Penggunaan strategi pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring dalam pembelajaran menjadikan siswa terlatih untuk memahami serta
mengkomunikasikan masalah yang dihadapinya dengan tepat menuju sebuah penyelesaian. Hal ini disebabkan oleh pemberian Lembar Kerja Siswa LKS
yang mampu melatih kemampuan komunikasi matematis mereka yang dikerjakan secara bersama-sama. Dengan strategi ini pula siswa dituntut untuk mencari
pengetahuannya sendiri baik melalui sumber belajar, teman kelompok maupun guru ditambah dengan penguasaan komunikasi lisan yang semakin baik. Berbeda
dengan pembelajaran yang menggunakan strategi konvensional, siswa seperti biasa hanya mendengarkan penjelasan guru dan menerimanya tanpa ada
kesempatan untuk menggali pengetahuannya sendiri dan mereka mengerjakan soal-soal secara individu tanpa adanya saling tukar pendapat dengan temannya.
1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pada pertemuan pertama dalam pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring ditetapkan terlebih dahulu kelompok-kelompok belajar yang akan
berlaku hingga pertemuan terakhir, selain itu telah ditetapkan pula siswa yang akan menjadi tutor pada setiap pertemuannya. Pertemuan pertama ini
berjalan kurang berjalan sesuai harapan peniliti, siswa yang menjadi tutor belum terbiasa untuk memimpin pembelajaran dalam kelompoknya dan
siswa yang menjadi tutee belum terbiasa untuk mengutarakan kekurangpahaman mereka terhadap materi yang diajarkan kepada tutor.
Kekurangan lainnya juga terjadi pada siswa yang belum terbiasa untuk mandiri dalam belajar dan kurang baiknya manajemen kelas oleh peneliti.
Hal ini menyebabkan langkah-langkah pembelajaran tidak berjalan sesuai waktunya dan LKS yang diberikan pun ada beberapa-beberapa yang tidak
terselesaikan.
Pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya pembelajaran mulai berjalan seperti yang diharapkan. Pada saat tahap tutoring, baik siswa yang
menjadi tutor maupun tutee menjalankan peran mereka dengan baik. Tutor semakin aktif dan lancar dalam memimpin keberlangsungan tutoring dan
tutee semakin aktif pula dalam bertanya. Jika tutor tidak memahami suatu hal maka tutor pun aktif untuk bertanya kepada peniliti. LKS yang diberikan
juga dikerjakan semakin rapi dan teliti. Berikut adalah contoh LKS yang diberikan kepada siswa.
Gambar 4.2 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Pada Lembar Kerja Siswa Pertemua ke-1
Gambar 4.2 merupakan jawaban siswa pada lembar kerja siswa pertemuan pertama yang dikerjakan secara berkelompok. Pada soal tersebut,
siswa hanya diminta untuk menentukan pasangan sisi yang sama panjang dan sisi yang sejajar. Terlihat pada jawaban poin a, siswa menuliskan jawaban
dengan simbol “=” untuk menyatakan dua pasang sisi yang sama panjang dan pada poin b, siswa juga menuliskan jawaban dengan “=” untuk menyatakan
dua pasang sisi yang sejajar. Pada pertemuan pertama ini masih banyak ditemukan kesalahan siswa dalam penggunaan bahasa matematika untuk
mengutarakan jawaban mereka.
Gambar 4.3 Contoh Pemecahan Masalah Siswa Pada Lembar Kerja Siswa
Pertemuan Ke-1
Pada lembar kerja siswa pertemuan pertama ini juga mulai diberikan soal yang dapat melatih kemampuan komunikasi matematis siswa seperti
pada Gambar 4.3, pada soal tersebut siswa dilatih untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari dengan menggunakan bahasa matematika yang
tepat. Terdapat banyak kesalahan siswa dalam memahami permasalahan tersebut. Pada pertanyaan pertama, siswa mampu memahami permasalahan
tersebut akan diselesaikan dengan lebih dahulu mencari keliling halaman namun siswa tidak memberikan jawaban yang seharusnya yaitu biaya
pembuatan pagar. Kemudian pada pertanyaan kedua, kesalahan siswa adalah menggunakan keliling halaman untuk mencari sisa luas halaman yang akan
digunakan untuk parkir. Ada dua kemungkinan yang dapat disimpulkan, siswa kurang teliti atau siswa kurang menguasai konsep keliling dan luas
dalam penerapannya ke kehidupan sehari-hari. Pada pertanyaan ketiga pun siswa mengalami kesalahan yaitu menggunakan luas halaman seluruhnya
untuk mencari banyaknya mobil yang dapat diparkir. Walaupun terdapat banyak kesalahan dalam jawaban, bahasa matematika yang siswa gunakan
untuk menyatakan peristiwa sehari-hari sudah cukup baik. Selanjutnya peneliti akan membandingkan dengan hasil pekerjaan siswa pada lembar
kerja siswa pada pertemuan pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring yang terakhir, yaitu pertemuan ke-7. Berikut adalah contoh hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan ke-7.
Gambar 4.4 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Pada Lembar Kerja Siswa Pertemuan
Ke-7
Pada Gambar 4.4 memperlihatkan kemajuan kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini terlihat dari jawaban mereka baik dari poin a, b,
maupun c. Ide matematika mereka muncul, yaitu mengkomunikasikan trapesium yang dirincikan oleh peneliti ke dalam sebuah gambar untuk