beras yang dihasilkan. Semakin banyak JKM yang digunakan, maka semakin banyak pula jumlah beras yang dihasilkan oleh suatu penggilingan padi. Dapat
dilihat bahwa produksi beras penggilingan padi besar lebih tinggi daripada penggilingan padi kecil.
Alat-alat lain yang digunakan selain mesin dalam penggilingan merupakan alat ringan seperti ayakan, timbangan besar atau kecil, mesin jahit besar atau kecil,
dan mesin press kecil atau besar. Alat-alat tersebut merupakan buatan dalam negeri, dengan harga yang relatif murah dan umur ekonomis yang kurang dari dua
tahun.
5.3.4 Modal Usaha
Modal yang dimiliki oleh pemilik dipergunakan untuk menjalankan kegiatan produksi dalam penggilingan padi. Semakin banyak modal yang dimiliki
oleh pemilik, semakin banyak aktivitas produksi yang bisa dilakukan. Modal yang dimiliki dapat berupa modal yang berasal dari sendiri atau modal yang berasal
dari pihak lain. Tabel 15. menunjukkan jumlah pemilik berdasarkan sumber modal.
Tabel 15. Jumlah Pemilik Berdasarkan Sumber Modal Sumber Modal
Usaha Penggilingan Padi
Besar Penggilingan Padi
Kecil Penggilingan
Total
Jumlah Jumlah
Jumlah Modal Sendiri
4 30,8
16 72,7
20 57,1
Modal Pinjaman 9
69,2 6
27,3 15
42,9 Jumlah
13 100,0
22 100,0
35 100,0
Tabel 15. memperlihatkan bahwa pemilik yang memiliki modal sendiri dan modal yang berasal dari pinjaman berjumlah hampir sama. Sebanyak 20
pemilik 57,1 persen menggunakan modal sendiri tanpa melakukan peminjaman,
sementara 15 pemilik lainnya 42,9 persen melakukan pinjaman pada pihak lain sebagai modal usahanya.
Pemilik penggilingan padi besar lebih dari sebagian melakukan pinjaman ke bank untuk aktivitasnya. Pinjaman ini biasa digunakan oleh pemilik untuk
melakukan investasi dalam hal mesin dan alat produksi, juga digunakan untuk persiapan menghadapi masa paceklik untuk membeli gabah. Pemilik yang
meminjam menyatakan bahwa dengan meminjam, pemilik dapat mengatasi kendala keterbatasan dana untuk pengembangan bisnis. Pemilik penggilingan padi
kecil sebagian besar tidak meminjam modal dari bank, karena kekhawatiran akan resiko yang mereka hadapi jika mengalami kegagalan usaha. Pemilik yang tidak
meminjam pada bank cenderung lebih merasa aman menggunakan uang sendiri ditambah sulitnya pengurusan dan syarat untuk meminjam pada bank. Semua
pemilik yang meminjam menyatakan mendapat pinjaman modal dari Bank BRI. Besarnya modal yang dimiliki menentukan keberhasilan penggilingan padi
dalam aktivitas produksinya. Modal yang besar dapat memungkinkan penggilingan membeli gabah lebih besar dan melakukan perbaikan serta
kemempuan untuk membeli alat dan mesin giling. Modal dapat digunakan untuk melakukan aktivitas pembelian gabah, pengeringan gabah, pengolahan beras,
penjualan beras, dan penyimpanan gabah atau beras. Penggilingan padi besar rata-rata memiliki modal untuk melakukan
produksi sebesar Rp 136,57 juta, sementara penggilingan padi kecil memiliki rata- rata modal untuk kegiatan produksi sebesar Rp 27,04 juta. Modal ini selain
digunakan untuk proses menggiling juga digunakan untuk melakukan pembelian sementara proses menggiling sedang berlangsung. Penggilingan besar memiliki
kemampuan lebih besar untuk membeli gabah dalam jumlah besar, sehingga dapat menjual beras dan memperoleh keuntungan lebih besar dibandingkan
penggilingan kecil. Penggilingan besar yang memiliki modal besar memiliki kesempatan lebih besar untuk berinovasi dan melakukan terobosan dalam proses
produksi penggilingan. Dua penggilingan saat ini sedang mengembangkan bahan bakar dari batu bara untuk menggantikan peran solar dan minyak tanah sebagai
bahan bakar. Inovasi ini dianggap dapat meminimalisir biaya yang menjadi beban penggilingan, terlebih saat ini harga solar turut naik akibat krisis energi yang juga
menimpa Indonesia. Berbeda dengan penggilingan kecil yang terbatas modal usahanya.
5.3.5 Gabah dan Beras