Kapasitas Produksi Mesin dan Alat Penggilingan Padi

Pemilik penggilingan padi besar dan kecil memiliki kesamaan mengenai persepsi terhadap pekerjaan sebagai pemilik penggilingan padi. Pemilik menganggap bahwa penggilingan padi yang dimiliki adalah mata pencaharian utama. Beberapa pemilik memiliki pekerjaan utama sebagai pemilik tambak ikanudang, wiraswasta, atau karyawan swasta. Sebanyak sepuluh pemilik penggilingan kecil juga berprofesi sebagai petani dan pemilik lahan pertanian. Sepuluh pemilik tersebut menganggap usaha penggilingan tidak lebih utama dari pekerjaan mereka sebagai petani atau pemilik lahan. Pemilik yang menganggap penggilingan padi adalah pekerjaan sampingan tidak memungkiri bahwa bisnis di penggilingan padi mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kesejahteraan pemilik.

5.3.2 Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi merupakan salah satu karakteristik yang membedakan antara satu penggilingan padi dengan penggilingan yang lain. Kapasitas produksi mengacu pada kemampuan suatu penggilingan padi dalam memproduksi beras selama satu hari. Kapasitas produksi erat kaitannya dengan kemampuan yang dimiliki mesin, modal, jumlah gabah yang dimiliki dan faktor-faktor terkait lainnya. Kapasitas produksi penggilingan padi besar adalah di atas atau sama dengan 20 ton beras per hari. Rata-rata kapasitas produksi penggilingan padi besar dalam penelitian ini sebesar 29,23 ton beras per hari. Kapasitas produksi terkecil penggilingan besar sebesar 20 ton beras per hari, sedangkan yang paling besar adalah 60 ton beras per hari. Kemampuan produksi yang besar ini dapat dimaklumi karena penggilingan besar memiliki kemampuan untuk membeli gabah dalam jumlah banyak, tentunya dengan didukung oleh modal yang besar pula. Berbeda dengan penggilingan besar, penggilingan kecil memiliki kapasitas produksi beras per hari kurang dari 20 ton. Rata-rata kapasitas produksi penggilingan padi kecil adalah 5,91 ton beras per hari. Dalam penelitian ini, kapasitas penggilingan padi kecil terendah sebesar 2 ton beras per hari, sedangkan yang tertinggi sebesar 15 ton beras per hari. Jumlah tersebut lebih relatif lebih rendah dibandingkan penggilingan padi besar karena penggilingan padi kecil tidak memiliki jumlah gabah yang banyak, dengan mesin yang berumur tua, dan modal yang terbatas. Pemaparan mengenai gabah, mesin, dan modal disampaikan pada uraian berikutnya.

