Tempat dan Waktu Penelitian Metode dan Desain Penelitian
Untuk memperoleh skor kemampuan komunikasi matematis, diperlukan pedoman penskoran rubrik penskoran terhadap jawaban siswa
untuk tiap butir soal, rubrik penskoran mengacu pada pedoman penskoran secara analitik, sebagai berikut:
Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Indikator Reaksi terhadap soal
Skor
Kemampuan merefleksikan
gambar ke dalam ide
matematika. Dapat merefleksikan gambar ke dalam ide
matematika yang tepat dan perhitungan benar.
4
Dapat merefleksikan gambar ke dalam ide matematika yang tepat namun perhitungan
salah. 3
Tidak dapat merefleksikan gambar ke dalam ide matematika yang tepat namun
perhitungan benar. 2
Tidak dapat merefleksikan gambar ke dalam ide matematika yang tepat dan perhitungan
salah. 1
Tidak menjawab pertanyaan
Kemampuan menyatakan
peristiwa sehari-hari ke
dalam bahasa matematika.
Dapat menyatakan masalah sehari-hari dengan bahasa matematika yang tepat dan
perhitungan benar. 4
Dapat menyatakan masalah sehari-hari dengan bahasa matematika yang tepat
namun perhitungan salah. 3
Tidak dapat menyatakan masalah sehari-hari dengan bahasa matematika yang tepat
namun perhitungan benar. 2
Tidak dapat menyatakan masalah sehari-hari 1
dengan bahasa matematika yang tepat dan perhitungan salah
Tidak menjawab pertanyaan. Kemampuan
Menyatakan solusi
masalah dengan
penyajian secara
aljabar. Dapat memecahkan masalah dengan tepat
dan perhitungan benar. 4
Dapat memecahkan masalah dengan tepat namun perhitungan salah.
3 Tidak dapat memecahkan masalah dengan
tepat namun perhitungan benar. 2
Tidak dapat memecahkan masalah dengan tepat dan perhitungan salah
1 Tidak menjawab pertanyaan
Sebelum instrumen ini digunakan, diujicobakan terlebih dahulupada siswa kelas VIII-1 SMP N 48 Jakarta yang sebelumnya telah mendapatkan
materi segitiga dan segi empat. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut telah memenuhi persyaratan yang baik. Uji
persyaratan tersebut meliputi: