Pembelian Gabah GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PENGUSAHAAN PENGGILINGAN PADI

Pasca proses penggilingan, beras yang dihasilkan kemudian dikemas. Beberapa penggilingan melakukan grading terlebih dahulu berdasarkan kualitas berasnya untuk kemudian dikemas. Beras yang sudah dikemas dalam karung kemudian dijual pada pedagang induk baik yang ada di dalam kabupaten ataupun di luar kabupaten. Selain beras, penggilingan menerima tambahan pendapatan dari penjualan hasil olahan gabah menjadi beras berupa dedak, sekam, atau jitai. Penjelasan yang lebih lanjut dari tahap-tahap tersebut dapat dilihat di bawah ini.

a. Pembelian Gabah

Kegiatan pembelian gabah adalah kegiatan awal yang dilakukan oleh penggilingan padi. Kegiatan ini berlangsung setiap hari selama penggilingan memiliki modal untuk membeli gabah yang dihasilkan oleh petani. Hampir jarang ditemukan di lapangan, seorang pemilik penggilingan padi secara langsung melakukan pembelian gabah ke petani tanpa perantara. Perantara dapat berupa orang khusus kiriman pemilik penggilingan padi atau tengkulak dari luar penggilingan yang menjual gabahnya pada penggilingan tersebut. Daerah pembelian gabah dapat mencakup daerah-daerah sentra padi, bukan hanya di dalam kabupaten, tetapi seringkali dilakukan oleh sampai ke luar propinsi. Di daerah Jawa Barat sendiri, banyak pemilik yang sering membeli gabah di Subang, Cianjur, atau Indramayu. Sementara di luar propinsi, daerah pembelian dapat mencapai Propinsi Lampung, Banten, atau Demak. Pembelian gabah di daerah yang jauh dari Karawang biasa dilakukan apabila terjadi kelangkaan gabah paceklik atau karena harga gabah di luar lebih murah, tentunya saja hal ini dimungkinkan apabila penggilingan padi memiliki modal yang besar untuk melakukan pembelian. Semakin jauh jarak atau daerah pembelian akan berdampak pada biaya transportasi. Dengan asumsi daerah pembelian berada di Kabupaten Karawang dan sekitarnya, rata-rata biaya transportasi adalah sebesar Rp 40 per kg gabah. Biaya tersebut sudah termasuk sopir, bahan bakar dan biaya lainnya. Penggilingan padi besar adalah penggilingan yang biasanya mampu untuk membeli gabah dalam jumlah yang banyak dan bahkan dari daerah lain pada saat paceklik. Hal tersebut mampu dilakukan karena penggilingan padi besar memiliki modal yang cukup besar, berbeda dengan penggilingan kecil yang tidak memiliki modal besar. Penggilingan kecil bahkan dalam beberapa kasus membeli gabah dari penggilingan besar yang memiliki stok gabah yang besar. Pembelian gabah biasa dilakukan di tempat penjual gabah. Transaksi pembelian dilakukan secara tunai cash dengan harga yang menjadi kesepakatan antara pembeli dan penjual berdasarkan harga pasar yang saat itu berlaku. Varietas padigabah yang paling banyak digiling adalah varietas Ciherang. Varietas lain seperti Pandan Wangi atau Muncul turut diproduksi, tetapi karena jumlahnya yang sedikit, maka penelitian ini hanya akan mengkaji varietas Ciherang saja. Harga pembelian gabah rata-rata adalah Rp 2.400 per kg yang ditentukan berdasarkan harga di pasar pada saat itu. Harga gabah juga bergantung pada kualitas kadar air gabah tersebut. Sejauh pengamatan di lapangan, kadar air gabah berkisar pada angka 25 sampai 30 persen. Pengukuran kadar air dapat dilakukan dengan alat yang disebut cera tester. Alat ini relatif mahal dan hanya ditemukan di beberapa penggilingan besar, sedangkan sebagian besar lainnya menggunakan perasaan untuk mengukur kadar air. Semakin besar kadar air, maka harga gabah akan semakin rendah, sebaliknya semakin kecil kadar air maka harga gabah cenderung tinggi. Oleh sebab itu, pada masa paceklik dimana hasil panen tidak terlalu baik karena musin hujan harga gabah di tingkat petani cenderung turun. Pemilik penggilingan juga mengeluarkan biaya lain meliputi biaya karung kemasan, biaya komisicalo, dan biaya kemas, timbang, muat, dan bongkar. Biaya karung kemasan rata-rata sebesar Rp 5 per kg. Biaya ini relatif lebih murah dari biaya kemasan untuk menjual beras, karena pemilik cenderung menggunakan kemasan yang sama sebanyak 10 sampai 15 kali. Biaya komisicalo yang dikeluarkan di daerah tersebut rata-rata sebesar Rp 45 per kg. Biaya ini dikeluarkan untuk memperlancar aktivitas pembelian gabah. Sementara, biaya kemas, timbang, muat, dan bongkar rata-rata sebesar Rp 30 per kg yang biasanya dibayarkan secara borongan. Komponen biaya ini relatif sama antara penggilingan padi besar dan kecil.

b. Pengeringan Gabah