• Jika signifikansi p α 0,05 maka H
diterima, artinya varians nilai tes kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok homogen.
• Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka H
ditolak, artinya varians nilai tes kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok tidak
homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, ternyata sebaran distribusi rata-rata tes kemampuan komunikasimatematis kedua kelas berdistribusi
normal dan memiliki varians yang homogen, maka selanjutnya menguji perbedaan dua rata-rata dengan mengunakan uji-t.
Pengujian perbedaan dua rata-rata pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS yaitu analisis Independent Samples T
Test dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:
17
H :
1
≤
2
H
1
:
1
2
Keterangan:
1
= rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
2
= rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol.
Berdasarkan pada output tabel Independent Sample Test, untuk
memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai yang
ditunjukkan oleh Sig.2-tailed pada kolom t-test for Equality of Means
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
18
• Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka H
ditolak, artinya rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen lebih tinggi
daripada rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematis kelas kontrol.
17
Kadir, Statistika Terapan, op. cit., h. 297.
18
Kadir, Statistika Terapan, loc. cit., h. 302.
• Jika signifikansi p α 0,05 maka H
diterima, artinya rata-rata
nilai tes kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama.
G. Perumusan Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik untuk pengujian hipotesis perbedaan dua rata-rata
dengan uji satu pihak kanan adalah sebagai berikut:
H :
R
1
=
R
2
H
1
:
R
1
R
2
Keterangan :
R
1
: rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelompok eksperimen
R
2
: rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelompok kontrol
H : rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok
eksperimen sama dengan rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematis kelompok kontrol.
H
1
: rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai tes kemampuan
komunikasi matematis kelompok kontrol.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian mengenai kemampuan komunikasi matematis ini dilakukan di SMP N 48 Jakarta, kelas VII-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-1 sebagai
kelas kontrol. Kelas VII-3 yang beranggotakan 34 siswa diberikan perlakuan pembelajaran dengan strategi Reciprocal Peer Tutoring sedangkan kelas VII-1
yang juga beranggotakan 34 siswa diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. Pembelajaran ini berlangsung selama 8 pertemuan sebanyak 16 jam
pelajaran dan materi yang diajarkan adalah Segitiga dan Segi Empat. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki
kedua kelas tersebut setelah diberikan perlakuan yang berbeda, pada pertemuan ke-8 diberikan posttest yang sama berupa soal-soal tes kemampuan komunikasi
matematis berbentuk uraian sebanyak 5 soal. Tes kemampuan komunikasi matematis tersebut telah diuji coba pada siswa kelas VIII-1 di sekolah tersebut
dan dianalisis karakteristiknya berupa uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran dan uji daya pembeda soal.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan komunikasi matematis tersebut. Berdasarkan tes kemampuan komunikasi
matematis yang telah diberikan, diperoleh hasil kemampuan komunikasi matematis siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini disajikan
data hasil perhitungan tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran dilaksanakan.
1. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Berdasarkan tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen diperoleh hasil berikut ini:
38