Analisis Skala Usaha Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Sentralnya peran modal bagi penggilingan padi juga dapat ditunjukkan oleh analisis statistic. Modal memepngaruhi produksi beras penggilingan padi di Kabupaten Karawang secara nyata dan signifikan pada selang kepercayaan 95 persen. Tingkat elastisitas modal dalam model produksi dapat diketahui melalui koefisien regresi yang bernilai 0,143, yang berarti bahwa setiap tambahan satu satuan penambahan modal, mampu meningkatkan produksi beras penggilingan sebesar 0,143 satuan, dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap cateris paribus . Faktor produksi yang berpengaruh nyata dan positif terhadap produksi beras di penggilingan padi adalah jumlah GKP, jumlah solar, dan modal. Jika dilihat dari besaran nilai elastisitasnya, maka faktor produksi yang paling responsif terhadap produksi beras di penggilingan padi adalah penggunaan GKP dengan nilai elastisitas sebesar 0,709. Jumlah GKP adalah faktor yang paling menentukan produksi beras di penggilingan padi.

8.3 Analisis Skala Usaha

Analisis skala usaha digunakan untuk mengetahui apakah produksi beras dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil dibandingkan kenaikan faktor-faktor produksi jika penggunaannya ditambah secara proporsional. Increasing return to scale terjadi apabila kenaikan produksi lebih besar. Apabila lebih kecil, maka disebut decreasing return to scale, dan apabila sama, maka disebut constant return to scale . Dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas, nilai koefisien regresi merupakan nilai elastisitas dari masing-masing variabel, sedangkan penjumlahan dari nilai-nilai elastisitas tersebut dapat digunakan untuk menduga keadaan skala usaha produksi. Hasil pendugaan dan pengujian fungsi produksi Cobb-Douglas diperoleh jumlah nilai elastisitas seluruh faktor produksi sebesar 0,9549. Karena nilai tersebut lebih kecil dari satu, maka dapat disimpulkan bahwa produksi beras pada penggilingan padi berada pada skala kenaikan hasil yang menurun decreasing return to scale . Nilai ini mengandung pengertian bahwa penambahan satu persen dari masing-masing faktor produksi secara bersama-sama akan meningkatkan produksi sebesar 0,9549 persen. Pada skala usaha ini, peningkatan jumlah produksi yang disebabkan oleh penambahan penggunaan faktor-faktor produksi lebih besar daripada peningkatan hasil produksinya. Salah satu yang menyebabkan hal ini adalah karena adanya faktor rendemen dalam aktivitas mengubah dan menggiling gabah menjadi beras. Tidak semua gabah yang digiling menjadi beras seutuhnya. Selain faktor rendemen, “kehilangan” kuantitas juga terjadi dari mulai aktivitas pembelian gabah, pengeringan gabah sampai pada proses penjualan.

8.4 Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Tingkat efisiensi ekonomi dari penggunaan faktor-faktor produksi dapat dilihat dari besarnya rasio Nilai Marjinal Produk NPM dan Biaya Korbanan Marjinal BKM. Faktor-faktor produksi yang dapat dianalisis adalah faktor-faktor produksi yang bersifat fisik dan dapat dinilai dengan satuan rupiah. Faktor-faktor produksi tersebut antara lain faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi beras berdasarkan hasil uji t, yaitu jumlah GKP dan Solar. Rata-rata kapasitas produksi beras per hari yang dihasilkan penggilingan padi secara agregat di Kabupaten Karawang adalah 14.571,43 kg, dengan harga jual rata-rata Rp 4.979 per kg. Penggunaan rata-rata GKP per hari adalah 24.974,29 kg dan penggunaan solar rata-rata per hari 152,97 liter. Harga rata-rata GKP per kg adalah Rp 2.411, sementara harga rata-rata untuk solar adalah Rp 4.300 per liter. Informasi mengenai penggunaan rata-rata masing-masing faktor produksi dan harga rata-rata digunakan untuk menduga besarnya rasio NPM dan BKM. Tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada penggilingan padi secara agregat di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Rasio NPM dan BKM pada Pengusahaan Penggilingan Padi di Kabupaten Karawang Faktor Produksi Penggunaan Rata-Rata Aktual Koefisien Regresi NPM BKM Rasio NPMBKM GKP kg 24.974,29 0,709 2.480,685 2.411 0,854 Solar liter 152,97 0,146 67.899,84 4.300 16,102 Tabel 24. menunjukkan penggunaan faktor-faktor produksi aktual dan rasio Nilai Produk Marjinal NPM dengan Biaya Korbanan Marjinal BKM pada penggilingan padi di Kabupaten Karawang. Rasio NPM dan BKM pada setiap faktor produksi menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi dalam pengusahaan penggilingan padi di Kabupaten Karawang tidak efisien secara ekonomi, karena nilai-nilai rasio NPM dan BKM tidak ada yang sama dengan satu. Rasio ini juga berarti bahwa penggunaan faktor-faktor produksi pada penggilingan padi belum optimal pada jumlah produksi yang sama. GKP memiliki NPM sebesar 2.480,685 yang artinya bahwa setiap penambahan penggunaan satu kilogram GKP, akan memberikan tambahan penerimaan sebesar Rp 2.480,685. Rasio NPM dan BKM diperoleh sebesar 0,854 dengan harga rata-rata GKP sebesar Rp 2.411 per kilogram dan koefisien regresi sebesar 0,709. Rasio NPM dan BKM GKP yang kurang dari satu menunjukkan bahwa penggunaan GKP sudah melampaui batas optimal, karena penambahan biaya lebih besar daripada tambahan penerimaannya. sehingga penggilingan padi harus mengurangi penggunaan GKP agar tercapai kondisi yang efisien dan optimal. Penggunaan GKP yang melampaui batas ini disebabkan oleh antisipasi yang dilakukan penggilingan padi dalam mengolah gabah menjadi beras. Hal ini terjadi karena adanya penyusutan yang baik kehilangan kuantitas gabah selama proses ataupun pengaruh dari tingkat rendemen yang mengkonversi gabah menjadi beras. Solar memiliki NPM sebesar 67.899,84, yang artinya bahwa setiap penambahan penggunaan satu liter solar, akan memberikan tambahan penerimaan sebesar Rp 67.899,84. Harga rata-rata solar adalah Rp 4.300 per liter dengan koefisien regresi sebesar 0,146. Rasio NPM dan BKM yang paling besar adalah pada penggunaan faktor produksi solar sebesar 16,102. Berdasarkan nilai tersebut, maka penggunaan faktor produksi solar memerlukan penambahan yang relatif besar agar tercapai tingkat efisien. Dengan rasio NPM dan BKM sebesar itu, maka penggunaan solar perlu ditambah dalam jumlah yang relatif besar agar penggunaanya efisien dan optimal.

8.5 Kombinasi Optimal Faktor-Faktor Produksi