5.3.3 Mesin dan Alat Penggilingan Padi

Mesin yang digunakan oleh penggilingan dalam penelitian ini memiliki umur yang relatif tua. Mesin yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mesin husker , polisher, dan mesin penggerak mesin diesel. Rata-rata umur mesin pada penggilingan padi besar dan kecil adalah 10-12 tahun, sementara umur ekonomis mesin diprediksi hanya berkisar 5-6 tahun. Pemilik penggilingan sebenarnya mengetahui hal ini, namun beberapa menganggap pergantian atau up grade mesin tidak perlu dilakukan selama mesin masih dapat digunakan, selain juga karena modal yang dimiliki terutama penggilingan kecil relatif terbatas. Pemilik hanya melakukan perawatan dengan mengganti spare part atau suku cadang mesin yang rusak seperti rubber roll dan as mesin. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rosmawanty 2007 pada analisis kelayakan usaha pengusahaan penggilingan padi di Kabupaten Karawang. Mesin husker yang biasa digunakan oleh penggilingan semuanya merupakan mesin buatan China. Merek mesin yang mendominasi adalah Dong Fang Hong dengan tipe LM 24-2 C. Gambar 7. dibawah menunjukkan mesin tersebut. Mesin ini berumur 5 tahun dan dapat dibeli dipasaran dengan harga per unit Rp 3.000.000 sampai Rp 3.500.000. Mesin ini memiliki kapasitas giling sebesar 1500 kg gabah per jam dan berfungsi sebagai alat pemecah kulit gabah menjadi beras setengah jadi yang akan dikumpulkan untuk proses selanjutnya. Gambar 7. Mesin Husker pada Penggilingan Padi Mesin lain yang biasa digunakan adalah mesin polisher. Mesin polisher berfungsi untuk membuang kulit ari beras supaya beras putih sehingga berpenampilan lebih baik dan siap dikonsumsi. Sebagian besar penggilingan padi baik besar maupun kecil menggunakan mesin polisher bermerek Ichi dengan tipe N 70 sampai dengan N 100. Mesin ini merupakan mesin buatan China dan memiliki kapasitas sebesar 700-1000 kg gabah per jam. Mesin ini dapat dengan mudah ditemukan di pasaran alat dan mesin pertanian dengan harga beli Rp 3.500.000 sampai Rp 5.000.000. Mesin Ichi ini diduga memiliki umur ekonomi 5-6 tahun. Gambar 8. di bawah ini menunjukkan salah satu mesin Ichi bertipe N 70 dengan kapasitas produksi 700 gabah per jam. Gambar 8. Mesin Polisher pada Penggilingan Padi Mesin husker dan polisher tidak dapat berfungsi apabila tidak digerakkan oleh mesin penggerak atau diesel. Kapasitas mesin penggerak selain dari kemampuan menggiling gabah juga dapat dilihat dari ukuran daya mesin. Daya mesin penggerak dapat diukur dengan satuan horse power HP atau biasa disebut power kuda PK. Penggilingan padi besar memiliki daya mesin di atas 80 PK, dengan rata-rata daya sebesar 95,38 PK. Penggilingan padi kecil memiliki daya mesin rata-rata 63,64 PK, sebagian memiliki mesin berdaya 40 PK, 60 PK, dan sebagian kecil berdaya 80 PK. Daya mesin mempengaruhi kecepatan dan jumlah gabah yang digiling atau beras yang dapat dihasilkan dari proses penggilingan tersebut. Mesin penggerak yang biasa digunakan penggilingan padi dapat bermacam- macam, bergantung pada jenis, merek, harga, dan kapasitas mesinnya. Beberapa penggilingan menggunakan mesin merek Kubota buatan Indonesia gambar nomor 1, merek Chang Fa Hwang buatan China gambar nomor 2, dan ada pula yang menggunakan merek Mitsubishi buatan Jepang gambar nomor 3. Di lokasi penelitian, mesin Kubota yang digunakan bertipe KND 250 DI yang berfungsi untuk menggerakkan husker atau polisher. Mesin ini memiliki daya maksimum 60-80 PK atau sekitar 4800 RPM. Mesin ini dapat ditemukan di pasaran dengan harga Rp 22.000.000, relatif mahal dan banyak ditemukan di penggilingan besar, dan memiliki umur ekonomis 6-8 tahun. Gambar 9. menunjukkan mesin-mesin penggerak tersebut. Gambar 9. Mesin Penggerak Husker dan Polisher 1 2 3 Mesin Chang Fa Hwang yang digunakan bertipe CFZS 1115G dengan daya 40 PK atau 4000 RPM. Mesin ini dapat ditemukan di pasaran dengan harga Rp 2.500.000, biasa ditemukan di penggilingan kecil. Mesin ini memiliki umur ekonomi sekitar 5 tahun. Mesin buatan Jepang, Mitsubishi bertipe GD15-04 hanya dimiliki oleh beberapa penggilingan padi, karena sebagian besar lebih mempercayai mesin penggerak buatan China. Harga beli mesin ini adalah Rp 17.500.000 sampai dengan Rp 20.000.0000 dengan umur ekonomis 8 tahun. Semua mesin penggerak di atas menggunakan bahan bakar solar dalam aktivasinya. Inventaris lain yang dimiliki oleh penggilingan adalah mesin Shining dan Cera Tester . Kedua alat tersebut hanya dimiliki oleh tiga penggilingan padi besar karena relatif mahal sehingga tidak semua penggilingan memiliki alat-alat ini. Mesin Shining yang dimiliki bermerek Satake tipe KB 403 buatan Jepang yang berfungsi membuat beras lebih bersinar dan bercahaya. Mesin ini berkapasitas 2500 kg per jam dan berherga Rp 17.500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun. Cera Tester salah satunya adalah buatan Foss Electric Denmark dengan tipe TCT berfungsi untuk menguji kadar air. Mesin ini bernilai Rp 10.000.000 dengan umur ekonomis 10 tahun. Gambar 10. adalah gambar mesin shining dan cera tester. Gambar 10. Mesin Shining dan Cera Tester 1 2 Solar yang digunakan sebagai bahan bakar penggerak mesin dapat berbeda satu penggilingan padi dengan yang lainnya. Rata-rata penggunaan solar penggilingan besar adalah 291,54 liter, sementara penggilingan padi kecil rata-rata 69,09 liter. Produktivitas penggilingan padi besar adalah satu liter solar menghasilkan beras sejumlah satu ton, sedangkan penggilingan padi kecil mampu menghasilkan 0,86 ton beras dengan penggunaan satu liter solar. Hal ini terjadi karena perbedaan teknologi mesin penggerak yang digunakan masing-masing penggilingan padi, baik besar maupun kecil. Tiap penggilingan memiliki satu atau lebih mesin giling. Penggilingan padi kecil sebagian besar memiliki satu unit mesin giling mesin husker, polisher, dan diesel, sementara penggilingan padi besar memiliki 4-6 unit. Beberapa penggilingan padi besar memiliki sistem kontinyu dan mengeliminasi peran tenaga manusia dalam proses produksinya sebagian lain semi kontinyu, dengan masih melibatkan tenaga manusia dalam prosesnya. Penggilingan padi kecil sepenuhnya masih menggunakan mesin secara manual dengan menggunakan tenaga manusia. Mesin-mesin tersebut di atas selalu digunakan setiap hari selama proses produksi berlangsung. Ketiganya digunakan selama sehari produksi sekitar 8-10 jam per hari. Dengan menggabungkan seluruh mesin yang dimiliki oleh penggilingan padi, hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata jam kerja mesin JKM per hari penggilingan padi besar adalah 26,92 jam, sedangkan penggilingan padi kecil sebesar 16,13 jam. Perbedaan ini terjadi karena penggilingan padi besar memiliki jumlah unit mesin yang lebih banyak daripada yang dimiliki penggilingan padi kecil. JKM berhubungan erat dengan produksi beras yang dihasilkan. Semakin banyak JKM yang digunakan, maka semakin banyak pula jumlah beras yang dihasilkan oleh suatu penggilingan padi. Dapat dilihat bahwa produksi beras penggilingan padi besar lebih tinggi daripada penggilingan padi kecil. Alat-alat lain yang digunakan selain mesin dalam penggilingan merupakan alat ringan seperti ayakan, timbangan besar atau kecil, mesin jahit besar atau kecil, dan mesin press kecil atau besar. Alat-alat tersebut merupakan buatan dalam negeri, dengan harga yang relatif murah dan umur ekonomis yang kurang dari dua tahun.

5.3.4 Modal Usaha