Penelitian Mengenai Produksi Penggilingan Padi

GKG per jam atau sekitar lima sampai 20 ton beras per hari. Sistem PPK dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tipe sederhana dan tipe lengkap. 4. Penggilingan Padi Sederhana PPS PPS merupakan unit peralatan teknik baik merupakan satu unit tersendiri maupun merupakan gabungan dari beberapa mesin, dimana proses satu sama lain dihubungkan dengan tenaga manusia dengan kapasitas 0,5 sampai satu ton GKG per jam atau kurang dari lima ton beras per hari. Penggilingan dikatakan sederhana karena teknologi yang digunakan sudah dikenal sejak mulai menggunakan mesin penggilingan padi sampai saat ini secara turun temurun tanpa perubahan berarti. Beberapa jenis penggilingan sederhana, antara lain mesin tipe engelberg dan kombinasi dari beberapa mesin khususnya husker, separator, dan polisher.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

2.5.1 Penelitian Mengenai Produksi Penggilingan Padi

Masroh 2005 dalam penelitiannya mampu menghasilkan kombinasi kuantitas pengadaan dari kelima jenis produk beras dan bekatul pada Unit Penggilingan Padi UPP Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat. Kombinasi tersebut antara lain beras super diproduksi sebanyak 22.776,94 kg per bulan, beras kepala sebanyak 144.223,06 kg per bulan, beras medium sebesar 40.063,4 kilogram per bulan, beras medium BJ sebanyak 12.945,88 kg per bulan, dan beras broken sebanyak 26.404,05 kg per bulan. Untuk menghasilkan kombinasi kuantitas pengadaan sama dengan kombinasi kuantitas optimal maka kuantitas pengadaan beras super harus aktual diturunkan sebesar 1,28 persen, beras medium diturunkan sebesar 5,27 persen. Penelitian Masroh 2005 dilakukan dengan menggunakan metode linear programming. Tahun 2005, Purwoko dalam penelitiannya menyatakan bahwa pola data produksi beras kualitas PT Pertani tidak stasioner, memiliki unsur tren dan musiman. Proyeksi produksi beras kualitas sebesar 26.792.589 kg pada tahun 2004. Jika dibandingkan dengan target penjualan 40 ribu ton, maka sebesar 66,98 persen, beras yang akan dijual PT Pertani adalah beras kualitas. Purwoko 2005 mampu meramalkan proyeksi produksi beras kualitas PT Pertani hanya sekitar 0,096 persen dari potensi pasar beras kualitas. Studi kelayakan usaha terhadap pengusahaan penggilingan padi dilakukan oleh Rosmawanty pada tahun 2007 di Kabupaten Karawang. Dalam penelitiannya, Rosmawanty 2007 menyebutkan bahwa penusahaan penggilingan padi skala besar adalah yang paling menguntungkan dibandingkan penggilingan skala sedang dan skala kecil. Hal tersebut terjadi karena pengusahaan penggilingan padi besar memiliki tingkat rendemen yang tinggi sehingga penerimaan yang diperoleh dari penjualan beras giling lebih besar. Penggilingan padi sedang memiliki tingkat keuntungan yang tidak lebih kecil dari penggilingan padi kecil kerena hasil sampingan berupa dedak atau menir tergabung dan dijual dengan harga yang lebih murah sehingga berpengaruh pada penerimaan pendapatan yang lebih rendah. Persamaan penelitian ini dengan ketiganya adalah objek yang diteliti sama yaitu penggilingan padi. Sedangkan, perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian di atas adalah bahwa penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pendapatan penggilingan padi dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi.

2.5.2 Penelitian Mengenai Tingkat Pendapatan dan Efisiensi