
cara penyelesaian guru dalam contoh soal yang diberikan. Dari kedua jawaban kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas
dapat terlihat bahwa siswa kelas eksperimen memiliki ide matematika yang bervariasi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang cenderung
monoton mengikuti contoh soal yang diberikan guru. Dengan demikian pembelajaran dengan strategi Reciprocal Peer Tutoring mampu melatih
siswa dalam merefleksikan gambar ke dalam ide matematika. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa diberikan
kesempatan penuh untuk mencari dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga muncul ide-ide baru dalam menyelesaikan soal.
1
Hitunglah Luas trapesium ABCD di atas Contoh jawaban posttest kemampuan komunikasi matematis siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:
Gambar 4.8 Contoh Jawaban
Posttest Poin 3 dari Siswa Kelas Eksperimen
Gambar 4.9 Contoh Jawaban
Posttest Poin 3 dari Siswa Kelas Kontrol