Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen

Parameters a,b Std. Deviation 14,518 14,628 Most Extreme Differences Absolute 0,208 0,152 Positive 0,108 0,100 Negative -0,208 -0,152 Kolmogorov-Smirnov Z 1,212 0,887 Asymp. Sig. 2-tailed 0,106 0,441 Berdasarkan Tabel 4.7, hasil uji normalitas menunjukkan data skor hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, hal ini diperoleh dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan taraf signifikansi α yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada kedua kelompok tersebut eksperimen = 0,1062 = 0,053 dan kontrol = 0,441 lebih besar daripada nilai taraf signifikansi α = 0,053 artinya H diterima atau data skor hasil tes kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Selanjutnya uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang variansnya sama homogen atau tidak. Dalam penelitian ini,pengujian homogenitas menggunakan perangkat lunak SPSS yaitu dengan analisis Independent Samples T Test dengan taraf signifikansi α = 0,05. Berikut hasil uji homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersaji pada tabel di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas dan Perbedaan Dua Rata-rata Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. 2- tailed Mean Differen ce Std. Error Differen ce 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Nila i Equal variances assumed ,009 ,925 2,663 66 ,010 9,412 3,535 2,355 16,469 Berdasarkan Tabel 4.8, hasil uji homogenitas menunjukkan data skor hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok eksperimen dan kontrol adalah sama homogen, hal ini diperoleh dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan yaitu pada kolom Levene’s Test for Equality of Variances , dengan taraf signifikansi α yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi tes kemampuan komunikasi matematis siswa hasil pengujian homogenitas tersebut adalah 0,925 sehingga lebih besar daripada nilai taraf sig nifikansi α = 0,05 artinya H diterima atau varians data skor hasil tes kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok adalah sama homogen. 2 Pengujian Hipotesis Dari hasil perhitungan uji prasyarat menunjukkan bahwa data skor hasil tes kemampuan komunikasi matematis kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu dapat dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t.dimana pada perangkat lunak SPSS menggunakan analisis Independent Samples T Test dengan taraf signifikansi α = 0,05. Berikut hasil uji perbedaan dua rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan pada Tabel 4.8 yang telah tertera di atas. Berdasarkan Tabel 4.8, hasil uji perbedaan dua rata-rata kedua kelompok menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada taraf kepercayaan 95. Hal tersebut diperoleh dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan yaitu pada kolom t-test for Equality of Means , dengan taraf signifikansi α yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi tes kemampuan komunikasi matematis siswa hasil pengujian homogenitas tersebut adalah 0,012 = 0,005 sehingga bernilai kurang dari sama dengan nilai taraf si gnifikansi α = 0,05 artinya H ditolak atau rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematis kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang pembelajarannya menggunakan strategi konvensional. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematis.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan strategi konvensional. Nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring juga lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang diajarkan dengan strategi konvensional. Penggunaan strategi pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring dalam pembelajaran menjadikan siswa terlatih untuk memahami serta mengkomunikasikan masalah yang dihadapinya dengan tepat menuju sebuah penyelesaian. Hal ini disebabkan oleh pemberian Lembar Kerja Siswa LKS yang mampu melatih kemampuan komunikasi matematis mereka yang dikerjakan secara bersama-sama. Dengan strategi ini pula siswa dituntut untuk mencari pengetahuannya sendiri baik melalui sumber belajar, teman kelompok maupun guru ditambah dengan penguasaan komunikasi lisan yang semakin baik. Berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan strategi konvensional, siswa seperti biasa hanya mendengarkan penjelasan guru dan menerimanya tanpa ada kesempatan untuk menggali pengetahuannya sendiri dan mereka mengerjakan soal-soal secara individu tanpa adanya saling tukar pendapat dengan temannya.

1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen

Pada pertemuan pertama dalam pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring ditetapkan terlebih dahulu kelompok-kelompok belajar yang akan berlaku hingga pertemuan terakhir, selain itu telah ditetapkan pula siswa yang akan menjadi tutor pada setiap pertemuannya. Pertemuan pertama ini berjalan kurang berjalan sesuai harapan peniliti, siswa yang menjadi tutor belum terbiasa untuk memimpin pembelajaran dalam kelompoknya dan siswa yang menjadi tutee belum terbiasa untuk mengutarakan kekurangpahaman mereka terhadap materi yang diajarkan kepada tutor. Kekurangan lainnya juga terjadi pada siswa yang belum terbiasa untuk mandiri dalam belajar dan kurang baiknya manajemen kelas oleh peneliti. Hal ini menyebabkan langkah-langkah pembelajaran tidak berjalan sesuai waktunya dan LKS yang diberikan pun ada beberapa-beberapa yang tidak terselesaikan.