sebesar satu satuan akan menyebabkan penambahan produksi paling besar satu satuan dan paling kecil nol satuan. Daerah ini menunjukkan tingkat produksi
memenuhi syarat keharusan tercapainya keuntungan maksimum. Daerah ini juga dicirikan dengan penambahan hasil produksi yang semakin menurun diminishing
return . Pada tingkat tertentu dari penggunaan faktor-faktor produksi di daerah ini
akan memberikan keuntungan maksimum. Hal ini menunjukkan penggunaan faktor-faktor produksi telah optimal sehingga daerah ini disebut daerah rasional
rational region atau rational stage of production. Daerah produksi III adalah daerah dengan elastisitas produksi lebih kecil
dari nol. Pada daerah ini produksi total mengalami penurunan yang ditunjukkan oleh produk marginal yang bernilai negatif yang berarti setiap penambahan faktor
produksi akan mengakibatkan penurunan jumlah produksi yang dihasilkan. Penggunaan faktor produksi pada daerah ini sudah tidak efisien sehingga disebut
daerah irasional Irrational region atau irrational stage of production.
3.1.6 Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi
Suatu usaha efisien secara teknis jika menghasilkan output tertinggi yang memungkinkan dari pemakaian sejumlah input pada produksi, sementara efisiensi
alokatif terjadi jika suatu usaha menggunakan kombinasi input yang menghasilkan keuntungan maksimum. Dua pengukuran ini kemudian
dikombinasikan untuk mengukur efisiensi ekonomi
12
. Gambar 5. menunjukkan garis produksi TP
1
dan TP
2
dengan garis rasio harga. Titik A menunjukkan kondisi efisiensi alokatif karena garis harga
menyinggung garis produksi total. Efisiensi teknis tidak tejadi pada titik A karena
12
Alber, D. 2007. The Era Of Economic Growth. http:450-aers.psu.edueconomics-poor.cfm [diakses tanggal 1 Mei 2008]
jumlah output yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah output yang berada pada TP
2
atau dengan kata lain, ada cara lain yang lebih baik menghasilkan output lebih tinggi. Titik C hanya menunjukkan terjadinya efisiensi
teknis dan titik D tidak menunjukkan adanya efisiensi alokatif dan teknis. Sedangkan, titik B menunjukkan kedua kondisi, baik efisiensi alokatif dan teknis.
Gambar 5. Efisiensi Produksi
Sumber: Doll dan Orazem, 1984 Terdapat dua syarat untuk mencapai efisiensi ekonomi, yaitu syarat
keharusan necessary condition dan syarat kecukupan sufficient condition Doll dan Orazem, 1984. Syarat keharusan bagi penentuan efisiensi dan tingkat
produksi optimum adalah hubungan fisik antara faktor produksi dengan produksi harus diketahui. Dalam analisis fungsi produksi, syarat keharusan dipenuhi jika
produsen berproduksi pada daerah II yaitu pada saat elastisitas produksinya bernilai antara nol dan satu 0 Ep 1. Tidak seperti syarat keharusan yang
bersifat objektif, syarat kecukupan ditujukan untuk nilai dan tujuan individu atau kelompok. Syarat kecukupan dapat secara alami berbeda antara satu individu
dengan yang lainnya. Dalam teori abstrak, kondisi ini biasa disebut indikator pilihan choice indicator.
A B
C D
Garis Rasio Harga
TP
1
TP
2
Y
X Y
B
Y
D
Y
C
Y
A
X
B
X
C
X
A
X
D
• •
• •
Usahatani akan mencapai efisiensi ekonomi jika tercapai keuntungan maksimum. Syarat untuk mencapai kuntungan maksimum adalah turunan pertama
dari fungsi keuntungan terhadap masing-masing faktor produksi sama dengan nol Doll dan Orazem, 1984. Fungsi keuntungan yang diperoleh usahatani dapat
dinyatakan sebagai berikut: +
− =
TFC X
Px Y
P
i i
y
. .
π Keterangan:
= Pendapatan usahatani i
= 1, 2, 3, …, n Px
i
= Harga pembelian faktor produksi ke-i TFC
= Total Fixed Cost Biaya Tetap Total Py
= Harga per unit produksi Y
= Hasil produksi Dengan demikian, untuk memenuhi syarat tercapainya keuntungan
maksimum, maka turunan pertama dari fungsi keuntungan adalah: =
− ∂
∂ =
∂ ∂
i i
i
Px X
Y Py
X π
i i
Px X
Y Py
= ∂
∂
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa level penggunaan faktor produksi ke-i yang efisien merupakan fungsi dari harga output, harga faktor
produksi ke-i dan jumlah output yang dihasilkan, atau secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
X
i
= f Py, Px, Y Dengan mengetahui
i
X Y
∂ ∂
sebagai marginal product MPxi faktor produksi ke-i, maka persamaan di atas menjadi:
Py.MPx = Px Sesuai dengan prinsip keseimbangan marjinal equi-marginal principle,
bahwa untuk mencapai keuntungan maksimal, tambahan nilai produksi akibat tambahan penggunaan faktor produksi ke-i Py.MPxi harus lebih besar dari
tambahan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian faktor produksi ke-i tersebut Pxi, penambahan penggunaan faktor produksi berhenti ketika Py.MPxi = Pxi.
Pada saat inilah keuntungan maksimum tercapai. Secara matematis keuntungan maksimum dari penggunaan faktor produksi
ke-i dinyatakan sebagai berikut: 1
. =
i i
Px MPx
Py
Keterangan: Py.MPx
i
= Nilai produk marjinal NPM faktor produksi ke-i Px
i
= Biaya korbanan marjinal BKM faktor produksi ke-i Artinya keuntungan maksimum tercapai pada saat tambahan nilai produksi
akibat penambahan pengunaan faktor produksi ke-i tersebut atau resiko keduanya sama dengan satu.
Jadi secara umum keuntungan maksimum dari penggunaan n faktor produksi akan diperoleh pada saat:
1 .
...... .
. .
= =
= =
=
n n
i i
i i
i i
Px MPx
Py Px
MPx Py
Px MPx
Py Px
MPx Py
Dengan asumsi Py dan Px merupakan nilai konstan, maka hanya
i
x Y
∂ ∂
yang mengalami perubahan. Ketika Py.MPx
i
Px
i
, maka penggunaan faktor produksi harus ditambah agar tercapai keuntungan maksimum. Sebaliknya jika Py.MPx
i
Px
i
, maka penggunaan faktor produksi harus dikurangi.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional